HUBUNGAN
KEPATUHAN DIIT DENGAN KADAR GULA DARAH PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE II DI
WILAYAH PUSKESMAS KARANGDADAP
KABUPATEN
PEKALONGAN
Proposal Skripsi
ADIN SUTANTO
NIM : 1507063
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
STIKES KARYA HUSADA SEMARANG
2016
HALAMAN PERSETUJUAN
Proposal ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan tim penguji
Skripsi Program Studi S1 Keperawatan
Sekolah Tinggi Karya Husada Semarang
|
|
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
proposal penelitian dengan judul
“Hubungan
Kepatuhan Diit Dengan Kadar Gula Darah Pasien Diabetes Mellitus Tipe Ii Di
Wilayah Puskesmas Karangdadap Kabupaten Pekalongan.”
Terselesainya
proposal ini tidak lepas dari peran banyak pihak yang membantu baik dalam bantuan moral maupun materi. Dalam kesempatan ini peneliti ingin
mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. Ns. Fery Agusman, MM., M.Kep., Sp.Kom
selaku ketua Sekolah Tinggi Kesehatan Karya Husada Semarang.
2.
Ibu Ns. Witri Hastuti, M.Kep, selaku ketua program S1 Keperawatan STIKES
Karya Husada Semarang dan pembimbing yang telah memberikan bimbingan
3.
Bapak Ns. Sonhaji, M.Kep selaku dosen pembimbing yang telah membimbing
dengan penuh kesabaran sehingga terselesainya
proposal ini.
4.
drg. M. Asmuni, selaku kepala
Puskemas Karangdadap Kabupaten Pekalongan yang telah memberi izin untuk
pengambilan data.
5.
Semua pihak yang telah membantu penyusunan proposal ini
Peneliti
menyadari bahwa dalam pembuatan proposal
penelitian ini masih
banyak kekurangan, oleh karenanya
peneliti berharap saran dan kritik pembaca untuk kesempurnaan proposal
penelitian ini.
Pekalongan, Nopember 2016
Peneliti
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN ....................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................. iii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iv
DAFTAR TABEL ........................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. vii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... viii
BAB I. PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang.......................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah .................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian ................................................................... 4
E. Keaslian Penelitian .................................................................. 4
BAB II. TINJAUAN
PUSTAKA
A.
Tinjauan
Teori ......................................................................... 7
B. Kerangka Teori .................................................................... 22
C.
Kerangka Konsep Penelitian ................................................. 23
D.
Variabel Penelitian ................................................................... 23
E. Hipotesis Penelitian ................................................................. 23
BAB III............................................................... METODE
PENELITIAN
A.
Jenis dan Desain Penelitian .................................................... 24
B. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 24
C.
Definisi
Operasional ............................................................... 24
D. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling ................................... 25
E. Instrumen Penelitian ................................................................ 28
F.
Teknik
Pengumpulan Data ....................................................... 29
G. Metode Pengolahan Data ........................................................ 30
H. Analisa Data ........................................................................... 32
I.
Etika
Penelitian ........................................................................ 32
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel
1.1 Keaslian Penelitian.................................................................. 4
Tabel
3.1 Definisi Operasional ................................................................ 24
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka
Teori ..................................................................... 22
Gambar 2.2 Kerangka
Konsep Penelitian..................................................... 23
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat
Izin Pengambilan Data
Lampiran 2 Permohonan
Menjadi Responden
Lampiran 3 Persetujuan
Menjadi Responden
Lampiran 4 Kuesioner
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Diabetes
mellitus dapat dikatakan sebagai keadaan di mana kadar gula darah meninggi
akibat kekurangan insulin yang diakibatkan karena banyak mengonsumsi makanan
dengan kadar gula tinggi, gula dalam darah tidak dapat maksimal masuk ke dalam
sel dan beberapa hormon telah mengubah
zat seperti karbohidrat dan protein menjadi glukosa (Mahendra dkk, 2008).
World Heatlh Organization (WHO) menyatakan bahwa prevalensi
Diabetes mellitus dunia pada tahun 2014 yaitu 9% diantara orang dewasa berusia
18 tahun ke atas.
Pada tahun 2012, secara langsung kematian dari sekitar 1,5 juta jiwa
disebabkan oleh diabetes. Kematian akibat diabetes 80% lebih terjadi pada
negara berpenghasilan rendah dan menengah (WHO, 2015). Berdasarkan Hasil Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) 2013 disebutkan prevelensi Diabetes mellitus di Indonesia sebesar
2,1%. Prevalensi terbesar di propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sebesar 2,5%. Propinsi
Jawa Tengah mempunyai prevelansi
Diabetes mellitus sebesar 1,9% mengalami peningkatan bila dibandingkan
prevalensi tahun 2009 sebesar 0,19% (Kementrian
Kesehatan RI, 2013).
Diabetes
mellitus dapat menimbulkan komplikasi. Hiperglikemia yang terjadi dari waktu ke
waktu dapat menyebabkan kerusakan berbagai sistem tubuh terutama syaraf dan
pembuluh darah. Beberapa konsekuensi Diabetes mellitus yang sering terjadi
yaitu meningkatnya risiko penyakit jantung dan stroke, neuropati (kerusakan
syaraf) di kaki yang meningkatkan kejadian ulkus kaki, infeksi bahkan amputasi,
retinopati diabetikum, gagal ginjal dan kematian. Pengendalian metabolisme yang
baik, menjaga agar kadar gula darah berada dalam kondisi normal maka komplikasi
akibat Diabetes mellitus dapat dicegah
atau ditunda (Kemenkes RI , 2014). Pengendalian Diabetes mellitus dan
komplikasinya pada pasien diabetes mellitus dapat dilakukan dengan cara
rehabilitasi medik, home care, monitoring, pengendalian faktor risiko,
perawatan kaki diabetes mellitus, senam diabetes mellitus dan diit sehat (Kemenkes RI ,
2014).
Pasien
Diabetes mellitus membutuhkan terapi yang bertujuan untuk mengembalikan
metabolisme gula dalam darah hingga menjadi normal, mencegah komplikasi, dan
mendidik pasien dengan pengetahuan dan memotivasi agar dapat merawat
penyakitnya sendiri. Salah satu terapi primer Diabetes mellitus adalah diit Diabetes
mellitus (Lanywati, 2008). Diit memberikan peran penting untuk mengembalikan
fungsi metabolisme berjalan secara normal. Diit rendah karbohidrat disarankan
bagi pasien diabetes mellitus tipe II karena karbohidrat merupakan sumber
masalah bagi metabolisme pasien diabetes mellitus. Karbohidrat yang masuk dalam
tubuh pada akhirnya akan berubah menjadi gula (glukosa) (Herliana, 2013). Kepatuhan pasien Diabetes mellitus dalam
menjalani diet sangat penting untuk menjaga kondisi kesehatan pasien
(Vitahealth, 2010).
Berdasarkan
Data Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan dapat diketahui jumlah pasien
diabetes mellitus tipe I tahun 2015 sebanyak 2.393 orang dan di Puskesmas Karangdadap
merupakan salah satu puskesmas yang mempunyai pasien diabetes mellitus tipe II
cukup banyak yaitu 108 orang.
Dari
latar belakang tersebut, maka peneliti bermaksud untuk mengadakan penelitian dengan
judul “Hubungan Kepatuhan Diit dengan Kadar Gula Darah Pasien Diabetes Mellitus
Tipe II di Wilayah Puskesmas Karangdadap Kabupaten Pekalongan”
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Adakah hubungan
kepatuhan diit dengan kadar gula darah pasien diabetes mellitus Tipe II di
Wilayah Puskesmas Karangdadap Kabupaten Pekalongan?”
C.
Tujuan Penelitian
1.
Tujuan Umum
Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kepatuhan diit dengan kadar gula darah
pasien diabetes mellitus Tipe II di Wilayah Puskesmas Karangdadap Kabupaten
Pekalongan.
2.
Tujuan Khusus
a.
Mengetahui kepatuhan diit pasien diabetes mellitus Tipe II di Wilayah
Puskesmas Karangdadap Kabupaten Pekalongan.
b.
Mengetahui kadar gula darah pasien diabetes mellitus Tipe II di Wilayah
Puskesmas Karangdadap Kabupaten Pekalongan.
c.
Menganalisis hubungan kepatuhan diit dengan kadar gula darah pasien
diabetes mellitus Tipe II di Wilayah Puskesmas Karangdadap Kabupaten Pekalongan.
D.
Manfaat Penelitian
1.
Bagi Institusi Kesehatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan
pertimbangan dalam mengambil kebijakan tentang pemberian asuhan keperawatan diit
pada pasien penyakit diabetes mellitus sebagai salah satu upaya pengelolaan
kadar gula darah.
2.
Bagi Profesi Keperawatan
Hasil penelitian ini dapat digunakan perawat untuk
meningkatkan kualitas asuhan keperawatan dengan diit sebagai salah satu
alternatif terapi penyakit diabetes mellitus.
3.
Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan civitas
akademika tentang pengobatan diabetes mellitus dengan kepatuhan diit.
E.
Keaslian Penelitian
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian
Judul, Peneliti & Tahun
|
Desain
|
Sampel
|
Hasil Penelitian
|
Perbedaan Penelitian
|
Hubungan Tingkat Pengetahuan Diit
Diabetes Mellitus Dengan Kepatuhan
Diit Pada Penderita Diabetes
Mellitus Tipe Ii di Dusun
Karang Tengah
|
Deskriptif kuantiatif korelasional dengan pendekatan cross sectional
|
Warga dusun Karangtengah yang
menderita diabetes
mellitus tipe II,
berusia diatas 26
tahun, dan tinggal
bersama anggota keluarga,
dengan jumlah 37
responden
|
Hasil penelitian dengan uji
|
1. Variabel Penelitian
Penelitian ini menggunakan variabel bebas: kepatuhan
diit dan variabel terikat: kadar gula darah, sedangkan peneliti
terdahulu menggunakan variabel bebas: pengetahuan dan variabel terikat:
kepatuhan diit
2. Analisis data
Penelitian ini menggunakan chi square, sedangkan peneliti terdahulu menggunakan uji kendal
|
Kepatuhan Penderita Diabetes mellitus dalam
Menjalani Terapi Olah Raga dan Diit,
(Saifunurmazah, 2013)
|
Kuealitatif dengan pendekatan studi kasus
|
Penderita
DM dalam
menjalani terapi diit dan olahraga, studi
kasus pada penderita DM
tipe 2 di RSUD
Soeselo
Slawi sebanyak 4 orang
|
Triangulasi sumber dan
metode
Hasil penelitian
menunjukkan HS, R, SO memiliki
sikap patuh. Mereka
memiliki kesadaran yang baik untuk
melakukan pengobatan,
komunikasi dengan
petugas kesehatan berjalan
lancar, dukungan sosial
dari
keluarga juga ketiga
subjek dapatkan. Sedangkan pada subjek AI kesadaran akan
pentingnya melakukan
pengobatan masih tergolong
rendah. Komunikasi dengan
petugas kesehatan tidak
berjalan dengan baik karena AI sangat
jarang melakukan
kontrol dan
chek up. Dukungan
sosial juga tidak
AI dapatkan, kebiasaan
pola
makan serta
oleh AI secara rutin yaitu
berolahraga. Sedangkan untuk pengobatan-pengobatan
lain seperti pengaturan
makan dan obat-obatan belum AI lakukan secara teratur
|
1. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan survai analitik dengan pendekatan cross sectional, sedangkan peneliti terdahulu menggunakan kualitatif
dengan pendekatan studi kasus
2. Variabel Penelitian
Penelitian ini menggunakan variabel bebas: kepatuhan
diit dan variabel terikat: kadar gula darah, sedangkan peneliti
terdahulu menggunakan variabel bebas: kepatuhan olah raga dan diit
|
Hubungan Motivasi Dengan Kepatuhan Diit
Diabetes Melitus Pada Pasien Diabetes
Melitus di Desa Tangkil Wilayah Kerja
Puskesmas Kedungwuni II Kabupaten
Pekalongan, Indarwati & (Riskiana, 2012)
|
Deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional
|
Sampel penelitian adalah pasien DM
di Desa Tangkil
Wilayah Kerja
Puskesmas
Kedungwuni II sebanyak
53 responden dengan teknik total sampling
|
Hasil penelitian dengan chi square diperolah ada hubungan antara motivasi dengan
kepatuhan diit DM di desa Tangkil
Wilayah Kerja Puskesmas
Kedungwuni II dengan ρ value: 0,002
|
1. Variabel penelitian
Penelitian ini menggunakan variabel bebas: kepatuhan
diit dan variabel terikat: kadar gula darah, sedangkan peneliti terdahulu
menggunakan variabel bebas: motivasi dan variabel terikat: kepatuhan diit
2. Teknik pengambilan sampel
Penelitian ini menggunakan simple random sampling,
sedangkan peneliti terdahulu menggunakan total
sampling
|
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1.
Diabetes Mellitus
a.
Pengertian
Diabetes Mellitus berasal dari kata Diabete yang artinya penerusan atau pipa
untuk menyalurkan air atau mengalir terus dan Mellitus artinya manis, sehingga penyakit ini sering disebut kencing
manis. Diabetes Mellitus adalah kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang
mengalami peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan hormon
insulin secara absolut atau relatif (Almatsier, 2006).
Penyakit diabetes mellitus merupakan penyakit
metabolik yang berlangsung kronik di mana diabetesi tidak bisa memproduksi
insulin dalam jumlah yang cukup atau tubuh tidak mampu menggunakan insulin
secara efektif sehingga terjadilah kelebihan gula di dalam darah (Misnadiarly,
2006).
b.
Tipe Diabetes
Kariadi (2009) menyatakan bahwa diabetes mellitus
dapat dibagi menjadi empat macam tipe, yaitu:
1)
Diabetes Mellitus Tipe I
Diabetes tipe I adalah diabetes yang sakit pankreasnya menyeluruh.
Begitu payahnya sehingga ia tidak dapat menghasilkan insulin sama sekali.
2)
Diabetes Mellitus Tipe II
Diabetes tipe ini biasa juga disebut diabetes life style, karena penyebabnya selain faktor keturunan, yang
terutama adalah gaya
hidup yang tidak sehat dan biasanya mengenai orang dewasa.
3)
Diabetes Gestasional
Diabetes gestasional adalah diabetes yang muncul pada saat kehamilan.
Biasanya diabetes ini muncul pada minggu ke 24 (bulan keenam).
4)
Diabetes Mellitus Tipe Lain
Yang dimaksud tipe lain adalah diabetes yang tidak termasuk Tipe I atau
Tipe II yang disebabkan oleh kelainan tertentu. Misalnya diabetes yang timbul
karena kenaikan hormon-hormon yang kerjanya berlawanan dengan insulin atau
hormon kontra insulin.
c.
Etiologi
Misnadiarly
(2008) menyatakan bahwa peningkatan kadar gula darah pada lansia disebabkan
oleh beberapa hal yaitu fungsi sel pankreas dan sekresi insulin yang berkurang,
perubahan karena usia lanjut sendiri yang berkaitan dengan resistensi insulin,
akibatnya kurangnya massa otot dan perubahan vaskular, aktivitas fisik yang
berkurang, banyak makan dan badan kegemukan, keberadaan penyakit lainnya seperti sering menderita stres,
sering menggunakan bermacam-macam obat-obatan, adanya faktor keturunan,
keberadaan penyakit lain, genetik, obat, aktivitas fisik yang berkurang, kegemukan,
umur yang berkaitan dengan resistensi insulin, umur yang berkaitan dengan
penurunan insulin dan faktor-faktor penyebab pada usia lanjut.
d.
Patofisiologi
Mahendra
(2008) menyatakan bahwa kepastian diabetes mellitus ditentukan berdasarkan
hal-hal sebagai berikut:
1)
Gejala khas dan keluhan
Keluhan ini disampaikan oleh pasien saat
berkonsultasi dengan didukung hasil pemeriksaan glokosa darah sewaktu yang
lebih besar dari 200 mg/dl.
2)
Kadar glukosa darah
Kadar glukosa dalam darah saat puasa lebih
besar dari 140 mg/dl ada dua kali pemeriksaan pada saat berbeda.
Hagner
(2008) menyatakan bahwa manifestasi klinik diabetes terdiri dari:
1)
Tipe I
Jenis diabetes mellitus tipe I biasanya
muncul pada usia muda dan di bawah 40 tahun. Penyakit ini cenderung menjadi
parah dan tidak dapat diperkirakan. Diabetes mellitus ini membutuhkan insulin.
Tanda dan gejala yang khusus yaitu poliuria (urinasi berlebihan), polidipsia
(haus), polifagia (lapar) dan glikosuria (gula dalam urin).
2)
Tipe II
Biasanya terjadi pada usia lansia.
Diabetes mellitus ini tidak selalu membutuhkan insulin. Tanda dan gejala yang
khusus yaitu mudah lelah, infeksi kulit, penyembuhan yang lambat, gatal, vulva
pruritus (gatal pada vulva), rasa terbakar pada urinasi, nyeri pada jari tangan
dan kaki serta perubahan penglihatann.
e.
Komplikasi
Bahren dkk (2014) menyatakan bahwa beberapa komplikasi diabetes mellitus yaitu:
1)
Penyakit Kardiovaskular
Penderita diabetes berisiko dua kali lebih
besar terkena penyakit jantung dan pembuluh darah (penyakit kardivoaskular)
seperti penyakit jantung koroner, stroke.
2)
Nefropaty Diabetes
Komplikasi diabetes yang disebabkan
kerusakan pembuluh kapiler ginjal, sehingga menyebabkan ginjal kronis yang
memerlukan terapi hemodialisis.
3)
Neuropathy Diabetes
Komplikasi diabetes pada sistem saraf
sehingga menyebabkan mati rasa dan kesemutan, serta meningkatkan risiko
kerusakan kulit terutama pada kaki, karena kurangnya kepekaan kulit.
4)
Penurunan Daya Pikir (Cognitive
Deficit)
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa
pasien diabetes mengalami penurunan fungsi kognitif 1,2 sampai 1,5 kali lebih
besar dibandingkan dengan pasien tanpa diabetes.
5)
Ulkus Diabetik
Luka pada kaki yang sulit sembuh dan
sering menimbulkan masalah serius, bahkan pada beberapa kasus memerlukan
amputasi.
f.
Diagnosa Diabetes Mellitus dan Manifestasi Klinik
Mahendra
(2008) menyatakan bahwa kepastian diabetes mellitus ditentukan berdasarkan
hal-hal sebagai berikut:
1)
Gejala khas dan keluhan
Keluhan ini disampaikan oleh pasien saat
berkonsultasi dengan didukung hasil pemeriksaan glokosa darah sewaktu yang
lebih besar dari 200 mg/dl.
2)
Kadar glukosa darah
Kadar glukosa dalam darah saat puasa lebih
besar dari 140 mg/dl ada dua kali pemeriksaan pada saat berbeda.
g.
Pengelolaan
Koentjoro (2009) menyatakan bahwa untuk
melakukan pengelolan diabetes mellitus dilakukan langkah-langkah sebagai
berikut:
1)
Edukasi Berkelanjutan
Melalui
edukasi, diabetisi umumnya akan menyadari kekeliruannya tentang pola gaya hidup dan prilakunya.
Libatkan keluarga dalam program edukasi agar bisa membantu anda memperoleh
pengobatan maksimal.
2)
Perencanaan Makan
Diabetisi
harus mengatur pola makan sesuai kebutuhan kalori (tidak berlebihan). Taati
rambu-rambu 3J yaitu tepat Jumlah, tepat Jenis dan tepat Jadwal makan.
3)
Olah raga / Aktivitas
Fisik
Mintalah
nasehat dokter sebelum latihan jasmani, makan 1-2 jam sebelum olah raga jangan
perut kosong terutama jika menggunakan insulin, tingkatkan kebugaran, cegah
kegemukan, cegah komplikasi dan hindari kebiasaan hidup kurang gerak.
4)
Minum Obat Secara
Teratur
Dokter
akan memberikan obat diabetes yang sesuai dengan anda, antara lain Obat
Hipoglikemik Oral (OHO) atau insulin. Teratur minum obat merupakan keharusan,
jangan berhenti minum obat tanpa izin dokter anda. Jadi walaupun sudah minum
obat, aktivitas fisik dan pengaturan makan tetap harus dilaksanakan
bersama-sama.
5)
Pemantauan Gula Darah
Mandiri
Dapat
dilakukan di rumah dengan uji strip dengan alat glukometer. Memeriksa
kadar gula darah menimbulkan rasa aman dan nyaman manakala kadar gula darahnya
normal atau mendekati normal.
6)
Diit
Sekalipun
seseorang memiliki kecenderungan genetik sangat tinggi untuk terserang
diabetes, orang tersebut dapat mengurangi resiko diabetesnya
sampai 60% melalui penyesuaian diit dan gaya
hidup (D’Adamo & Whitney, 2009).
2.
Diit
Pasien Diabetes Mellitus
a. Definisi
Diit adalah
pengaturan jumlah dan jenis makanan yang dimakan setiap hari agar seseorang
tetap sehat (Hartono, 2006).
b. Tujuan Diit
Tujuan pengaturan diit penyakit diabetes mellitus adalah membantu pasien
memperbaiki kebiasaan makan (Krisnatuti dkk, 2014).
c. Prinsip
dalam Diit Diabetes Mellitus
Menurut Dewi (2014) prinsip
yang tidak boleh dipisahkan dari penderita diabetes mellitus adalah pola makan
sehari-hari yang terdiri dari 3 kali makan dengan menu utama dan tiga kali
snack (kudapan) sesuai jadwal konsumsi obat dan jumlah kalori yang dibutuhkan.
Prinsip ini lebih dikenal dengan rumus 3 J:
1)
Jadwal makan (3 kali makan utama dan 3
kali makan snack) secara teratur dan ketat.
2)
Jumlah kalori yang tepat.
3)
Jenis bahan makanan yang sesuai.
d. Energi, Zat
Gizi bagi Pasien Diabetes Mellitus
Menurut Ramayulis
(2008) nilai zat gizi dan energi bagi pasien diabetes mellitus berbeda dengan
orang sehat seperti yang diuraikan sebagai berikut:
1)
Energi
Total energi
yang dibutuhkan pasien diabetes mellitus berbeda dengan orang sehat. Total
energi diperoleh dari karbohidrat, protein, dan lemak. Satu gram karbohidrat
dan protein masing-masing menghasilkan 4 kkal dan 1 gram lemak menghasilkan 9
kkal. Proporsi masing-masing dalam total energi adalah 55-60% dari karbohidrat,
12-20% dari protein dan lemak kurang dari 30%. Kebutuhan energi ditentukan
dengan memperhitungkan kebutuhan metabolisme basal sebesar 25-35 kkal per kg
berat badan normal, ditambah kebutuhan untuk beraktivitas fisik dan keadaan
khusus misalnya (kehamilan, laktasi, serta adanya komplikasi).
2)
Karbohidrat
Jenis
karbohidrat yang diutamakan adalah jenis kompleks karena selain merupakan
sumber serat juga banyak diantaranya mengandung vitamin. Adapun jenis
karbohidrat kompleks antara lain nasi, roti tawar, jagung, sereal, havermout,
kentang, ubi, singkong, tepung terigu, sagu dan tepung singkong. Jenis
karbohidrat sederhana bagi pasien diabetes mellitus harus dibatasi seperti
semua jenis gula, madu dan semua makanan yang diolah dan berbahan baku menggunakan gula dan
madu.
Makanan
dengan indeks glikemik tinggi dengan cepat dipecah di saluran pencernaan dan
akan melepaskan glukosa secara langsung dalam darah dengan cepat dan tinggi.
Sementara makanan dengan indeks glikemik rendah dipecah dengan lambat dan akan
melepaskan glukosa secara bertahap ke dalam darah sehingga akan menghasilkan
efek kurva glukosa yang halus tanpa fluktuasi. Oleh karena itu makanan dengan
indeks glikemik yang rendah akan membantu mengatur kadar gula dalam darah.
3)
Protein
Kebutuhan
protein pada pasien diabetes mellitus adalah sama dengan populasi secara umum.
Kecukupan protein yang dianjurkan untuk orang dewasa adalah 0,8-1 g per kg
berat badan atau setara dengan 12-20% total energi dan ini sama dengan
kebutuhan pasien diabetes mellitus. Kelebihan jumlah asupan protein harus
dihindari karena berisiko terhadap kesehatan ginjal.
4)
Lemak atau kolesterol
Pemberian
lemak total dianjurkan tidak boleh lebih dari 30% total energi dengan komposisi
10% berasal dari lemak tidak jenuh ganda, 10% dari lemak jenuh. Untuk pemberian
kolesterol dianjurkan di bawah 300 mg per hari. Sumber lemak jenuh adalah
minyak zaitun, minyak biji bunga matahari, minyak kacang tanah dan alpukat.
Jenis makanan ini mengandung lemak baik, tetapi nilai energinya tinggi sehingga
jika dikonsumsi dalam jumlah berlebihan akan membawa dampak pada peningkatan
berat badan atau kegemukan.
5)
Vitamin atau mineral
Respon
pemberian vitamin dan mineral pada pasien diabetes mellitus sangat ditentukan
oleh statug gizi individu.
6)
Serat
Serat larut
air terdapat dalam buah-buahan, gandum dan padi-padian. Serat larut air dapat
mempengaruhi kadar glukosa darah dan insulin dengan menaikkan secara perlahan
setelah makan. serat larut air juga dapat membantu menurunkan kadar lemak
darah, mencegah terjadinya kelaian gastrointestinal dan kanker kolon. Konsumsi serat
larut air bagi pasien diabetes mellitus dianjurkan sebesar 20-35 gram per hari.
3.
Gula Darah
a.
Pengertian
Glukosa (gula darah) merupakan gula dalam darah yang memiliki enam atom
karbon. Glukosa mengandung gugus fungsional aldehida. Pada penyakit diabetes
mellitus, konsentrasi glukosa darah akan lebih tinggi dari normal
–hiperglikemia dan kelebihan glukosa ini akan dieksresi dalam urin
(glikosuria). Glukosa umumnya tidak terdapat dalam dalam urin (James dkk, 2008).
b.
Fungsi Gula darah
Gula dalam darah
yang masuk melalui mulut dan dicernakan di usus kemudian diserap ke dalam
aliran darah. Glukosa merupakan sumber energi utama bagi sel tubuh di otot dan
jaringan. Agar dapat melaksanakan fungsinya glukosa membutuhkan insulin. Hormon
insulin diproduksi oleh sel beta di
pulau Langerhans dalam pankreas. Setiap kali manusia makan pankreas memberi
respons dengan mengeluarkan insulin ke dalam aliran darah. Dengan kata lain,
insulin membuka pintu sel glukosa masuk sehingga kadar gula menjadi turun. Pada
keadaan fisiologis kadar gula darah sekitar 80-120 mg%. Kadar gula darah dapat
meningkat melebihi normal disebut hiperglikemia bila hasil gula darah puasa
lebih dari >126 mg% dan hasil gula darah sewaktu dan dua jam PP lebih
dari >200 mg%, keadaan ini dijumpai pada diabetesi (Tandra, 2008)
c.
Batasan Gula darah
Kadar glukosa
darah normal jika sebelum makan 120 mg/dl
dan setelah makan kurang dari 200 mg/dl (Sustriani, 2006).
d.
Dampak Gula darah Tinggi
Lingga (2012) menyatakan bahwa dampak gula darah
yang tinggi sebagai berikut:
1) Radikal bebas yang terbentuk saat gula
teroksidasi menyebabkan berbagai macam kekacauan sistem yang mengatur tekanan
darah. Penumpukan radikal bebas menyebabkan arteri rusak dan akhirnya tekanan
darah meningkat
2) Radikal bebas yang terbentuk akibat oksidasi
gula memicu penuaan sel. Sel yang rapuh menyebabkan fleksibiltas pembuluh darah
meningkat.
3) Gula darah yang terlalu tinggi menyebabkan darah
cenderung menggumpal sehingga menurunkan
pasokan oksigen
4) Peningkatan gula darah menyebabkan rasio LDL dan
HDL meningkat sehingga kualitas kesehatan arteri menurun
5) Gula menambah subur pertumbuhan candida (candidiasis) dan menyebabkan darah
menjadi asam. Peningkatan keasaman darah mengganggu keseimbangan elektrolit
tubuh memicu kenaikan tekanan darah
e.
Alat Tes Gula Darah
Alat tes darah easy touch GCU
adalah alat cek darah dengan tiga fungsi yaitu kolesterol, cek gula darah dan
asam urat. Waktu pengecekan yang paling tepat adalah pagi hari sebelum sarapan,
sehingga hasilnya akan lebih akurat. Seseorang disebut menderita diabetes bila
kadar gula dalam darah di atas 126 mg/dl (puasa) dan 200 mg/dl (tidak puasa)
(Susiolowati, 2015).
4. Kepatuhan Diit
a.
Pengertian
Kepatuhan adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan ketaatan atau
pasrah pada tujuan yang telah ditentukan. Kepatuhan pada program kesehatan
merupakan perilaku yang dapat diobservasi dan dengan begitu dapat diukur
(Bastable, 2008). Kepatuhan adalah perilaku positif yang diperlihatkan klien
saat mengarah ke tujuan terapeutik yang ditentukan bersama (Greest et.al 1998,
dalam Carpenito, 2009).
b.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan
Carpenito
(2009) menyatakan bahwa kepatuhan menuntut adanya perubahan perilaku, yang
dipengaruhi secara positif oleh :
1)
Rasa percaya yang terbentuk sejak awal dan berkelanjutan terhadap tenaga
kesehatan profesional.
2)
Persepsi tentang kerentanan diri terhadap penyakit.
3)
Persepsi bahwa penyakit yang diderita serius.
4)
Bukti bahwa kepatuhan mampu mengontrol munculnya gejala atau penyakit.
5)
Efek samping yang dapat diobati.
6)
Tidak terlalu mengganggu aktivitas kesehatan individu atau orang
terdekat lainnya.
7)
Terapi lebih banyak memberikan keuntungan daripada kerugian.
8)
Hubungan kemitraan antara tenaga kesehatan.
9)
Penguatan dari orang terdekat.
Kepatuhan merupakan bentuk implementasi dari perilaku kesehatan
seseorang. Hal ini sesuai dengan Niven (2008) bahwa kepatuhan sebagai
sejauhmana perilaku pasien sesuai dengan ketentuan yang diberikan oleh
profesional kesehatan.
10) Rasa
positif terhadap diri sendiri.
c.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ketidakpatuhan
Niven
(2008) menggolongkan faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakpatuhan menjadi
empat bagian yaitu:
1)
Pemahaman tentang instruksi merupakan faktor pertama yang mempengaruhi
ketidakpatuhan. Tidak seorang pun dapat mematuhi instruksi jika dia salah
paham tentang instruksi yang diberikan padanya. Hal ini disebabkan oleh
kegagalan profesional kesehatan dalam memberikan informasi yang tidak lengkap,
penggunaan istilah-istilah medis dan memberikan banyak instruksi yang harus
diingat oleh klien.
2) Faktor kedua yang mempengaruhi ketidakpatuhan
adalah kualitas interaksi. Kualitas interaksi antara profesional kesehatan dan klien
merupakan bagian penting dalam menentukan derajat kepatuhan.
3)
Faktor keluarga juga dapat menjadi faktor yang
sangat berpengaruh dalam menentukan keyakinan dan nilai kesehatan
individu serta dapat juga menentukan tentang program pengobatan yang dapat mereka terima.
Keluarga juga memberi dukungan dan membuat keputusan mengenai perawatan diri
anggota keluarga yang sakit.
4) Faktor keyakinan,
sikap dan kepribadian. Orang-orang yang tidak patuh adalah orang-orang yang
lebih mengalami depresi, ansietas,
sangat memperhatikan kesehatannya, memiliki kekuatan ego yang lebih lemah dan yang kehidupan sosialnya lebih memusatkan
perhatian kepada dirinya sendiri.
Ciri-ciri kepribadian yang disebutkan di atas yang menyebabkan seseorang
cenderung tidak patuh (drop out) dari program
pengobatan.
d. Cara mengatasi ketidakpatuhan
Niven (2008) menyatakan bahwa ketidakpatuhan dapat diatasi dengan
lima cara yaitu
:
1) Mengembangkan
tujuan kepatuhan.
2) Sikap pengontrolan
diri.
3) Pengontrolan
perilaku dan kognitif.
4) Dukungan sosial
dari keluarga.
5) Dukungan dari
profesional kesehatan.
B.
Kerangka Teori
|
Keterangan :
: variabel yang
diteliti : variabel yang tidak diteliti
Gambar 2.1 Modifikasi Kerangka Teori
Sumber : Niven (2008), Koentjoro (2009)
C. Kerangka Konsep Penelitian
Kerangka konsep
penelitian digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.2
Kerangka Konsep Penelitian
D. Variabel Penelitian
1.
Variabel bebas
Variabel
bebas penelitian adalah kepatuhan diit.
2.
Variabel terikat
Variabel
terikat penelitian adalah kadar gula darah.
E. Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian menggunakan:
1.
Ha
yaitu ada hubungan kepatuhan diit dengan kadar gula
darah pasien diabetes mellitus Tipe II di Wilayah Puskesmas Karangdadap
Kabupaten Pekalongan.
No comments:
Post a Comment