ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN PEMASANGAN
BIDAI PADA Tn.N DENGAN FRAKTUR DIGIT V METACARPAL SINISTRA
- IDENTITAS
PASIEN
Nama
pasien : Tn. N
No.
register : 321842
Tanggal
masuk : 27 Oktober 2015
- DIAGNOSA
MEDIS
Fraktur digit V metacarpal sinistra
C. DASAR
PEMIKIRAN DAN KONSEP PENYAKIT
Menurut Tucker, et. al (1999: 434) fraktur
adalah patahnya kontinuitas tulang. Sedangkan menurut Syamsuhidajat dan Jong
(1997: 1138) fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan
tulang atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa. Senada dengan
definisi yang dinyatakan oleh para ahli
diatas Doenges, et. al (2000: 761) juga mendefinisikan fraktur sebagai
pemisahan atau patahnya tulang. Beberapa definisi fraktur diatas dapat
disimpulkan bahwa fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas
struktur tulang yang disebabkan oleh beberapa mekanisme. Penyebab yang paling
lazim adalah karena trauma.
Manifestasi klinis fraktur tergantung pada
tingkat keparahan trauma serta lokasi
fraktur. Menurut Smeltzer dan Bare (2002: 2358-2359) manifestasi klinis fraktur
antara lain salah satunya adalah nyeri. Nyeri terus menerus dan bertambah
berat sampai fragmen diimmobilisasi. Spasme otot yang menyertai fraktur
merupakan bentuk bidai alamiah yang dirancang untuk meminimalkan gerakan antar
fragmen tulang. Oleh karena itu pada pasien fraktur perlu dilakukan tindakan
pemasangan bidai terutama pada pasien Tn.N untuk meminimalkan gerakan
antar fragmen tulang sehingga dapat
mengurangi nyeri.
- PATHWAY
Trauma langsung trauma
tidak langsung kondisi
patologis
FRAKTUR
|
Diskontinuitas
tulang pergeseran frakmen tulang
Perub jaringan sekitar kerusakan frakmen tulang
Pergeseran frag Tlg laserasi
kulit: spasme otot tek. Ssm tlg > tinggi dr
kapiler
|
deformirtas peningk tek kapiler reaksi stres klien
pelepasan histamin melepaskan katekolamin
gg. fungsi
protein plasma hilang
memobilisai asam lemak
|
edema
bergab dg trombosit
emboli
penekn pem. drh
menyumbat
pemb drh
penurunan perfusi jar
|
- ANALISA
DATA
No
|
Hari/Tgl
/Jam
|
Symtom
|
Etiologi
|
Problem
|
1
|
Selasa
27-10-15
Jam 16.00
|
Subyektif :
- Klien
mengatakan terjatuh saat turun dari tangga
- Klien mengatakan nyeri pada punggung kaki kiri
- Klien mengatakan kakinya
nyeri bila untuk berjalan.
- Skala nyeri 9 (nyeri berat, tetapi masih bisa
dikontrol oleh klien yaitu dengan mengusap-usap daerah sekitar lokasi nyeri
Obyektif :
- Ekspresi wajah nampak menahan nyeri
- Oedem pada punggung kaki kiri
- Seluruh permukaan
tubuh teraba hangat
- T : 100/70mmHg
- S :
37˚Celcius
- N : 96 x/mnt
- Hasil Rogten : fraktur pada digital V
metacarpal sinistra
|
Gerakan
fragmen tulang
|
Nyeri
akut
|
2
|
Selasa
27-10-15
Jam 16.00
|
Subyektif :
- Klien
mengatakan tidak bisa berjalan karena nyeri pada kakinya, bila berjalan
dibantu oleh anaknya.
Obyektif :
- Ekspresi wajah pasien tampak menahan
sakit
- Oedem pada kaki kiri
- Aktifitas klien waktu di IGD dibantu oleh anaknya.
- Ekstrimitas
bawah kiri ada fraktur pada digital V metacarpal sinistra
|
Kerusakan
integritas struktur tulang
|
Hambatan mobilitas fisik
|
- DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1. Nyeri akut
berhubungan dengan gerakan
fragmen tulang ditandai dengan :
Klien mengatakan terjatuh saat turun dari tangga. Klien mengatakan nyeri pada punggung kaki kiri. Klien mengatakan kakinya nyeri bila untuk berjalan Skala nyeri 9
(nyeri berat, tetapi masih bisa dikontrol oleh klien yaitu dengan mengusap-usap
daerah sekitar lokasi nyeri Ekspresi wajah nampak menahan
nyeri. Oedem pada
punggung kaki kiri. Seluruh permukaan
tubuh teraba hangat. Tensi : 100/70 mmHg.
S :
37˚Celcius. N : 96 x/mnt. Hasil
Rogten : fraktur pada digital V metacarpal sinistra
2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan
dengan kerusakan integritas struktur tulang ditandai dengan
: Klien mengatakan tidak bisa
berjalan karena nyeri pada kakinya, bila berjalan dibantu oleh anaknya.Ekspresi wajah pasien tampak menahan
sakit. Oedem pada kaki kiri. Aktifitas klien waktu di IGD dibantu oleh anaknya.
Ekstrimitas bawah kiri ada fraktur pada digital V metacarpal sinistra
- ANALISA TINDAKAN
KEPERAWATAN
Pemasangan
bidai pada pasien Tn.N dilakukan dengan tujuan untuk meminimalkan gerakan
antar fragmen tulang sehingga dapat
mengurangi nyeri dan mencegah komplikasi, mencegah pergerakan tulang yang
patah, mencegah bertambahnya perlukaan pada patah tulang dan mengistirahatkan
daerah patah tulang.
- PRINSIP DARI ANALISA TINDAKAN
Persiapan alat dan pelaksanaan tindakan dilakukan
dengan prinsip bersih
- EVALUASI
Pemasangan bidai dilakukan dengan prinsip bersih.
Selama pemasangan bidai tidak ada kesulitan yang berarti, terpasang bidai pada
telapak kaki kiri sampai tumit, tidak terdapat warna kebiruan. Klien kooperatif
pada saat pemasangan. Klien mengatakan tidak merasa kesemutan dan merasa lebih
nyaman.
No comments:
Post a Comment