LAPORAN KESAN DAN SARAN
SELAMA PERJALANAN TUGAS
MENDAMPINGI JAMAAH HAJI
KLOTER 5 EMBARKASI SOC
Disusun Oleh:
dr. ADAM HARTONO
ADIN SUTANTO
SYAMSIYAH RATNAWATI
TIM KESEHATAN HAJI INDONESIA
EMBARKASI SOC
TAHUN 1437 H / 2016 M
LAPORAN KESAN DAN SARAN
SELAMA PERJALANAN TUGAS MENDAMPINGI JAMAAH HAJI
KLOTER 5 EMBARKASI SOC
1.
Pra Embarkasi
a.
Seleksi TKHI 2016
Pelaksanaan seleksi
dilaksanakan dengan cukup ketat. Pendaftaran dengan sistem online sangat
membantu dalam menyingkirkan pendaftar yang tidak familiar dengan komputer dan
internet. Seleksi berkas termasuk beragam persyaratan juga memperketat seleksi
ini. Pemeriksaan psikometri yang sudah dilaksanakan dua tahun dirasakan sangat
diperlukan agar dapat terpilih petugas yang mempunyai mental yang baik dan
tangguh. Proses seleksi yang bersih dan ketat perlu dipertahankan.
b.
Pelatihan Kompetensi di
BAPELKES Salaman di Magelang
Calon petugas TKHI
yang lolos dalam seleksi berkas dan tes psikometeri kemudian diberikan
pelatihan kompetensi untuk memberikan bekal keterampilan dan pengetahuan
tentang pelayanan kesehatan haji kloter di indonesia maupun di arab saudi.
Pembekalan ini dititik beratkan pada kondisi – kondisi yang spesifik sering
terjadi pada pelayanan haji. Kompetensi ini juga meliputi ujian tentang
pengetahuan dan keterampilan penangangan kegawatdaruratan. Inti pelayanan yang
diutamakan termasuk soft skill petugas
dalam menghadapi permasalahan yang mungkin ada di dalam pelaksanaan pelayanan
sebagai petugas. Materi pelatihan dalam bentuk ceramah, permainan, simulasi
peran, diskusi, dan pelatihan fisik yaitu senam dan jalan kaki. Dalam pelatihan
juga diberikan materi manasik haji agar petugas juga dapat mempunyai gambaran
yang baik mengenai prosesi ibadah haji.
Saran yang kami
ajukan untuk perbaikan pelatihan antara lain :
-
Diberikannya kesempatan untuk
melatih kembali kemampunan penanganan kedaruratan medis dengan menambah jumlah
jam pelajaran khusus materi ini, dan mengurangi jam pelajaran yang sifatnya
untuk permainan.
-
Materi manasik haji disertai
dengan praktek.
-
Dengan model pelatihan yang
menggunakan metode andragogi kami usulkan agar modul dapat diberikan online dan
dapat diunduh sebelum pelaksanaan pelatihan sehingga sudah dapat dipelajari di
rumah sebelum pelatihan.
-
Diberikan materi khusus tentang
tata cara mengisi COD dan AV.
-
Perbaikan pada sistem absensi
barcode, dimana kadang petugas datang terlambat, atau jaringan internet yang
kurang lancer, serta scanner kadang tidak dapat melakukan proses scanning.
c.
Pelatihan Integrasi di Solo
Pelatihan integrasi
diikuti petugas haji dari bidang pelayanan ibadah dan pelayanan kesehatan.
Pelatihan ini dilaksanakan agar dapat terbina tim yang solid dalam pelayanan.
Proses pelatihan berjalan dengan baik dan cukup lengkap, dengan materi yang diajarkan
dilaksanakan dengan metode ceramah, diskusi, role play, permainan dan pelatihan fisik melalui pelatihan senam
dan jalan. Akomodasi dan konsumsi selama pelatihan sangat baik.
Saran yang kami
ajukan untuk perbaikan pelatihan antara lain :
-
Interaksi antar bidang (petugas
kesehatan dan petugas pendamping ibadah) lebih ditingkatkan melalui materi
pelatihan.
-
Pendidikan bahasa arab dasar
untuk percakapan minimal di arab saudi.
-
Pemantapan manasik di awal
pelatihan agar calon petugas yang belum berhaji mempunyai dasar dalam diskusi.
-
Diberikan simulasi real-time alur pelaporan kloter-sektor
dan sistem rujukan.
2.
Embarkasi
Kegiatan dan pelayanan jamaah di embarkasi cukup baik. petugas TKHI datang
satu hari sebelum kedatangan jemaah calon haji di embarkasi dengan menempati
asrama di wisma armina. Di wisma armina, petugas TKHI memperoleh pembinaan dari
seksi pembinaan bidang ibadah dan bidang kesehatan. Pembinaan ini sangat
membantu petugas dalam memberikan gambaran kondisi aktual di arab saudi, dan
pembekalan lain berkaitan dengan proses pelayanan di arab saudi sekaligus
pembaruan komitmen pelayanan petugas agar tetap konsentrasi pada pelayanan
kepada jamaah calon haji. Pelayanan di asrama armina cukup memuaskan, hanya
saja kita masih harus mencari makan di luar asrama.
Kontak pertama petugas dengan jemaah calon haji terjadi pada proses
penerimaan jemaah calon haji di Asrama Haji Donohudan. Upacara ini dapat pula
digunakan oleh petugas TKHI sebagai sarana skrining awal jamaahnya. Pemeriksaan
oleh petugas embarkasi menemukan ada jamaah yang tidak mempunyai BKJH, ada
beberapa jamaah yang ditemukan suatu faktor resiko tetapi pada BKJH tidak
tercantum. Saran kami pada penyelenggaraan haji tahun depan adalah agar petugas
haji di daerah dapat bekerja sama dengan lebih baik agar kelengkapan
administrasi tidak menjadi masalah. Pada petugas pemeriksa jemaah calon haji di
puskesmas dan rumah sakit agar dapat lebih teliti memeriksa dan mendiagnosis jemaah
calon haji dan dengan lengkap pula menuliskannya pada buku BKJH. Pada saat
pemeriksaan awal jamaah kami ada yang perlu dirujuk ke rumah sakit dapat
dilayani dengan baik dan cepat. Tim di embarkasi juga sangat memfasilitasi
proses menuju ke pesawat, khususnya dalam mendampingi jamaah dengan kursi roda.
Saran kami adalah petugas diberi logistik untuk sarapan/makan siang/makan malam
saat di embarkasi, banyak jamaah risti yang lolos dalam pemeriksaan, masih
banyak risti yang di BKJH tidak tertera riwayat penyakit sebelumnya, tidak
dibagikannya lembar COD dan AV.
3.
Pesawat (berangkat)
Pada saat masuk pesawat, jamaah dapat masuk dengan tertib dan duduk
sesuai tempat duduk masing-masing dibantu oleh pramugari dan purser. Pesawat
dapat terbang sesuai dengan jadwal yang ditentukan. Setelah pesawat mengudara
beberapa jamaah ada yang mengeluh sakit ringan, seperti pusing dan mual. Jamaah
yang sakit dapat tertangani dengan obat-obat yang petugas bawa dari rumah.
Petugas sudah berkomunikasi dengan purser untuk melihat kotak emergency kit
yang ada di pesawat, tapi belum sempat ditunjukkan. Alhamdulillah jamaah aman,
dan tidak ada yang memerlukan tindakan darurat. Pelayanan promosi kesehatan
selama di penerbangan difasilitasi dengan baik oleh petugas garuda di pesawat. Beberapa
jamaah juga mengalami masalah dengan penggunaan toilet, namun setelah diberikan
penjelasan dapat memahami cara menggunakan toilet yang ada di pesawat.
4.
Bandara AMAA (datang)
Sambutan petugas
PPIH bandara sangat baik. petugas TKHI disambut di pintu keluar setelah
pemeriksaan dan diarahkan menuju kantor PPIH dimana petugas TKHI mendapatkan
tas obat dan aktifasi kartu perdana. Waktu transit di bandara sangat singkat
sehingga petugas TKHI belum sempat melakukan evaluasi kondisi jamaah calon haji
dan langsung diarahkan agar menaiki bus sehingga pendampingan rombongan yang
mempunyai resti belum maksimal.
5.
Perjalanan ke Madinah
Selama perjalanan semua jamaah dalam kondisi aman. Waktu tempuh
perjalanan sekitar 8 jam.
6.
Madinah
Jamaah kloter 5 termasuk dalam gelombang satu sehingga mendapatkan
jadwal ke madinah terlebih dahulu. Di madinah jamaah calon haji akan
melaksanakan ibadah shalat wajib berjamaah arbain. Kondisi pelayanan jamaah calon
haji di madinah dapat kami laporkan sebagai berikut :
-
Kami menginap di Hotel Gloria,
Sektor 1 Madinah, yang berjarak 100 meter dari masjid Nabawi.
-
Petugas mendapatkan 1 kamar,
sehingga ditempati bersama 4 petugas laki – laki dan 1 petugas perempuan.
-
Suhu pada saat kedatangan
mencapai 47 derajat, tapi suhu rata – rata berangsur turun seiring berjalannya
hari.
-
Pelayanan sektor tidak dapat
maksimal karena sektor tidak diperkenankan melakukan layanan rawat inap bagi
jamaah yang sakit, jadi jika ada jamaah yang sakit harus segera dirujuk ke KKHI
yang berjarak sekitar 15 menit dari hotel. Sektor berusaha tetap eksis dengan
melakukan pelayanan sembunyi-sembunyi, terutama pelayanan distribusi obat.
Pelayanan obat dilayani petugas sektor dengan mengambil tempat di KKHI. Dokter
penanggung jawab sektor menerima konsulan pasien baik lewat telepon, sms atau
melalui media komunikasi online (whatsapp dan bbm).
-
Pelayanan kesehatan ke jamaah
dilakukan dengan :
o
Tidak menata obat di kamar
petugas atau di tempat umum
o
Tidak memasang petunjuk tentang
pelayanan kesehatan di tempat umum
o
Tidak melakukan pelayanan
kesehatan di tempat terbuka.
o
Visitasi sekaligus pengobatan.
Saran yang kami ajukan untuk perbaikan pelayanan di Madinah antara
lain :
-
Akomodasi petugas agar
dipisahkan antara petugas laki – laki dan perempuan.
-
Siskohatkes saat itu belum
dapat digunakan secara penuh karena data belum update sepenuhnya.
7.
Perjalanan ke Mekah
Selama perjalanan semua jamaah dalam kondisi aman. Waktu tempuh
perjalanan sekitar 8 jam dengan mengambil Miqot di Bir Ali.
8.
Mekah sebelum armina
Jamaah SOC 5 ditempatkan dalam satu hotel di Aziziyah Janubiyah –
Mahbas Jin, yaitu hotel Grand Al Aseel Nomor 307. Jamaah menempati lantai 1
sampai dengan 2. Petugas menempati kamar 1107 dan 1101 di lantai 1. Jarak hotel
dengan Masjidil Haram sekitar 4 km. transportasi dilayani dengan bus sholawat
yang haltenya tepat di depan hotel. Untuk dapat sampai ke Masjidil Haram, perlu
naik bus sholawat dua kali, yang pertama naik bus sampai Mahbas Jin,
dilanjutkan naik bus lagi sampai terminal Bab Ali di dekat Masjidil Haram.
-
Ruangan hotel baik, dengan
adanya space ruangan di tengah hotel sehingga sirkulasi udara juga baik.
Ruangan juga dekat, sehingga memudahkan visitasi.
-
Di dalam masing - masing kamar,
terdapat lemari penyimpanan pakaian, meja kecil, kamar mandi dilengkapi dengan
wastafel. Tiap kamar disediakan dapur beserta kompor listrik, serta tiap lorong
ada mesin cuci, untuk tempat menjemur pakaian disediakan hotel di lantai paling
atas, di lantai M tersedia bazaar dan warung makan.
-
Masih ditemukan beberapa lalat
di dalam hotel, namun setelah berkoordinasi dengan pihak hotel dan sansur
sektor, hal ini dapat teratasi.
-
Suplai air bersih di hotel cukup,
Alhamdulillah tidak pernah kehabisan, refill air zam-zam juga cepat.
-
Pelayanan sektor di mekah cukup
baik. proses perujukan pasien yang perlu di rujuk mendapat bantuan dari sektor,
namun tiap sektor hanya tersedia 1 buah ambulance, kadang bentrok antar kloter
jika dalam satu waktu membutuhkan bantuan ambulance emergency.
-
Proses pelayanan request obat via
siskohatkes berjalan seperti yang diharapkan, namun petugas kloter harus sering
datang sendiri ke sektor untuk amprah obat.
-
Tidak tersedianya tenaga pelayanan
pengantar obat.
-
Pemenuhan kebutuhan obat tidak
sesuai dengan asumsi pengeluaran, sehingga pemberian obat tidak bisa maksimal.
Hal ini meningkatkan kunjungan ke petugas kloter (obat yang diminum sudah
habis, tetapi sakit belum sembuh).
-
Ada jamaah dari salah satu KBIH
(tiga rombongan) yang memprogramkan umroh sunah hingga tujuh kali, sehingga
berpotensi mengganggu daya tahan jamaah menghadapi prosesi armina.
-
Dominasi KBIH masih terjadi,
banyak program-program yang dapat mengganggu daya tahan jamaah, khususnya
lansia dan risti.
-
Kurangnya tenaga dokter dan
dokter spesialis serta perawat di sektor, hanya tersedia 2 dokter umum, 2
perawat, 2 supir ambulance, 1 sansur, 1 apoteker, 1 temus, yang selalu siaga 24
jam setiap hari.
Saran yang kami ajukan untuk perbaikan pelayanan di Mekah antara
lain :
-
Pelayanan obat melalui android
perlu diperbaiki.
-
Pemenuhan obat dari sektor agar
dapat disesuaikan dengan kebutuhan di kloter.
-
Disediakannya tenaga pengantar
obat.
-
Armada ambulance diperbanyak,
setidaknya 3 buah ambulance standby.
-
Ditambahnya tenaga dokter
spesialis di sektor.
-
Lokasi KKHI yang jauh dan
kurang familiar membuat kesulitan ketika akan menuju ke KKHI.
9.
Arafah
Proses menuju arafah dapat berjalan dengan baik karena jamaah sudah
diatur bergiliran menaiki bis sesuai dengan urutan rombongan. Jamaah dengan
kursi roda juga terfasilitasi dengan baik. Sebagian jamaah yang tarwiyah
terpantau dengan baik dengan bekerja sama dengan petugas TKHD untuk
mendampingi. Tenda yang ada di arafah cukup menampung jamaah. Kamar mandi
terletak dekat sekali dengan tenda sehingga memudahkan jamaah mengaksesnya.
Makanan dan minuman selama di arafah cukup. Pelayanan kesehatan dapat dilaksanakan
dengan baik. pelaporan dengan siskohatkes berjalan baik, namun jarak dengan sektor
dan KKHI sangat jauh, tidak ada kendaraan yang siap mengantar-jemput petugas
yang membutuhkan, tenda dan karpet yang digunakan bekas, kotor, banyak debu dan
jamurnya.
10. Musdalifah
Proses perjalanan menuju musdalifah dapat dilaksanakan dengan
lancar. Selama di musdalifah, jamaah haji dapat melaksanakan mabid dengan baik,
ruangan cukup. Proses keberangkatan menuju Mina juga baik. saran agar petugas TKHI
dapat berkoordinasi dengan karu dan karom sehingga pemantauan jamaah di tempat
terbuka dapat dilakukan dengan lebih mudah, sektor sulit ditemukan, sehingga
tidak dapat melakukan pelaporan saat di musdalifah, karpet yang disediakan
pemerintah Arab Saudi hanya sebatas di pintu keluar saja.
11. Mina
Maktab yang didapatkan di mina termasuk yang paling dekat dengan
tempat lempar jumroh. Pelayanan kesehatan dapat dilaksanakan dengan baik,
petugas mendapatkan tempat tersendiri di dekat tenda jamaah. Jamaah juga
mendapatkan tenda yang cukup. Pelayanan konsumsi di mina cukup baik. tidak
terlambat dan cukup jumlahnya. Sebagian jamaah ada yang kembali ke hotel. Perlu
pendekatan yang baik kepada jamaah yang kembali ke hotel hanya yang benar –
benar sehat. Jamaah yang beresiko tinggi kami sarankan tinggal di tenda agar
dapat pemantauan yang lebih baik. AC tidak pernah dibersihkan/diservis, tenda
dan karpet bekas, tidak pernah dicuci/dibersihkan, banyak debu dan jamurnya.
12. Mekah paska armina.
Setelah kembali ke makkah, jamaah haji beristirahat kemudian
merencanakan untuk melakukan thawaf ifadah. Sementara belum ada bus sholawat
yang aktif, jamaah berjalan menuju masjdil haram, dengan jarak kurang lebih 4
km. Alhamdulillah tidak didapatkan jemaah yang mengalami gangguan kesehatan
yang berat di mekah.
13. Bandara KAAIA (pulang)
Secara umum
pelayanan pada saat kepulangan berjalan dengan baik. terjadi keterlambatan pada
proses penjemputan bus. Tidak ditemukan masalah saat pemeriksaan koper. Setelah
pemeriksaan dokumen selesai, jamaah segera naik ke pesawat.
14. Pesawat (pulang)
Pada saat masuk pesawat, jamaah dapat masuk dengan tertib dan duduk
sesuai tempat duduk masing-masing dibantu oleh pramugari dan purser.
Penerbangan tidak mengalami delay. Jamaah yang sakit dapat tertangani dengan
obat-obat yang petugas bawa, sisa dari pelayanan di makkah. Petugas dihubungi
purser untuk melihat kotak emergency kit yang ada di pesawat, langsung
ditunjukan, diambil dan diperiksa isinya. Alhamdulillah jamaah aman, dan tidak
ada yang memerlukan tindakan darurat. Pelayanan promosi kesehatan selama di
penerbangan difasilitasi dengan baik oleh petugas garuda di pesawat. Penggunaan
toilet sudah tidak menjadi masalah karena sudah pernah naik pesawat sebelumnya.
Saat transit juga petugas kesehatan di Bandara Banda Aceh secara sigap naik ke
pesawat dan mengontrol kondisi jamaah secara langsung.
15. Debarkasi
Pada waktu mendarat
petugas kesehatan dari debarkasi langsung naik pesawat untuk memastikan jamaah
yang sakit. Petugas khusus untuk evakuasi jamaah yang memerlukan kursi roda
juga sudah disiapkan. Jamaah turun dengan tertib dan langsung naik bus. Setelah
dilakukan pendataan, jamaah dibawa menuju donohudan untuk melaksakan upacara
penyambutan kedatangan dan penyambutan dari petugas haji daerah.
RESUME LAPORAN SOC 05
TAHUN 1437 H / 2016 M
Petugas TKHI :
1.
dr. H. Adam Hartono Humartono
2.
Hj. Syamsiah Ratnawati
3.
H. Adin Sutanto Tohiri
Hotel di Madinah : Hotel
Gloria (Markaziyah) Sektor 1 Madinah
Hotel di Mekah : Hotel Grand Al Aseel (Aziziyah
Janubiyah – Mahbas Jin) No. 307 Sektor 3 Mekah
Penginapan Armuzna : Maktab
49, Sektor 4 Arofah, Sektor 2 Muzdalifah, Sektor 5 Mina
Profil Jamaah Kloter 5 SOC :
No.
|
Jenis Risti
|
Saat Berangkat
|
Saat Pulang
|
1.
|
Gelang Merah Laki
– Laki
|
25
|
28
|
2.
|
Gelang Merah
Perempuan
|
34
|
36
|
3.
|
Gelang Kuning Laki
– Laki
|
56
|
56
|
4.
|
Gelang Kuning
Perempuan
|
73
|
73
|
5.
|
Gelang Hijau Laki
– Laki
|
11
|
11
|
6.
|
Gelang Hijau
Perempuan
|
5
|
5
|
7.
|
Tanpa Gelang Laki
– Laki
|
59
|
59
|
8.
|
Tanpa Gelang
Perempuan
|
80
|
80
|
9.
|
Total Risti Laki –
Laki
|
95
|
94
|
10.
|
Total Risti Perempuan
|
115
|
113
|
Laporan Perkembangan Jumlah
Jamaah :
Jamaah Saat Berangkat :
348
Jamaah Titipan Saat Berangkat :
2 (SOC 04)
Jamaah DiRawat di Embarkasi :
0
Jamaah DiRawat di Pesawat :
0
Jamaah Wafat saat pemberangkatan :
0
Jamaah Tiba di Madinah : 348
Jamaah DiRawat di KKHI Madinah :
0
Jamaah DiRawat di RSAS Madinah :
0
Jamaah Wafat di Madinah :
0
Jamaah Tiba di Mekah :
348
Jamaah DiRawat di Sektor 3 Mekah :
0
Jamaah Mutasi Masuk dari Kloter Lain :
7 (SOC 06, SOC 08, SOC 10)
Jamaah Mutasi Keluar dari Kloter :
2
Jamaah DiRawat di KKHI Mekah :
1
Jamaah DiRawat di RSAS Mekah :
2
Jamaah DiRawat di Hotel Mekah :
3
Jumlah Jamaah Pra Armuzna :
353
Jamaah DiRawat di Tenda Arofah :
1
Jamaah DiRawat di Muzdalifah :
0
Jamaah DiRawat di Tenda Mina :
2
Jamaah Meninggal :
1 (RSAS), COD (V), Tirkah (V)
Jumlah Jamaah Pasca Armuzna :
352
Jamaah Titipan Saat Pulang :
0
Jamaah DiRawat di Jeddah :
0
Jamaah Saat Pulang :
352
Keterbatasan Sektor
1. Ketidaktersediaannya tenaga dokter spesialis di tiap sektor, hanya 2
dokter umum. à ditambah tenaga dokter spesialis di tiap sektor.
2.
Kurangnya jumlah armada
ambulance di tiap sektor, hanya 1 ambulance. à ditambah
armada ambulance setidaknya 3-5 di tiap sektor.
3. Ketidak tersediannya obat batuk dan flue kombinasi, sehingga
menurunkan adherence. à periode haji selanjutnya, diberikan obat flue
kombinasi dan vitamin lebih banyak.
4.
Tidak disosialisasikannya
tentang refill stik glukosa yang disediakan oleh KKHI, yaitu Accu Chek
Performa. à periode haji selanjutnya dapat diberikan informasi
ketersediaan apa saja yang ada.
5. Alur sistem komunikasi dan informasi menggunakan WA saja, sering
terjadi pending. à perlu ditambah penguat sinyal di beberapa titik
di hotel mekah untuk antisipasi hal ini.
6. Sebelum berangkat, dikatakan bahwa aka nada tenaga pengantar obat
(TEPAT) ternyata tidak ada, dan petugas kloter sendiri yang harus mengambil
amprahan obat ke sektor. à perlu realisasi petugas TEPAT karena sangat
membantu dan mempercepat pelayanan kloter.
Keterbatasan Aplikasi Siskohatkes :
1.
Aplikasi Siskohatkes masih
memerlukan pengembangan dan penyempurnaan, masih banyak errornya.
2.
Tidak adanya sinkronisasi input
data antar petugas kloter, sehingga sering terjadi duplikasi input data.
3.
Kadang – kadang terjadi crowded
traffic, sehingga selalu sering muncul gagal login, berupa notifikasi
username/password tidak dikenal.
4.
Input layanan rawat jalan dan
pemberian obat seharusnya dijadikan 1, jangan terpisah.
Keterbatasan Armuzna
1.
Karpet dan Fasilitas Tenda
serta AC di Armuzna, tidak layak untuk dihuni, karena karpet, AC dan tenda
tidak dicuci dan dibersihkan, kemungkinan banyak partikel debu dan jamur serta
bakteri serta virus yang tertempel, yang menyebabkan terjadinya Infeksi Saluran
Nafas yang Masive saat Pasca Armuzna. à perlu perhatian khusus kepada pemerintah arab
Saudi untuk melakukan pencucian/penggantian AC, Tenda, Karpet dengan yang baru
untuk menghindari terjadinya hal ini.
Keterbatasan Kloter
1.
Dominasi KBIH masih berlaku,
sehingga kinerja TPIHI kurang optimal.
2.
Paket ibadah dan ziarah KBIH
sangat padat saat pra-armina bagi gelombang awal dan pasca armina pada
gelombang kedua, di kloter SOC 05 sendiri ada 4 KBIH, yaitu MU, AF, AH, AA,
yang masing-masing “mewajibkan” jamaahnya untuk mengikuti Tarwiyah, Umroh
Sunnah sejumlah 7,5,3 kali.
3.
Kurang kompeten bagi ketua
rombongan dan ketua regu, à jadi perlu
diadakan training khusus sebelum keberangkatan.
4.
Tidak disosialisasikan tentang
penerbangan dan toilet training saat penerbangan pada waktu manasik haji. à perlu ada
sosialisasi/materi toilet training saat penerbangan pada manasik haji di tiap
daerah.
5.
Tidak dibagi lembar COD dan AV
di kloter. à perlu dibagikannya lembar COD dan AV kepada kloter.
6.
Alkes yang disediakan untuk
kloter di dalam tas kloter sangat minimal, tidak ada alat cek darah tepi, tidak
ada pulse oxymetri, dsb, sehingga harus membeli/membawa sendiri.
7.
Kurang berjalannya tentang
undang-undang istitoah jamaah, masih banyak jamaah sakit tapi tetap
diberangkatkan.
Keterbatasan Pelatihan
1.
Waktu pelatihan sangat pendek
dan mepet dengan keberangkatan.
2.
Pembagian peserta dalam kelas
saat integrasi belum sesuai dengan gambaran pembagian petugas kloter, sehingga
kekompakan tim baru terbentuk ketika akan berangkat.
3.
Perlu diadakan kelas khusus
dalam pengisian COD dan AV.
4.
Simulasi tatalaksana kasus
kegawatan haji perlu diadakan lebih banyak saat pelatihan kompetensi, dibantu
dengan probandus yang terlatih dan penguji yang berpengalaman.
5.
Simulasi permasalahan kloter
perlu diadakan lebih intens saat pelatihan inetgrasi.
Hal unik yang terjadi selama musim haji di Kloter 5 SOC
:
1.
Khasiat “Sambel
Pecel” yang amat sangat efektif dapat menimbulkan nafsu makan bagi jamaah yang
tidak mau makan/lansia/low intake. Selama musim haji kemarin total habis 5
balok sambel pecel untuk membantu memenuhi intake jamaah yang tidak mau makan
sama sekali.
2.
Pembuatan sandal
portable dengan bahan dan alat alakadarnya untuk menghindari kaki yang melepuh
karena panasnya arab Saudi, yaitu dengan bahan pelindung apel sejumlah 3 lapis,
yang kemudian dipotong sesuai ukuran kaki, di rekatkan dengan karet.
LAMPIRAN FOTO KEGIATAN
KOORDINASI DENGAN PPIH BIDANG PEMBINAAN EMBARKASI DI WISMA
ARMINA
MEMBANTU PROSES PEMBAGIAN PASPOR
DAN LIVING COST DI ASRAMA HAJI DONOHUDAN
UPACARA PELEPASAN/PEMBERANGKATAN
DI BUS SAAT MENUJU KE BANDARA ADI SUMARMO
VISITASI
VISITASI BERSAMA KETUA KLOTER
VISITASI BERSAMA KETUA KLOTER
RAPAT DAN PENYULUHAN KESEHATAN KEPADA KARU – KAROM
RAPAT KOORDINASI DI KKHI MADINAH
PENYULUHAN KESEHATAN DI
MEKAH
PENYULUHAN KESEHATAN SELAMA
DI
MEKAH, DIBANTU OLEH TPP
SEKTOR
3 MEKAH
SUASANA
TENDA AROFAH SAAT SURVEY
SUASANA
TENDA MINA SAAT SURVEY
VISITASI JAMAAH NY. NISIH SUMITRO KURDI
SEBELUM ARMUZNA DI KKHI MEKAH
MEMASTIKAN SAFARI WUQUF DAN PROSESI TAHALUL
PASCA SAFARI WUQUF
RAPAT KONSOLIDASI PRA ARMUZNA DENGAN AMIRUL
HAJ INDONESIA
MAKAN MALAM BERSAMA SAAT ACARA KONSOLIDASI
PRA ARMUZNA
PETUGAS KLOTER SOC 05 SEBELUM BERANGKAT ARMUZNA
LOGISTIK AROFAH
SUASANA WUQUF DI AROFAH
SUASANA WUQUF DI AROFAH
SUASANA MABIT DI MUZDALIFAH
MENUJU JAMAROT AQOBAH
ANJANG SINI DENGAN KLOTER SOC 52
FOTO PERPISAHAN DENGAN SEKTOR 3 MEKAH
MENGHADIRI TASYAKURAN HAJI OLEH SALAH SATU
JAMAAH SOC 05
No comments:
Post a Comment