PEMBINAAN
KESEHATAN JEMAAH HAJI
DESKRIPSI SINGKAT
Ibadah haji sebagai pilar Islam ke-5
merupakan kewajiban umat Islam karena Allah. Walillahi alannaasi hijjul
baiti manistathooa’ ilaihi sabiila (Ali Imran : 97) yaitu bagi orang yang
mampu mengadakan perjalanan ke Baitullah. ”Mampu” atau ”Istitho’ah
bidang
kesehatan adalah mampu menunaikan ibadah
haji ditinjau dari jasmani yang sehat dan kuat agar dapat melaksanakan perjalanan dan mudah melakukan proses ibadah haji,
berakal sehat dan memiliki kesiapan mental untuk menunaikan ibadah haji, aman
dalam perjalanan dan pelaksanaan ibadah haji di Arab Saudi, serta aman bagi
keluarga yang ditinggalkannya.
Sesuai
dengan Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan pada pasal 62
menyatakan bahwa peningkatan kesehatan merupakan segala bentuk upaya yang
dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat untuk
mengoptimalkan kesehatan melalui kegiatan penyuluhan, penyebar luasan
informasi, atau kegiatan lain untuk menunjang tercapainya hidup sehat.
Pembinaan Kesehatan
jemaah haji dimaksud meliputi kegiatan penyuluhan, bimbingan manasik
kesehatan haji, penyebar luasan informasi atau kegiatan lain untuk menunjang tercapainya hidup sehat yang
diselenggarakan sejak jemaah
mendaftar sampai 14 hari setelah kepulangan dari Arab Saudi, yang
diselenggarakan oleh petugas kesehatan Puskesmas, Rumah Sakit, Dinas Kesehatan,
bersama KUA, KBIH dan LSM secara terpadu dan menyeluruh (paripurna). Pembinaan
kesehatan diselenggarakan di daerah asal, embarkasi/debarkasi haji, selama
perjalanan dan di Arab Saudi.
Data
penyelenggaraan kesehatan haji menunjukkan bahwa karakteristik jemaah haji
Indonesia tidak banyak mengalami perubahan dalam lima belas tahun terakhir,
terdapat kecenderungan semakin tinggi pendidikan dan semakin muda usia saat
menunaikan ibadah haji. Hal ini merupakan peluang yang baik untuk meningkatkan
status kesehatan jemaah haji melalui kegiatan pembinaan. Mencermati kondisi
jemaah haji tersebut, jemaah haji perlu mendapat pembinaan kesehatan secara
komprehensif, terus menerus dan berkesinambungan sebelum keberangkatan ke tanah
suci, selama perjalanan ibadah haji dan sekembalinya ke tanah air.
POKOK BAHASAN dan SUB POKOK BAHASAN
Pokok bahasan 1.
Konsep dasar pembinaan kesehatan jemaah haji
Sub pokok bahasan:
a. Pengertian
b. Konsep dasar pembinaan
kesehatan jemaah haji
c. Alur pembinaan kesehatan jemaah haji
d. Indikator pembinaan kesehatan
jemaah haji
Pokok bahasan 2.
Sasaran pembinaan kesehatan jemaah haji
Sub pokok bahasan:
a. Pembinaan Individu
b. Pembinaan Kelompok
c. Pembinaan Massal
Pokok bahasan 3.
Bentuk pembinaan kesehatan pada bimbingan manasik kesehatan haji
Sub
pokok bahasan:
a. Substansi Pembinaan Manasik
Kesehatan Haji
b. Pelaksanaan kegiatan pembinaan
manasik kesehatan haji
Pokok bahasan 4. Pelaksanaan kegiatan
pembinaan
Sub
pokok bahasan:
a. Pembinaan kesehatan melalui
pelayanan kesehatan
b. Pembinaan melalui kunjungan
rumah
c. Pembinaan Kesehatan Melalui Bimbingan
Manasik Haji
d. Pembinaan Kesehatan Pada Kelompok Sosial
Kemasyarakatan
e. Penyuluhan Media
f. Pembinaan Kesehatan Pada Kelompok Terbang
Pokok bahasan 5. Pengorganisasian kegiatan
pembinaan
Sub
pokok bahasan:
a. Pengelola Program Pembinaan Kesehatan Haji di Indonesia
b. Model pembinaan kesehatan haji
c.
Pengelola Program
Pembinaan Kesehatan Haji di kloter dan
Arab Saudi
POKOK BAHASAN 1.
1.
Pembinaan Kesehatan jemaah haji merupakan
upaya kegiatan yang meliputi kegiatan penyuluhan, bimbingan manasik kesehatan haji, penyebar
luasan informasi atau kegiatan lain untuk menunjang
tercapainya hidup sehat yang diselenggarakan sejak jemaah mendaftar sampai 14 hari
setelah kepulangan dari Arab Saudi, yang diselenggarakan oleh petugas kesehatan
Puskesmas, Rumah Sakit, Dinas Kesehatan, bersama KUA, KBIH dan LSM secara
terpadu dan menyeluruh (paripurna).
2.
Peningkatan kesehatan merupakan segala bentuk upaya yang dilakukan
oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat untuk mengoptimalkan
kesehatan melalui kegiatan penyuluhan, penyebar luasan informasi, atau kegiatan
lain untuk menunjang tercapainya hidup sehat.
Indikator
100% Persen Kabupaten/Kota
melakukan Pembinaan Kesehatan Haji sesuai dengan Standar.
Alur Pembinaan Kesehatan Jemaah Haji
a.
b.
c.
Dalam upaya memelihara dan meningkatkan
kondisi kesehatan jemaah haji selama melaksanakan perjalanan ibadah haji,
setiap jemaah haji perlu mengetahui dan melaksanakan kegiatan sebagai
berikut :
1.
Mempersiapkan
dan mempertahankan kesehatan, baik fisik maupun psikis, dan kebutuhan
obat-obatan serta logistik lain yang diperlukan selama perjalanan ibadah haji
2.
Mengetahui
perjalanan ibadah haji sebagai kondisi matra yang berpengaruh terhadap
kesehatan jemaah haji
3.
Melaksanakan
manajemen berhaji yang sehat dengan pendekatan manajemen berisiko dan mandiri,
dan disesuaikan dengan kondisi matra haji
4.
Bimbingan dan penyuluhan kesehatan diprioritaskan pada jemaah haji
usia lanjut, jemaah dengan potensi masalah kesehatan (jemaah risiko tinggi),
menderita penyakit menular, dan jemaah haji hamil.
POKOK BAHASAN 2
Berdasarkan atas sasaran pembinaan
kesehatan terbagi atas Pembinaan :
a. Individual (perorangan)
· Setelah dilakukan pemeriksaan kesehatan
akan didapat status kesehatan seorang jemaah, selanjutnya dilakukan follow up (suatu upaya memperbaiki
status kesehatan jemaah haji) baik berupa pengobatan sesuai standar praktik (Best Practice Medicine) yang berlaku,
pengendalian (dalam bentuk kontrol ulang) maupun penyuluhan.
· Semua kegiatan tersebut akan dicatat dalam
buku berhaji sehat yang akan dibawa jemaah haji selama mengikuti program
pembinaan sampai dengan berangkat ke Arab Saudi
· Metode pembinaan Individual meliputi : Pengobatan, Kontrol Berkala, Penyuluhan
perorangan, konseling dan wawancara.
·
Penyuluhan perorangan adalah proses penyampaian pesan
kesehatan secara singkat dan jelas melalui pendekatan individu dengan tujuan
agar terdapat peningkatan pengetahuan dan perubahan perilaku jemaah haji
seperti yang diharapkan.
·
Konseling
adalah suatu proses pemberian bantuan melalui komunikasi langsung (tatap muka)
dan tidak langsung, dengan tujuan agar jemaah haji mampu mengenali keadaan
dirinya dan masalah yang dihadapinya, sehingga dapat membuat keputusan yang
tepat dalam mengatasi masalahnya secara mandiri berdasarkan kesadarannya
sendiri. Konseling lebih bersifat individu dan biasanya diberikan kepada
seseorang yang sedang mempunyai masalah kesehatan, ingin melakukan pencegahan
penyakit, dan ingin meningkatkan kesehatannya.
·
Wawancara
dilakukan untuk menggali informasi apakah jemaah haji sudah atau belum menerima
perubahan, apakah ia tertarik dengan perubahan tersebut dan apakah perilaku
yang sudah atau yang akan diadopsi itu mempunyai dasar pengertian dan kesadaran
yang kuat. Apabila belum, maka perlu dilakukan penyuluhan yang lebih mendalam.
·
Kepada
jemaah haji risti diberikan buku saku sesuai jenis penyakitnya, saat ini Pusat
Kesehatan Haji menerbitkan 4 buku saku yaitu buku saku untuk jemaah yang
Hypertesi, Diabetes Mellitus, PPOK dan Asma, serta jemaah dengan riwayat
menderita penyakit jantung.
·
Kepada
seluruh jemaah haji diberikan leaflet dan brosur tentang persiapan kesehatan
jemaah haji.
·
Layanan
pembinaan kesehatan jemaah di Arab Saudi terkait dengan tugas pokok TKHI
Kloter, melalui kegiatan pemetaan jemaah risti, deteksi dini jemaah berisiko,
pengobatan jemaah ketika sakit, visitasi di kamar jemaah, penyuluhan saat
bertemu jemaah.
Prioritas jemaah yang membutuhkan pembinaan perorangan adalah jemaah
usia lanjut, jemaah dengan risiko tinggi, hamil dan jemaah dengan potensi
masalah kesehatan. Pelaksanaan pembinaan penyuluhan individual dapat
dilaksanakan setiap waktu sesuai dengan kebutuhan jemaah haji itu sendiri
b. Kelompok
· Pembinaan
kelompok adalah pembinaan yang dilakukan terhadap sekelompok jemaah haji yang
telah mendapat pelayanan
kesehatan di daerah (puskesmas dan Rumah Sakit), kloter, dan di Arab Saudi bertujuan agar
jemaah haji dapat mengenal lebih jauh arti dan manfaat pesan kesehatan yang
diinformasikan.
· Metode
pembinaan kelompok meliputi: diskusi kelompok, curah pendapat,
kelompok-kelompok kecil, bermain peran, permainan dan simulasi.
· Jumlah jemaah
haji yang dibina dalam bentuk kelompok sebanyak 10 orang (regu) dan 50 orang
(rombongan).
· Penyuluhan kesehatan dijadualkan secara
terstruktur dengan materi yang telah ditentukan
c. Massa
· Metode
pembinaan massa adalah metode yang dipakai untuk mengkomunikasikan pesan-pesan
kesehatan kepada masyarakat luas yang bersifat massa untuk menggugah kesadaran
(awareness) jemaah haji terhadap
informasi atau inovasi baru dalam kesehatan. Manfaatnya adalah dapat
menyampaikan informasi secara cepat dan menjangkau banyak orang, sehingga
diharapkan terjadinya perubahan perilaku.
· Metode
pembinaan massa meliputi: ceramah umum, pidato, penayangan/penyiaran/penerbitan
pesan kesehatan melalui televisi, radio, majalah atau koran, billboard, spanduk, poster, menyelipkan
pesan pada khotbah keagamaan, menyelipkan pesan pada kesenian tradisional,
memanfaatkan pengeras suara di tempat ibadah, menempelkan pesan di
tempat-tempat ramai, dan pemutaran film di tempat terbuka.
· Pembinaan
massal adalah pembinaan yang dilakukan terhadap jemaah haji dalam jumlah besar
(lebih dari 50 orang ) yang telah mendapat pelayanan kesehatan di daerah (puskesmas dan Rumah Sakit),
kloter, dan di Arab Saudi.
POKOK BAHASAN 3
SUBSTANSI
PEMBINAAN KESEHATAN
Pembinaan kesehatan meliputi kegiatan
sebagai berikut :
1.
Pengelolaan
Kesehatan Mandiri
2.
Aklimatisasi
3.
Kebugaran
Jasmani
4.
Gizi
pada jemaah haji
5.
Perilaku
Hidup bersih dan sehat
6.
Kesehatan
penerbangan
7.
Identifikasi
dan pengelolaan masalah kesehatan jiwa
8.
Pengenalan
masalah kesehatan pada Lansia
9. Pengelolaan Kesehatan pada
jemaah Haji yang memiliki penyakit tertentu
Substansi Pembinaan kesehatan
tersebut dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan masing-masing jemaah haji.
Penjelasan lebih lanjut tentang substansi pembinaan berada pada buku saku
bimbingan manasik kesehatan haji dan buku berhaji sehat bagi jemaah haji.
POKOK
BAHASAN 4
PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBINAAN KESEHATAN
HAJI
Penyelenggaraan pembinaan kesehatan haji
dapat dilaksanakan pada berbagai kegiatan, baik sebagai kegiatan khusus, maupun
bersama kegiatan lain, yaitu : pembinaan kesehatan pada saat jemaah haji
melaksanakan pelayanan atau pemeriksaan kesehatan, kegiatan kunjungan rumah, bersamaan dengan
kegiatan manasik haji, pembinaan kesehatan selama perjalanan ibadah haji
dalam kelompok terbang, serta penyuluhan
kesehatan melalui media promosi.
Pembinaan kesehatan dapat dilaksanakan
secara pasif karena sakit atau secara aktif dengan meminta dilakukan
pemeriksaan kesehatan, baik sejak di daerah (Puskesmas, Rumah Sakit), maupun selama dalam perjalanan di masing-masing
Kloter dan pelayanan kesehatan di BPHI dan BPHI sektor.
Berdasarkan atas waktu dan tempat pembinaan
kesehatan terbagi atas :
1) Pembinaan Kesehatan melalui Pelayanan
Kesehatan
1.1 Pembinaan
Kesehatan setelah Pemeriksaan Kesehatan Jemaah Haji
Setiap jemaah haji mendapat
pemeriksaan kesehatan di Puskesmas,
untuk mengidentifikasi adanya penyakit atau keadaan fisik dan psikis
yang diperkirakan dapat memperburuk kesehatan jemaah haji selama melaksanakan
perjalanan ibadah haji. Pemeriksaan kesehatan ini diikuti dengan pengobatan dan
pemeliharaan kesehatan dalam bentuk pemberian makanan khusus, roborantia, obat
tertentu serta pembinaan kesehatan yang sesuai dengan kondisi kesehatan
masing-masing jemaah.
Pembinaan
kesehatan di Puskesmas dan Rumah Sakit bertujuan :
(a) Memperbaiki kondisi kesehatan jemaah haji agar
siap melaksanakan perjalanan ibadah haji, baik fisik dan psikis, antara lain :
pengobatan, makanan, menjaga kebugaran dan aklimatisasi
(b) Mempersiapkan kebutuhan obat-obatan serta
logistik lain yang diperlukan selama perjalanan ibadah haji
(c) Mengenal perjalanan ibadah haji sebagai kondisi
matra yang berpengaruh terhadap kesehatan jemaah haji dan sesuai dengan kondisi
kesehatan masing-masing jemaah, ancaman penyakit menular dan perilaku hidup
sehat selama dalam perjalanan ibadah haji di Arab Saudi, termasuk tatacara
pelayanan kesehatan selama perjalanan di kelompok terbang, BPHI dan RS Arab Saudi
Standar Fasilitas dan Tenaga
Pembina Kesehatan Haji
- Di
Puskesmas, pembinaan kesehatan dilakukan dengan menyediakan ruangan khusus
untuk melaksanakan pembinaan kesehatan bagi jemaah haji.
- Pengobatan
dilakukan oleh dokter puskesmas, dan bila diperlukan jemaah haji akan
dirujuk ke Rumah Sakit yang lebih lengkap sarana dan prasarananya
- Penyuluhan
kesehatan dilaksanakan oleh tenaga yang kompeten, misalnya : penyuluhan
gizi dilakukan oleh ahli gizi di puskesmas, penyuluhan kesehatan dilakukan
oleh perawat dan dokter.
- Pembinaan
kesehatan dilengkapi dengan pedoman, lembar bantu, brosur dan peralatan
lain yang diperlukan.
- Pembinaan
kesehatan dilaksanakan secara sistematis dan berkelanjutan dalam beberapa
kali (sesering mungkin) pertemuan sampai jemaah berangkat melaksanakan
perjalanan ibadah haji.
1.2 Pembinaan Kesehatan Saat pemeriksaan
Kesehatan di Poliklinik Embarkasi/Debarkasi dan Rumah Sakit Rujukan
Pada dasarnya pembinaan kesehatan yang dilaksanakan pada saat
pemeriksaan kesehatan di poliklinik embarkasi/Debarkasi dan rumah sakit rujukan
adalah mengingatkan kembali terhadap materi pembinaan pada saat melaksanakan
pemeriksaan kesehatan di Puskesmas dan Rumah Sakit di daerah.
Pada saat jemaah berobat ke poliklinik
embarkasi atau rumah sakit rujukan, dilaksanakan pembinaan kesehatan dengan
prioritas perlunya istirahat dan tatalaksana sakit, terutama dampak perjalanan
yang panjang terhadap kesehatan dan penyesuaian perbedaan lingkungan arab saudi
dan tanah air. Perlu ditekankan tentang kewajiban melapor ke pelayanan
kesehatan terdekat bila dalam 2 minggu setelah kepulangan mengalami gejala –
gejala penyakit seperti yang tercantum dalam K3JH (Kartu Kewaspadaan Kesehatan
Jemaah Haji)
2)
Pembinaan Melalui Kunjungan Rumah
Jemaah haji usia lanjut, jemaah dengan masalah kesehatan yang dapat
berpengaruh buruk terhadap kesehatannnya selama melaksanakan perjalanan ibadah
haji, jemaah yang menderita penyakit menular atau hamil, mendapat prioritas
untuk dikunjungi ke rumahnya agar
mendapatkan pemeliharaan dan pembinaan kesehatan yang memadai.
Kunjungan rumah jemaah haji dapat dilakukan oleh petugas Puskesmas atau
petugas kelompok bimbingan jemaah haji yang memiliki kemampuan yang memadai.
Sebaiknya petugas yang memberikan pembinaan kesehatan bagi jemaah haji ini
adalah petugas yang pernah bertugas sebagai TKHI atau pernah berhaji, sehingga
dapat menjelaskan kondisi nyata perjalanan ibadah haji dan pengelolaannya yang
lebih tepat agar kesehatan jemaah dapat tetap terjaga.
3) Pembinaan Kesehatan Melalui Bimbingan
Manasik Haji
Pada umumnya, dalam rangka persiapan beribadah haji, setiap jemaah haji
mengikuti kegiatan bimbingan manasik haji. Beberapa tahun terakhir ini, program
bimbingan manasik haji diselenggarakan di Kecamatan dan di Kabupaten/Kota, baik
merupakan program Kementerian Agama, maupun oleh kelompok-kelompok masyarakat.
Kegiatan Bimbingan Manasik Haji merupakan media yang tepat melaksanakan
pembinaan kesehatan bagi jemaah haji, baik berkelompok maupun perorangan.
Kegiatan Bimbingan manasik Haji ini menjadi media diskusi antar jemaah dan
konsultasi berhaji sehat dan mandiri.
Jemaah haji yang mengikuti program bimbingan manasik haji biasanya
adalah jemaah yang secara fisik mempunyai kemampuan hadir dan aktif mengikuti
aktifitas dalam program manasik haji, sementara jemaah usia lanjut atau yang
menderita penyakit yang dapat mengganggu aktifitas normal, kemungkinan tidak
akan hadir. Jemaah dengan kondisi fisik usia lanjut dan yang menderita penyakit
yang dapat mengganggu aktifitas normal tersebut merupakan prioritas program
pembinaan kesehatan melalui kunjungan rumah.
Bentuk pembinaan kesehatan pada Bimbingan Manasik Haji adalah :
3.1 Pemeriksaan kesehatan sederhana
Pemeriksaan tekanan darah, nadi, tinggi badan, berat badan, pemeriksaan
fisik diagnostik, termasuk pengobatan dan pemeliharaan kesehatan serta
bimbingan dan penyuluhan kesehatan sesuai dengan kondisi kesehatan masing-masing
jemaah
3.2 Olah raga kebugaran dan aklimatisasi
Olah raga kebugaran dan aklimatisasi dilaksanakan selama berada di
lokasi bimbingan manasik haji, baik perseorangan maupun bersama-sama dengan
jemaah lain, termasuk pengukuran kebugarannya
Olah raga kebugaran dan aklimatisasi juga dilakukan di rumah sesuai
dengan pengaturan yang ditetapkan, sesuai dengan kondisi masing-masing jemaah
haji. Pengukuran kebugaran juga dilakukan di lokasi bimbingan untuk mengukur
keberhasilan jemaah haji mencapai tingkat kebugaran dan aklimatisasi yang
diharapkan
3.3 Mempelajari perjalanan ibadah haji yang
berpengaruh terhadap kesehatan haji (risiko kesehatan selama perjalanan ibadah
haji).
Jemaah haji perlu mengenal perjalanan ibadah haji, apalagi bagi jemaah
haji yang belum pernah ke Arab Saudi dan
melaksanakan acara ritual keagamaan, terutama kondisi yang berpengaruh terhadap
kesehatan. Mengetahui rencana perjalanan ibadah haji akan mendorong persiapan
jemaah yang lebih baik, termasuk penyiapan diri (aklimatisasi).
Untuk menjelaskan rencana perjalanan ibadah haji dapat dapat
dilaksanakan ceramah, distribusi buku, brosur dan sebagainya, dan pembelajaran
dengan metode praktek, simulasi dan contoh-contoh gambar, video dsb.
3.4 Mempelajari
dan praktek manajemen berhaji sehat dengan
pendekatan manajemen risiko dan kemandirian jemaah (pondokan sehat, makanan
sehat, pencegahan penularan penyakit, masker, minum, sesat, kecelakaan lalu
lintas, tawaf dan sai, arafah-mina)
Bimbingan manasik haji biasanya dilaksanakan 2-6 bulan menjelang
keberangkatan jemaah haji ke tanah suci, dan dilaksanakan beberapa kali. Oleh
karena itu rencana manasik kesehatan haji perlu disusun dengan cermat, termasuk
kegiatan yang perlu dilaksanakan oleh setiap jemaah selama dirumah.
Pembinaan kesehatan tersebut
diatas dapat juga dilaksanakan melalui pertemuan khusus untuk membahas
bimbingan dan penyuluhan kesehatan.
4) Pembinaan Kesehatan Pada Kelompok Sosial
Kemasyarakatan
Pembinaan kesehatan bagi jemaah
haji dapat dilakukan oleh kelompok pengajian (majlis Ta’lim), Kelompok
Bimbingan Ibadah Haji (KBIH), Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji Umroh Republik
Indonesia (AMPHURI) dan sebagainya. Kelompok-kelompok sosial kemasyarakatan
tersebut perlu mendapat pembinaan yang memadai bekerjasama dengan sektor terkait
(Kementerian Agama, Pemerintah Daerah dan kelompok-kelompok sosial
kemasyarakatan)
5)
Penyuluhan Media
Bimbingan dan penyuluhan kesehatan jemaah tidak selalu melaksanakan
pertemuan tatap muka antara petugas dan jemaah, tetapi dapat juga dilakukan melalui
penyuluhan media cetak, elektronik, buku bacaan, booklet dan sebagainya dengan
pendekatan teknologi promosi kesehatan yang sesuai.
Prioritas Penyuluhan Media antara lain:
5.1 Laik sehat untuk berhaji serta istithoah,
hamil dan penyakit menular serta perlunya imunisasi meningitis
5.2 Berhaji sehat mandiri secara umum, kondisi
Arab Saudi dan cara-cara pengelolaannya (sering minum, makan dan istirahat yang
efektip)
5.3 Berhaji sehat mandiri bagi jemaah usia
lanjut
5.4 Perlunya pemeriksaan kesehatan dan
persiapan fisik sebelum keberangkatan melaksanakan perjalanan ibadah haji.
Dalam penyampaikan
informasi/pesan agar dapat dimengerti oleh
jemaah haji diperlukan media yang dapat membantu penyampaian pesan
tersebut. Media yang digunakan yaitu:
1. Media Cetak
Kumpulan
berbagai media informasi yang diproduksi dan disampaikan kepada sasaran melalui
tulisan dan visual.
·
Poster, leaflet, lembar balik (flipchart), sticker,
brosur, selebaran (flier), kartu permainan (flascard).
·
Benda-benda seperti gantungan kunci, flagchain,
tas, topi, pin, dll.
·
Benda promosi yang ditempatkan di rak-rak pajangan
(contoh botol, mug/gelas).
·
Iklan di media massa cetak (koran, majalah).
2. Media Elektronik
Televisi
·
TV Spot (Iklan TV) dengan durasi 15, 30 dan 60 detik.
·
Sponsorship
(blocking time), membeli waktu tayang
selama 30-60 menit. Contoh : acara dialog interaktif tentang Kesehatan,
dan variety show Gaya Hidup Sehat.
·
Build
in program, pesan
dimasukan dalam segmen program yang sudah ada di televisi, misalnya di Bajaj
Bajuri, Empat Mata, Extravaganza, dll
·
Infotainment,
menyisipkan pesan kesehatan dalam program infotainment selama 3-5 menit dengan
mengekspose perilaku selebriti yang mendukung kesehatan.
Radio
·
Radio Spot (iklan radio)t durasi 30-60 detik, pesan yang
disampaikan singkat, menggunakan slogan, ditujukan pada target sasaran
tertentu.
·
Adlips, pesan singkat yang dibacakan disela-sela
program radio.
·
Kuis, berupa permainan dan hiburan.
·
Dialog Interaktif yang melibatkan pendengar radio.
Internet dan SMS
·
Tayangan
banner atau logo di website.
·
Penyampaian
pesan massal lewat SMS.
Media Luar Ruang
·
Spanduk,
umbul-umbul, yaitu kain rentang yang berisi pesan, slogan atau logo.
·
Billboard, poster, neon sign, megatron.
Media Tradisional
Pesan kesehatan disampaikan
dalam bentuk kesenian tradisional seperti Ketoprak, Ludruk, Wayang, Lenong atau
panggung boneka.
Media Lain
·
Pemasangan
pesan di angkutan umum (di bus, taksi, kereta api,
·
Mengadakan
event, merupakan suatu bentuk kegiatan yang diadakan di pusat
perbelanjaan atau hiburan yang menarik perhatian pengunjung.
·
Road
Show, suatu kegiatan yang
diadakan di beberapa tempat atau kota sebagai suatu bentuk kampanye massa.
·
Sampling, contoh produk yang diberikan kepada
jemaah secara gratis, misalnya tablet tambah darah, multivitamin, krim
pelembab, dll
·
Pameran
6) Pembinaan Kesehatan Pada Kelompok
Terbang
Selama melakukan perjalanan ke Arab Saudi
pembinaan dilakukan di kelompok terbang (Kloter) dan melalui pelayanan
kesehatan di BPHI Daker dan BPHI sektor. Pada saat jemaah berobat ke dokter
atau perawat kloter, atau berkonsultasi tentang kesehatannya, maka dilaksanakan
pembinaan kesehatan dengan prioritas melaksanakan manajemen berhaji yang sehat
dengan pendekatan manajemen berisiko dan mandiri, dan disesuaikan dengan
kondisi matra haji
Pelayanan pembinaan kesehatan jemaah di kelompok terbang adalah 2
kegiatan yang dilaksanakan secara terpadu oleh petugas TKHI, terutama pada
Pembinaan perorangan.
Sebagaimana pelayanan kesehatan, maka pembinaan kesehatanpun dapat
dilakukan pasif maupun aktif . Pembinaan kesehatan secara pasif dilakukan pada
saat jemaah sakit datang meminta pelayanan kesehatan, sementara pembinaan
kesehatan secara aktif adalah dengan mendatangi jemaah di tempat tinggal di
asrama haji atau pondokan selama di Arab Saudi. Pembinaan kesehatan secara
aktif perlu direncanakan jadual dan prioritas jemaah yang akan mendapat
pembinaan, jemaah usia lanjut dan menderita sakit atau berisiko tinggi sakit
merupakan jemaah prioritas untuk mendapat pembinaan petugas TKHI.
Pembinaan kesehatan jemaah haji berkelompok dilaksanakan dengan cara
penyuluhan dalam suatu pertemuan khusus untuk itu, atau pada saat kunjungan
anjangsana ke tempat tinggal jemaah, disela-sela waktu makan bersama dan
sebagainya.
Pembinaan kesehatan jemaah dapat dilaksanakan sendiri oleh petugas TKHI
atau oleh petugas lain, bahkan bisa dilaksanakan antar jemaah. Oleh karena itu,
perlu dikoordinasikan dengan baik oleh petugas TKHI. Jemaah usia lanjut, jemaah
berisiko tinggi mendapat masalah kesehatan, perlu adanya anggota jemaah
yang mendampinginya selama perjalanan
ibadah haji, terutama anggota keluarga, atau jemaah lain dalam satu kamar.
POKOK BAHASAN 5
PENGORGANISASIAN
Pengorganisasian pembinaan kesehatan haji
ada di masing-masing jenjang administrasi kesehatan yaitu Puskesmas, Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota, Rumah Sakit, Dinas Kesehatan Propinsi dan Kantor
Kesehatan Pelabuhan.
Organisasi
pembinaan kesehatan haji terdiri dari pengelola dan pelaksana program
pembinaan kesehatan haji Indonesia sebagai berikut :
1. Pengelola Program Pembinaan Kesehatan Haji di Indonesia
1) Di
Pusat
Pengelola Program Pembinaan
Kesehatan Haji Indonesia dilaksanakan oleh
Pusat Kesehatan Haji, Setjen Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah cq
Direktorat Pembinaan Haji, KBIH, Lembaga Swadaya
Masyarakat dan masyarakat peduli haji.
Upaya yang dilakukan adalah :
1.1. Membuat
rancangan peraturan (regulasi) pembinaan kesehatan
1.2. Membuat
dan mengembangkan metode pembinaan kesehatan
1.3. Memberikan asistensi dan bimbingan teknis
pembinaan kesehatan
1.4. Mengawasi dan mengendalikan kegiatan
pembinaan kesehatan
2) Di
Provinsi dan Kabupaten/Kota
Pengelola program Dinas Kesehatan Provinsi dan Dinas Kesehatan Kab/kota
bekerjasama dengan lintas sektor terkait dan lembaga swadaya masyarakat di
daerah setempat. Upaya yang dilakukan
adalah :
2.1. Melaksanakan pembinaan
kesehatan
2.2. Mengembangkan metode serta
manajemen pembinaan kesehatan
Sosialisasi NSPK
MODEL PEMBINAAN KESEHATAN HAJI
MATRIKS PENGORGANISASIAN PEMBINAAN
UNTUK
PELAKSANA PROGRAM KESEHATAN HAJI
NO
|
KEGIATAN
|
PUSAT
|
EMB/DEB
|
DAERAH
|
||
PROV
|
KAB
|
PUSKES
|
||||
1.
|
Membuat
rancangan peraturan (regulasi) pembinaan (bimbingan dan penyuluhan ) kesehatan
|
√
|
|
|
|
|
2.
|
Membuat dan mengembangkan metode
pembinaan kesehatan
|
√
|
√
|
√
|
|
|
3.
|
Memberikan asistensi dan bimbingan teknis pembinaan kesehatan
|
√
|
√
|
√
|
|
|
4.
|
Mengawasi
dan mengendalikan kegiatan pembinaan kesehatan
|
√
|
√
|
√
|
√
|
|
5.
|
Melaksanakan
pembinaan kesehatan
|
√
|
√
|
√
|
|
√
|
6.
|
Mengembangkan metode serta manajemen pembinaan
kesehatan Sosialisasi NSPK
|
√
|
|
√
|
√
|
√
|
7.
|
Meningkatkan
kualitas pelayanan dalam pembinaan kesehatan
|
√
|
|
√
|
√
|
√
|
2. Pelaksana pembinaan Kesehatan
Haji
a) Di Daerah
a.
Provinsi
Tim
Pembina Kesehatan Haji Provinsi, yang terdiri dari unsur : Dinas Kesehatan Provinsi setempat, satuan
kerja lain yang dianggap perlu dan lembaga swadaya masyarakat serta masyarakat
peduli haji di tingkat provinsi.
b. Kabupaten/ kota.
Tim Pembina Kesehatan Haji Kabupaten/Kota,
yang terdiri dari unsur : Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota, RSU Kabupaten/Kota,
, satuan kerja lain yang dianggap perlu dan lembaga swadaya masyarakat serta
masyarakat peduli haji di tingkat Kabupaten/Kota
c. Puskesmas
Tim Pembina Kesehatan Haji Puskesmas, yang terdiri dari petugas
kesehatan Puskesmas setempat, petugas KUA dan satuan kerja lain yang dianggap perlu dan lembaga swadaya masyarakat
serta masyarakat peduli haji di tingkat kabupaten/kota.
d. Embarkasi/debarkasi Haji
Tim Kesehatan Embarkasi / Debarkasi Haji, yang terdiri dari unsur Kantor
Kesehatan Pelabuhan sebagai pelaksana utama, Dinas Kesehatan Provinsi, RS
Rujukan yang ditunjuk dan satuan kerja lain yang dianggap perlu.
b). Di
Kelompok Terbang (Kloter) dan Arab Saudi
Pelaksanaan pembinaan kesehatan
haji di perjalanan dan di Arab Saudi dilaksanakan oleh Tenaga Kesehatan Haji
lndonesia (TKHI) yang menyertai jemaah haji serta petugas kesehatan haji
bersifat menetap sebagai Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) di Arab Saudi
pada tiga daerah kerja (Jeddah, Madinah dan Makkah).
Bentuk pembinaan melalui visitasi, pemantauan jemaah risti, penyuluhan
massal dan penyebaran brosur dan penempelan pamflet
Penugasan :
1.
Buatlah
media Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada
jemaah haji dalam bentuk Brosur
2.
Buatlah
spot iklan radio 60 detik tentang Prilaku Hidup Bersih dan Sehat bagi jemaah
haji
3.
Buatlah
media identifikasi gejala-gejala gangguan jiwa yang mungkin terjadi pada jemaah
haji dalam bentuk pamflet.
aaf kak mau titip info Sejarah Thawaf Pertama Manusia Beribadah di Ka'bah
ReplyDelete