STRATEGI PELAKSANAAN
(SP)
Masalah Utama :
Perilaku kekerasan/Amuk/Marah
A. PROSES KEPERAWATAN
1) Pengkajian :
a)
Data Subyektif :
Klien mengatakan benci atau kesal pada seseorang.
Klien suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya jika sedang kesal atau marah.
Riwayat perilaku kekerasan atau gangguan jiwa lainnya.
b)
Data Obyektif :
Mata merah, wajah agak merah.
Nada suara tinggi dan keras, bicara menguasai.
Ekspresi marah saat membicarakan orang, pandangan tajam.
Merusak
dan melempar barang‑barang.
2)
Diagnosa
keperawatan : Perilaku kekerasan/ngamuk
B. STRTEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Tindakan keperawatan untuk pasien
a. Tujuan
1) Pasien dapat mengidentifikasi penyebab
perilaku kekerasan
2) Pasien dapat mengidentifikasi tanda-tanda
perilaku kekerasan
3) Pasien dapat menyebutkan jenis perilaku
kekerasan yang pernah dilakukannya
4) Pasien dapat menyebutkan akibat dari
perilaku kekerasan yang dilakukannya
5) Pasien dapat menyebutkan cara
mencegah/mengontrol perilaku kekerasannya
6) Pasien dapat mencegah/mengontrol perilaku
kekerasannya secara fisik, spiritual, sosial, dan dengan terapi psikofarmaka.
b. Tindakan
1) Bina hubungan saling percaya
Dalam membina hubungan saling percaya
perlu dipertimbangkan agar pasien merasa aman dan nyaman saat berinteraksi
dengan saudara. Tindakan yang harus saudara lakukan dalam rangka membina
hubungan saling percaya adalah:
a) Mengucapkan salam terapeutik
b) Berjabat tangan
c) Menjelaskan tujuan interaksi
d) Membuat kontrak topik, waktu dan tempat
setiap kali bertemu pasien
2) Diskusikan bersama pasien penyebab
perilaku kekerasan saat ini dan yang
lalu
3) Diskusikan perasaan pasien jika terjadi
penyebab perilaku kekerasan
a) Diskusikan tanda dan gejala perilaku
kekerasan secara fisik
b) Diskusikan tanda dan gejala perilaku
kekerasan secara psikologis
c) Diskusikan tanda dan gejala perilaku
kekerasan secara sosial
d) Diskusikan tanda dan gejala perilaku
kekerasan secara spiritual
e) Diskusikan tanda dan gejala perilaku
kekerasan secara intelektual
4) Diskusikan bersama
pasien perilaku kekerasan yang biasa dilakukan pada saat marah
secara:
a) verbal
b) terhadap orang lain
c) terhadap diri sendiri
d) terhadap lingkungan
5) Diskusikan bersama pasien akibat
perilakunya
6) Diskusikan bersama pasien cara mengontrol
perilaku kekerasan secara:
a) Fisik: pukul kasur dan batal, tarik nafas
dalam
b) Obat
c) Social/verbal: menyatakan secara asertif
rasa marahnya
d) Spiritual: sholat/berdoa sesuai keyakinan
pasien
7) Latih pasien mengontrol perilaku kekerasan
secara fisik:
a) Latihan nafas dalam dan pukul kasur –
bantal
b) Susun jadwal latihan dalam dan pukul kasur
– bantal
8) Latih pasien mengontrol perilaku kekerasan
secara sosial/verbal
a) Latih mengungkapkan rasa marah secara
verbal: menolak dengan baik, meminta dengan baik, mengungkapkan perasaan dengan
baik
b) Susun jadwal latihan mengungkapkan marah
secara verbal.
9) Latih mengontrol perilaku kekerasan secara
spiritual:
a) Latih mengontrol marah secara spiritual:
sholat, berdoa
b) Buat jadwal latihan sholat, berdoa
10) Latih mengontrol perilaku kekerasan dengan
patuh minum obat:
a) Latih pasien minum obat secara teratur
dengan prinsip lima benar (benar nama pasien, benar nama obat, benar cara minum
obat, benar waktu minum obat, dan benar dosis obat) disertai penjelasan guna
obat dan akibat berhenti minum obat
b) Susun jadwal minum obat secara teratur
11) Ikut sertakan pasien dalam Terapi
Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi
mengontrol Perilaku Kekerasan
SP 1 Pasien : Membina
hubungan saling percaya, identifikasi penyebab perasaan marah, tanda dan gejala
yang dirasakan, perilaku kekerasan yang dilakukan, akibatnya serta cara
mengontrol secara fisik I
ORIENTASI:
“Selamat pagi pak, perkenalkan
nama saya Lalu Tony Arfiyan Martha Dinata, panggil saya Tony, saya perawat
yang dinas di ruangan ini, Nama bapak siapa, senangnya dipanggil apa?”
“Bagaimana perasaan bapak saat
ini?, Masih ada perasaan kesal atau marah?”
“Baiklah kita akan berbincang-bincang sekarang tentang perasaan marah bapak”
“Berapa lama bapak mau kita berbincang-bincang?” Bagaimana kalau 10
menit?
“Dimana enaknya kita duduk untuk berbincang-bincang, pak? Bagaimana
kalau di ruang tamu?”
KERJA:
“Apa yang menyebabkan bapak marah?, Apakah sebelumnya bapak pernah
marah? Terus, penyebabnya apa? Samakah dengan yang sekarang?. O..iya, apakah
ada penyebab lain yang membuat bapak marah”
“Pada saat penyebab
marah itu ada, seperti bapak stress karena pekerjaan atau masalah uang(misalnya ini penyebab
marah pasien), apa yang bapak rasakan?” (tunggu respons pasien)
“Apakah bapak merasakan kesal kemudian dada bapak berdebar-debar, mata
melotot, rahang terkatup rapat, dan tangan mengepal?”
“Setelah itu apa yang bapak lakukan? O..iya, jadi bapak marah-marah,
membanting pintu dan memecahkan barang-barang, apakah dengan cara ini stress
bapak hilang? Iya, tentu tidak. Apa kerugian
cara yang bapak lakukan? Betul, istri jadi takut barang-barang pecah. Menurut
bapak adakah cara lain yang lebih baik? Maukah bapak belajar cara
mengungkapkan kemarahan dengan baik tanpa menimbulkan kerugian?”
”Ada beberapa cara untuk mengontrol kemarahan, pak. Salah satunya
adalahlah dengan cara fisik. Jadi melalui kegiatan fisik disalurkan rasa
marah.”
”Ada beberapa cara, bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu?”
”Begini pak, kalau tanda-tanda marah tadi sudah
bapak rasakan maka bapak berdiri, lalu tarik napas dari hidung, tahan
sebentar, lalu keluarkan/tiupu perlahan –lahan melalui mulut seperti
mengeluarkan kemarahan. Ayo coba lagi, tarik dari hidung, bagus.., tahan, dan
tiup melalui mulut. Nah, lakukan 5 kali. Bagus sekali, bapak sudah bisa melakukannya. Bagaimana
perasaannya?”
“Nah, sebaiknya latihan ini bapak lakukan secara rutin, sehingga bila
sewaktu-waktu rasa marah itu muncul bapak sudah terbiasa melakukannya”
TERMINASI
“Bagaimana perasaan bapak setelah berbincang-bincang tentang kemarahan
bapak?”
”Iya jadi ada 2 penyebab bapak marah ........ (sebutkan) dan yang
bapak rasakan ........ (sebutkan) dan yang bapak lakukan ....... (sebutkan)
serta akibatnya ......... (sebutkan)
”Coba selama saya tidak ada, ingat-ingat lagi penyebab marah bapak yang lalu, apa
yang bapak lakukan kalau marah yang belum kita bahas dan jangan lupa latihan
napas dalamnya ya pak. ‘Sekarang kita buat jadual latihannya ya pak,
berapa kali sehari bapak mau latihan napas dalam?, jam berapa saja pak?”
”Baik, bagaimana kalau 2 jam lagi saya
datang dan kita latihan cara yang lain untuk mencegah/mengontrol marah.
Tempatnya disini saja ya pak, Selamat pagi”
|
SP 2 Pasien: Latihan mengontrol perilaku kekerasan
secara fisik ke-2
a. Evaluasi latihan nafas dalam
b. Latih cara fisik ke-2: pukul kasur dan
bantal
c. Susun jadwal kegiatan harian cara kedua
ORIENTASI
“Selamat pagi pak, sesuai dengan janji saya tiga jam yang lalu
sekarang saya datang lagi”
“Bagaimana perasaan bapak saat ini, adakah hal yang menyebabkan bapak
marah?”
“Baik, sekarang kita akan belajar cara mengontrol perasaan marah
dengan kegiatan fisik untuk cara yang kedua”
“sesuai janji kita tadi kita akan berbincang-bincang sekitar 20 menit
dan tempatnya disini di ruang tamu,bagaimana bapak setuju?”
KERJA
“Kalau ada yang menyebabkan bapak marah dan muncul perasaan kesal,
berdebar-debar, mata melotot, selain napas dalam bapak dapat melakukan
pukul kasur dan bantal”.
“Sekarang mari kita latihan
memukul kasur dan bantal. Mana kamar bapak? Jadi kalau nanti bapak kesal
dan ingin marah, langsung ke kamar dan lampiaskan kemarahan tersebut dengan
memukul kasur dan bantal. Nah, coba bapak lakukan, pukul kasur dan bantal.
Ya, bagus sekali bapak melakukannya”.
“Kekesalan lampiaskan ke kasur atau bantal.”
“Nah cara inipun dapat dilakukan secara rutin jika ada perasaan
marah. Kemudian jangan lupa merapikan tempat tidurnya
TERMINASI
“Bagaimana perasaan bapak setelah latihan cara menyalurkan marah
tadi?”
“Ada berapa cara yang sudah kita latih, coba bapak sebutkan
lagi?Bagus!”
“Mari kita masukkan kedalam jadual kegiatan sehari-hari
bapak. Pukul kasur bantal mau jam berapa? Bagaimana kalau setiap bangun
tidur? Baik, jadi jam 05.00 pagi.
dan jam jam 15.00 sore. Lalu kalau ada keinginan marah sewaktu-waktu
gunakan kedua cara tadi ya pak. Sekarang kita
buat jadwalnya ya pak, mau berapa kali sehari bapak latihan memukul kasur
dan bantal serta tarik nafas dalam ini?”
“Besok pagi
kita ketemu lagi kita akan latihan cara mengontrol marah dengan belajar
bicara yang baik. Mau jam berapa pak? Baik, jam 10 pagi ya. Sampai jumpa&istirahat
y pak”
ORIENTASI
“Selamat pagi pak, sesuai dengan janji saya tiga jam yang lalu
sekarang saya datang lagi”
“Bagaimana perasaan bapak saat ini, adakah hal yang menyebabkan bapak
marah?”
“Baik, sekarang kita akan belajar cara mengontrol perasaan marah
dengan kegiatan fisik untuk cara yang kedua”
“sesuai janji kita tadi kita akan berbincang-bincang sekitar 20 menit
dan tempatnya disini di ruang tamu,bagaimana bapak setuju?”
KERJA
“Kalau ada yang menyebabkan bapak marah dan muncul perasaan kesal,
berdebar-debar, mata melotot, selain napas dalam bapak dapat melakukan
pukul kasur dan bantal”.
“Sekarang mari kita latihan
memukul kasur dan bantal. Mana kamar bapak? Jadi kalau nanti bapak kesal
dan ingin marah, langsung ke kamar dan lampiaskan kemarahan tersebut dengan
memukul kasur dan bantal. Nah, coba bapak lakukan, pukul kasur dan bantal.
Ya, bagus sekali bapak melakukannya”.
“Kekesalan lampiaskan ke kasur atau bantal.”
“Nah cara inipun dapat dilakukan secara rutin jika ada perasaan
marah. Kemudian jangan lupa merapikan tempat tidurnya
TERMINASI
“Bagaimana perasaan bapak setelah latihan cara menyalurkan marah
tadi?”
“Ada berapa cara yang sudah kita latih, coba bapak sebutkan
lagi?Bagus!”
“Mari kita masukkan kedalam jadual kegiatan sehari-hari
bapak. Pukul kasur bantal mau jam berapa? Bagaimana kalau setiap bangun
tidur? Baik, jadi jam 05.00 pagi.
dan jam jam 15.00 sore. Lalu kalau ada keinginan marah sewaktu-waktu
gunakan kedua cara tadi ya pak. Sekarang kita
buat jadwalnya ya pak, mau berapa kali sehari bapak latihan memukul kasur
dan bantal serta tarik nafas dalam ini?”
“Besok pagi
kita ketemu lagi kita akan latihan cara mengontrol marah dengan belajar
bicara yang baik. Mau jam berapa pak? Baik, jam 10 pagi ya. Sampai jumpa&istirahat
y pak”
|
SP 3
Pasien : Latihan mengontrol perilaku kekerasan secara sosial/verbal:
a. Evaluasi jadwal harian untuk dua cara
fisik
b. Latihan mengungkapkan rasa marah secara
verbal: menolak dengan baik, meminta dengan baik, mengungkapkan perasaan dengan
baik.
c. Susun jadwal latihan mengungkapkan marah
secara verbal
ORIENTASI
“Selamat
pagi pak, sesuai dengan janji saya kemarin sekarang kita ketemu lagi”
“Bagaimana
pak, sudah dilakukan latihan tarik napas dalam dan pukul kasur bantal?, apa
yang dirasakan setelah melakukan latihan secara teratur?”
“Coba saya lihat jadwal
kegiatan hariannya.”
“Bagus. Nah kalau tarik
nafas dalamnya dilakukan sendiri tulis M, artinya mandiri; kalau diingatkan
suster baru dilakukan tulis B, artinya
dibantu atau diingatkan. Nah kalau tidak dilakukan tulis T, artinya belum bisa
melakukan
“Bagaimana kalau sekarang
kita latihan cara bicara untuk mencegah marah?”
“Dimana enaknya kita
berbincang-bincang?Bagaimana kalau di tempat yang sama?”
“Berapa lama bapak mau kita
berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15 menit?”
KERJA
“Sekarang kita latihan
cara bicara yang baik untuk mencegah marah. Kalau marah sudah dusalurkan
melalui tarik nafas dalam atau pukul kasur dan bantal, dan sudah lega, maka
kita perlu bicara dengan orang yang membuat kita marah. Ada tiga caranya pak:
1.
Meminta dengan baik tanpa marah dengan nada suara
yang rendah serta tidak menggunakan kata-kata kasar. Kemarin Bapak bilang
penyebab marahnya larena minta uang sama isteri tidak diberi. Coba Bapat minta
uang dengan baik:”Bu, saya perlu uang untuk membeli rokok.” Nanti bisa dicoba
di sini untuk meminta baju, minta obat dan lain-lain. Coba bapak praktekkan.
Bagus pak.”
2.
Menolak dengan baik, jika ada yang menyuruh dan
bapak tidak ingin melakukannya, katakan: ‘Maaf saya tidak bisa melakukannya
karena sedang ada kerjaan’. Coba bapak praktekkan. Bagus pak”
3.
Mengungkapkan perasaan kesal, jika ada perlakuan
orang lain yang membuat kesal bapak dapat mengatakan:’ Saya jadi ingin marah
karena perkataanmu itu’. Coba praktekkan. Bagus”
TERMINASI
“Bagaimana perasaan bapak
setelah kita bercakap-cakap tentang cara mengontrol marah dengan bicara yang
baik?”
“Coba bapak sebutkan lagi
cara bicara yang baik yang telah kita pelajari”
“Bagus sekal, sekarang mari
kita masukkan dalam jadual. Berapa kali sehari bapak mau latihan bicara yang baik?, bisa kita buat
jadwalnya?”
Coba masukkan dalam jadual latihan sehari-hari,
misalnya meminta obat, uang, dll. Bagus nanti dicoba ya Pak!”
“Bagaimana kalau dua jam lagi kita ketemu
lagi?”
“Nanti kita akan
membicarakan cara lain untuk mengatasi rasa marah bapak yaitu dengan cara
ibadah, bapak setuju? Mau di mana Pak? Di sini lagi? Baik sampai nanti ya”
SP 4 Pasien : Latihan mengontrol perilaku
kekerasan secara spiritual
a. Diskusikan hasil latihan mengontrol perilaku
kekerasan secara fisik
dan sosial/verbal
b. Latihan sholat/berdoa
c. Buat jadual latihan sholat/berdoa
ORIENTASI
“Selamat pagi pak, sesuai
dengan janji saya dua jam yang lalu
sekarang saya datang lagi” Baik, yang mana yang mau dicoba?”
“Bagaimana pak, latihan
apa yang sudah dilakukan?Apa yang dirasakan setelah melakukan latihan secara
teratur? Bagus sekali, bagaimana rasa marahnya”
“Bagaimana kalau sekarang
kita latihan cara lain untuk mencegah rasa marah yaitu dengan ibadah?”
“Dimana enaknya kita
berbincang-bincang?Bagaimana kalau di tempat tadi?”
“Berapa lama bapak mau
kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15 menit?
KERJA
“Coba ceritakan kegiatan ibadah yang biasa Bapak lakukan! Bagus. Baik,
yang mana mau dicoba?
“Nah, kalau bapak
sedang marah coba bapak langsung duduk dan tarik napas dalam. Jika tidak reda
juga marahnya rebahkan badan agar rileks. Jika tidak reda juga, ambil air
wudhu kemudian sholat”.
“Bapak bisa melakukan
sholat secara teratur untuk meredakan kemarahan.”
“Coba Bpk sebutkan sholat
5 waktu? Bagus. Mau coba yang mana?Coba sebutkan caranya (untuk yang
muslim).”
TERMINASI
Bagaimana perasaan bapak
setelah kita bercakap-cakap tentang cara yang ketiga ini?”
“Jadi sudah berapa cara
mengontrol marah yang kita pelajari? Bagus”.
“Mari kita masukkan
kegiatan ibadah pada jadual kegiatan bapak. Mau berapa kali bapak sholat.
Baik kita masukkan sholat ....... dan ........ (sesuai kesepakatan
pasien)
“Coba bapak sebutkan lagi
cara ibadah yang dapat bapak lakukan bila bapak merasa marah”
“Setelah ini coba bapak lakukan jadual
sholat sesuai jadual yang telah kita
buat tadi”
“Besok kita ketemu lagi ya
pak, nanti kita bicarakan cara keempat mengontrol rasa marah, yaitu dengan
patuh minum obat.. Mau jam berapa pak? Seperti sekarang saja, jam 10 ya?”
“Nanti kita akan membicarakan cara
penggunaan obat yang benar untuk mengontrol rasa marah bapak, setuju pak?”
|
SP 5 Pasien : Latihan
mengontrol perilaku kekerasan dengan obat
a. Evaluasi jadwal kegiatan harian pasien
untuk cara mencegah marah yang sudah dilatih.
b. Latih pasien minum obat secara teratur
dengan prinsip lima benar (benar nama pasien, benar nama obat, benar cara minum
obat, benar waktu minum obat, dan benar dosis obat) disertai penjelasan guna
obat dan akibat berhenti minum obat.
c. Susun jadual minum obat secara
teratur
ORIENTASI
“Selamat pagi pak, sesuai
dengan janji saya kemarin hari ini kita ketemu lagi” “Bagaimana
pak, sudah dilakukan latihan tarik napas dalam, pukul kasur bantal, bicara yang baik serta sholat?, apa yang
dirasakan setelah melakukan latihan secara teratur?. Coba kita lihat cek
kegiatannya”.
“Bagaimana kalau sekarang
kita bicara dan latihan tentang cara minum obat yang benar untuk mengontrol
rasa marah?”
“Dimana enaknya kita
berbincang-bincang? Bagaimana kalau di tempat kemarin?”
“Berapa lama bapak mau kita
berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15 menit”
FASEKERJA (perawat
membawa obat pasien)
“Bapak
sudah dapat obat dari dokter?”
Berapa macam obat yang Bapak
minum? Warnanya apa saja? Bagus! Jam berapa Bapak minum? Bagus!
“Obatnya ada tiga macam pak, yang warnanya
oranye namanya CPZ gunanya agar pikiran
tenang, yang putih ini namanya THP agar
rileks, dan yang merah jambu ini namanya
HLP agar pikiran teratur dan rasa marah berkurang. Semuanya ini harus
bapak minum 3 kali sehari jam 7 pagi,
jam 1 sian g, dan jam 7 malam”.
“Bila nanti setelah minum
obat mulut bapak terasa kering, untuk
membantu mengatasinya bapak bisa minum air putih yang tersedia di ruangan”.
“Bila terasa mata berkunang-kunang, bapak
sebaiknya istirahat dan jangan beraktivitas dulu”
“Nanti di rumah sebelum
minum obat ini bapak lihat dulu label di kotak obat apakah benar nama bapak tertulis disitu,
berapa dosis yang harus diminum, jam berapa saja harus diminum. Baca juga
apakah nama obatnya sudah benar? Di sini minta obatnya pada suster kemudian cek
lagi apakah benar obatnya!”
“Jangan pernah menghentikan
minum obat sebelum berkonsultasi dengan dokter ya pak, karena dapat terjadi
kekambuhan.”
“Sekarang kita masukkan
waktu minum obatnya kedalam jadual ya pak.”
TERMINASI
“Bagaimana perasaan
bapak setelah kita bercakap-cakap tentang cara minum obat yang benar?”
“Coba bapak sebutkan
lagijenis obat yang Bapak minum! Bagaimana cara minum obat yang benar?”
“Nah, sudah berapa cara
mengontrol perasaan marah yang kita pelajari?. Sekarang kita tambahkan jadual
kegiatannya dengan minum obat. Jangan lupa laksanakan semua dengan teratur ya”.
“Baik, Besok kita ketemu
kembali untuk melihat sejauhma ana bapak melaksanakan kegiatan dan sejauhmana
dapat mencegah rasa marah. Sampai jumpa”
1.
Tindakan keperawatan untuk keluarga
a. Tujuan
Keluarga
dapat merawat pasien di rumah
b. Tindakan
1) Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga
dalam merawat pasien
2) Diskusikan bersama keluarga tentang
perilaku kekerasan (penyebab,
tanda dan gejala, perilaku yang muncul dan
akibat dari perilaku tersebut)
3) Diskusikan bersama keluarga kondisi-kondisi
pasien yang perlu segera dilaporkan kepada perawat, seperti melempar atau
memukul benda/orang lain
4) Latih keluarga merawat pasien dengan
perilaku kekerasan
a) Anjurkan keluarga untuk memotivasi pasien
melakukan tindakan yang telah diajarkan oleh perawat
b) Ajarkan keluarga untuk memberikan pujian
kepada pasien bila pasien dapt melakukan kegiatan tersebut secara tepat
c) Diskusikan bersama keluarga tindakan yang
harus dilakukan bila pasien menunjukkan gejala-gejala perilaku kekerasan
5)
Buat perencanaan pulang bersama keluarga
SP 1 Keluarga: Memberikan penyuluhan kepada keluarga
tentang cara merawat klien perilaku kekerasan di rumah
1) Diskusikan masalah yang
dihadapi keluarga dalam merawat pasien
2) Diskusikan bersama
keluarga tentang perilaku kekerasan (penyebab,
tanda dan gejala, perilaku yang muncul dan
akibat dari perilaku
tersebut)
3) Diskusikan bersama
keluarga kondisi-kondisi pasien yang perlu segera dilaporkan kepada perawat,
seperti melempar atau memukul benda/orang lain
ORIENTASI
“Selamat pagi bu, perkenalkan nama saya A K,
saya perawat dari ruang Soka ini, saya yang akan merawat bapak (pasien). Nama ibu siapa, senangnya
dipanggil apa?”
“Bisa kita berbincang-bincang sekarang
tentang masalah yang Ibu hadapi?”
“Berapa lama ibu kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 30 menit?”
“Di mana enaknya kita berbincang-bincang, Bu? Bagaimana kalau di ruang
tamu?”
KERJA
“Bu, apa masalah yang Ibu hadapi/ dalam merawat Bapak? Apa yang Ibu
lakukan? Baik Bu, Saya akan coba jelaskantentang marah Bapak dan hal-hal yang
perlu diperhatikan.”
“Bu, marah adalah
suatu perasaan yang wajar tapi bisa tidak disalurkan dengan benar akan
membahayakan dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan.
Yang menyebabkan suami ibu marah dan ngamuk adalah kalau dia merasa
direndahkan, keinginan tidak terpenuhi. Kalau Bapak apa penyebabnya Bu?”
“Kalau nanti wajah suami ibu tampak tegang dan merah, lalu kelihatan
gelisah, itu artinya suami ibu sedang marah, dan biasanya setelah itu ia akan
melampiaskannya dengan membanting-banting perabot rumah tangga atau memukul
atau bicara kasar? Kalau apa perubahan terjadi? Lalu apa yang biasa dia
lakukan?””
“Nah bu, ibu sudah lihat khan apa yang saya ajarkan kepada bapak bila
tanda-tanda kemarahan itu muncul. Ibu bisa bantu bapak dengan cara
mengingatkan jadual latihan cara mengontrol marah yang sudah dibuat yaitu
secara fisik, verbal, spiritual dan obat teratur”. Kalau bapak bisa
melakukanya jangan lupa di puji ya bu”
TERMINASI
“Bagaimana perasaan ibu setelah kita bercakap-cakap tentang cara
merawat bapak?”
“Coba ibu sebutkan lagi cara merawat bapak”
“Setelah ini coba ibu ingatkan jadual yang telah dibuat untuk bapak ya
bu”
“Bagaimana kalau kita ketemu 2 hari lagi untuk latihan cara-cara yang
telah kita bicarakan tadi langsung kepada bapak?”
“Tempatnya disini saja lagi ya bu?”
|
SP 2 Keluarga:
Melatih keluarga melakukan cara-cara mengontrol
Kemarahan
a)
Evaluasi
pengetahuan keluarga tentang marah
b)
Anjurkan
keluarga untuk memotivasi pasien melakukan tindakan yang telah diajarkan oleh
perawat
c)
Ajarkan
keluarga untuk memberikan pujian kepada pasien bila pasien dapat melakukan
kegiatan tersebut secara tepat
d)
Diskusikan
bersama keluarga tindakan yang harus dilakukan bila pasien menunjukkan
gejala-gejala perilaku kekerasan
ORIENTASI
“Selamat pagi bu, sesuai
dengan janji kita 2 hari yang lalu sekarang kita ketemu lagi untuk latihan
cara-cara mengontrol rasa marah bapak.”
“Bagaimana Bu? Masih ingat
diskusi kita yang lalu? Ada yang mau Ibu tanyakan?” “Berapa lama ibu mau kita latihan?“Bagaimana
kalau kita latihan disini saja?, sebentar saya panggilkan bapak supaya bisa
berlatih bersama”
KERJA
”Nah pak, coba ceritakan
kepada Ibu, latihan yang sudah Bapak lakukan. Bagus sekali. Coba perlihatkan
kepada Ibu jadwal harian Bapak! Bagus!”
”Nanti di rumah ibu bisa
membantu bapak latihan mengontrol kemarahan Bapak.”
”Sekarang kita akan coba
latihan bersama-sama ya pak?”
”Masih ingat pak, bu kalau tanda-tanda marah sudah bapak rasakan
maka yang harus dilakukan bapak adalah.......?”
”Ya.. betul, bapak berdiri, lalu tarik napas dari
hidung, tahan sebentar
lalu keluarkan/tiup
perlahan –lahan melalui mulut seperti mengeluarkan kemarahan. Ayo coba lagi,
tarik dari hidung, bagus.., tahan, dan tiup melalui mulut. Nah, lakukan 5 kali,
coba ibu temani dan bantu bapak menghitung latihan ini sampai 5 kali”.
“Bagus sekali,
bapak dan ibu sudah bisa melakukannya
dengan baik”.
“Cara yang kedua masih
ingat pak, bu?”
“ Ya..benar, kalau ada
yang menyebabkan bapak marah dan muncul perasaan kesal, berdebar-debar, mata
melotot, selain napas dalam bapak dapat melakukan pukul kasur dan bantal”.
“Sekarang coba kita latihan memukul kasur dan
bantal. Mana kamar bapak? Jadi kalau nanti bapak kesal dan ingin marah,
langsung ke kamar dan lampiaskan kemarahan tersebut dengan memukul kasur dan
bantal. Nah, coba bapak lakukan sambil didampingi ibu, berikan bapak semangat
ya bu. Ya, bagus sekali bapak melakukannya”. “Cara yang ketiga adalah bicara
yang baik bila sedang marah. Ada tiga caranya pak, coba praktekkan langsung
kepada ibu cara bicara ini:
1.
Meminta dengan baik tanpa marah dengan nada suara
yang rendah serta tidak menggunakan kata-kata kasar, misalnya: ‘Bu, Saya perlu
uang untuk beli rokok! Coba bapak praktekkan. Bagus pak”.
2.
Menolak dengan baik, jika ada yang menyuruh dan
bapak tidak ingin melakukannya, katakan: ‘Maaf saya tidak bisa melakukannya
karena sedang ada kerjaan’. Coba bapak praktekkan. Bagus pak”
3.
Mengungkapkan perasaan kesal, jika ada perlakuan
orang lain yang membuat kesal bapak dapat mengatakan:’ Saya jadi ingin marah
karena perkataanmu itu’. Coba praktekkan. Bagus”
“Cara berikutnya adalah
kalau bapak sedang marah apa yang harus dilakukan?”
“Baik sekali, bapak coba
langsung duduk dan tarik napas dalam. Jika tidak reda juga marahnya rebahkan
badan agar rileks. Jika tidak reda juga, ambil air wudhu kemudian sholat”.
“Bapak bisa melakukan
sholat secara teratur dengan didampingi ibu untuk meredakan kemarahan”.
“Cara terakhir adalah
minum obat teratur ya pak, bu agar pikiran bapak jadi tenang, tidurnya juga tenang, tidak ada rasa marah”
“Bapak coba jelaskan
berapa macam obatnya! Bagus. Jam berapa minum obat? Bagus. Apa guna obat?
Bagus. Apakah boleh mengurangi atau menghentikan obat? Wah bagus sekali!”
“Dua hari yang lalu
sudah saya jelaskan terapi pengobatan yang bapak dapatkan, ibu tolong selama di
rumah ingatkan bapak untuk meminumnya secara teratur dan jangan dihentikan
tanpa sepengetahuan dokter”
TERMINASI
“Baiklah bu, latihan kita
sudah selesai. Bagaimana perasaan ibu setelah kita latihan cara-cara mengontrol
marah langsung kepada bapak?”
“Bisa ibu sebutkan lagi ada
berapa cara mengontrol marah?”
“Selanjutnya tolong pantau
dan motivasi Bapak melaksanakan jadwal latihan yang telah dibuat selama di
rumah nanti. Jangan lupa berikan pujian untuk Bapak bila dapat melakukan dengan
benar ya Bu!”
“ Karena Bapak sebentar lagi
sudah mau pulang bagaimana kalau 2 hari lagi Ibu bertemu saya untuk
membicarakan jadwal aktivitas Bapak selama di rumah nanti.”
“Jam 10 seperti hari ini ya
Bu. Di ruang ini juga.”
SP 3 Keluarga: Menjelaskan perawatan lanjutan bersama keluarga
Buat
perencanaan pulang bersama keluarga
ORIENTASI
“Selamat pagi pak, bu, karena ibu dan keluarga sudah menetahui
cara-cara yang sebelumnya telah kita bicarakanya. Sekarang Bagaimana kalau
kita berbincang-bincang tentang perawatan lanjutan untuk keluarga Bapak/Ibu.
Apakah sudah dipuji keberhasilannya?”
“Nah sekarang bagaimana kalau bicarakan jadual kegiatan dan perawatan
lanjutan di rumah, disini saja?”
“Berapa lama bapak dan ibu mau kita berbicara? Bagaimana kalau 30
menit?”
KERJA
“Pak, bu, jadual yang telah dibuat tolong dilanjutkan, baik jadual aktivitas
maupun jadual minum obatnya. Mari kita lihat jadwal Bapak!”
“Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang
ditampilkan oleh bapak selama di rumah. Kalau misalnya Bapak menolak minum obat atau memperlihatkan
perilaku membahayakan orang lain, maka bapak konsul kan ke dokter atau di
bawa kerumah sakit ini untuk dilakukan pemeriksaan ulang pada bapak.”
TERMINASI
“ Bagaimana Bu? Ada yang ingin ditanyakan? Coba Ibu sebutkan apa saja
yang perlu diperhatikan (jadwal kegiatan, tanda atau gejala, kontrol; ke rumah
sakit). Saya rasa mungkin cukup sampai disini dan untuk persiapan pulang
pasien lainya akan segera saya siapkan”
|
No comments:
Post a Comment