Sunday, January 29, 2017

ANALISA SINTESA NASAL KANUL


ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN
PEMBERIAN TERAPI O2 NASAL KANUL
DI RUANG ICU RSUD BATANG

Nama Klien                 : Tn. E
Diagnosa Medis          : CHF, SNH
No Register                 : 19790
Tanggal                       : 30 Desember 2015

1.        Diagnosa keperawatan, pengkajian dan data fokus
a.       Diagnosa keperawatan
Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran alveolar kapiler
b.      Pengkajian / data fokus
Data subjektif :
pasien mengatakan sesak
Data objektif :
Tekanan darah 160/100 mmHg, nadi 102x/menit, RR 28x/menit, suhu 36,50C. dispnea, warna kulit pucat, gelisah
Hasil pemeriksaan fisik Paru
Inspeksi
Thoraks simetris, klien  menggunakan otot bantu nafas dan  terdapat retraksi dinding dada, Respiratory Rate 28x/menit.
Palpasi
Gerakan paru saat inspirasi dan ekapirasi sama, tidak terdapat massa, tidak terdapat fraktur pada daerah thorak, terpasang elektroda

Perkusi
Sonor
Auskultasi
Tidak terdapat suara tambahan, bunyi nafas vesikuler

c.       Dasar pemikiran
Gagal jantung kongestif adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan jaringan terhadap oksigen dan nutrien. (Diane C. Baughman dan Jo Ann C. Hockley, 2000. Gagal jantung kengestif dapat disebabkan oleh : kelainan otot jantung, aterosklerosis koroner, hipertensi sistemik atau pulmonal (peningkatan afterload), Peradangan dan penyakit   myocardium  degenerative, Penyakit jantung lain, dan faktor sistemik.

Grade gagal jantung menurut New york Heart Associaion
Terbagi menjadi 4 kelainan fungsional
1.        Timbul gejala sesak pada aktifitas fisik berat
2.        Timbul gejala sesak pada aktifitas fisik sedang
3.        Timbul  gejala sesak pada aktifitas ringan
4.        Timbul gejala  sesak pada aktifitas sangat ringan / istirahat

Pada pasien gagal jantung sesak nafas disebabkan karena ventrikel kiri tidak mampu memompa darah yang datang dari paru. Peningkatan tekanan dalam sirkulasi paru menyebabkan cairan terdorong ke jaringan paru. Dispnu dapat terjadi akibat penimbunan cairan dalam alveoli yang mengganggu pertukaran gas. Mudah lelah dapat terjadi akibat curah jantung yang kurang menghambat jaringan dari sirkulasi normal dan oksigen serta menurunnya pembuangan sisa hasil katabolisme, juga terjadi akibat meningkatnya energi yang digunakan untuk bernapas dan insomnia yang terjadi akibat distress pernapasan dan batuk.
2.        Tindakan keperawatan yang dilakukan
Pemberian terapi O2 nasal kanul 5 liter
3.        Prinsip – prinsip Tindakan
a.       Definisi
Pemberian terapi oksigen adalah suatu tata cara pemberian bantuan gas oksigen pada penderita yang mengalami gangguan pernapasan ke dalam paru melalui saluran pernapasan denngan menggunakan alat khusus

b.      Tujuan
1)      Memenuhi kekurangan oksigen
2)      Membantu kelancaran metabolism
3)      Sebagai tindakan pengobatan
4)      Mencegah hipoksia
5)      Mengurangi beban kerja alat nafas dan jantung
c.       Prosedur
Terapi dilakukan pada penderita :
1)      Dengan anoksia atau hipoksia
2)      Dengan kelumpuhan alat – alat pernapasan
3)      Selama dan sesudah dilakukan norcose umum
4)      Tiba – tiba menunjukkan tanda – tanda shock, dispneu, cyanosis, apneu
5)      Terdapat trauma paru
6)      Dalam keadaan coma
d.      Persiapan
Alat :
1)      Tabung oksigen beserta isinya
2)      Regulator dan flow meter
3)      Masker atau nasal kanul
4)      Selang penghubung
Pasien :
1)      Pasien diberikan penjelasan tindakan yang akan dilakukan
2)      Pasien ditempatkan pada posisi yang sesuai
Perawat :
1)      Amati tanda – tanda vital sebelum selama dan sesudah pemberian
2)      Jauhkan hal – hal yang dapat membahayakan, misalnya : api yang menimbulkan kebakaran
3)      Air pelembab harus diganti setiap 24 jam dan isi sesuai batas yang ada pada botol
4)      Botol pelembab harus disimpan dalam keadaan bersih dan kering bila tidak dipakai
5)      Nasal kanul atau masker harus dibersihkan, di desinfeksi dan disimpan kering
6)      Pemberian oksigen harus hati – hati terutama pada penderita penyakit paru konis karena pemberian oksigen yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan hipoventilasi, hypercarbia diikuti penurunan kesadaran
7)      Terapi oksigen sebaiknya diawali dengan aliran 1 – 2 liter/menit, kemudian dinaikkan pelan – pelan sesuai kebutuhan
e.       Cara kerja
1)      Memngucapkan salam
2)      Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
3)      Tabung oksigen dibuka dan diperiksa isinya
4)      Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
5)      Hubungkan nasal kanul atau masker dengan selang oksigen ke botol pelembab
6)      Pasang ke pasien
7)      Atur aliran oksigen sesuai kebutuhan
8)      Pasien dirapikan kembali
9)      Peralatan dibersihkan
10)  Mencuci tangan
11)  Evaluasi keadaan pasien dan berpamitan
4.        Analisa tindakan keperawatan
Pemberian oksigen dimaksudkan untuk  memberikan tambahan oksigen pada klien yang mengalami sesak nafas akibat perubahan membran alveolar kapiler.
5.        Bahaya yang mungkin muncul
Bahaya :
Pemberian oksigen yang berlebihan dan secara terus menerus pada klien dapat menyebabkan keracunan O2 dan akan semakin sesak nafas.
Pencegahan :
Selalu memonitor pemberian O2 setiap 2 jam sekali dan selalu memantau reaksi alergi yang muncul secara periodik setelah pemajanan terhadap alergen spesifik, obat-obat tertentu, dan latihan fisik.



6.        Hasil yang di dapat dan maknanya
S :
Ps mengatakan sesak sudah berkurang
O :
-       Klien tampak rileks
-       Akral masih dingin
-       RR : 24x/menit
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan intervensi
-       Kaji vital sign
-       Kaji keadaan umum setiap 2 jam sekali
7.        Tindakan keperawatan lainnya
a.         Pemberian terapi nebulizer dengan atrovent 1 cc, diencerkan dengan Nacl 9% 1cc
b.        Pemberian obat bronkodilator dan mukolitik.
c.         Pemasangan infus.
d.        Pemeriksaan GDS (104 g/dl)
e.         Pemeriksaan rekam EKG
8.        Evaluasi
Kelebihan :
Dapat melakukan pemberian O2 nasal kanul ataupun masker tanpa bantuan dari perawat.
Kekurangan :
Melaksanakan tindakan keperawatan kurang maksimal karena yang dilaksanakan hanya tindakan yang darurat saja.








9.        Daftar pustaka
Brunner & Suddarth, Buku Ajar Keperawatan Mdikal Bedah, edisi 8,  1997,  EGC, Jakarta.

Doenges E. Marlynn, Rencana Asuhan Keperawatan , 2000, EGC, Jakarta.

Gallo & Hudak, Keperawatan Kritis, edisi VI, 1997, EGC Jakarta

Noer Staffoeloh et all, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I, 1999, Balai Penerbit FKUI, Jakarta

Nursalam. M.Nurs, Managemen Keperawatan : Aplikasi dalam Praktek Keperawatan Profesional, 2002, Salemba Medika, Jakarta

Russel C Swanburg, Pengantar keparawatan, 2000, EGC, Jakarta.



Pembimbing                                                                                     Mahasiswa



Moerti Windiningsih, S.Kep, Ns                                         Edita Zahara, S.Kep 

No comments:

Post a Comment