LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN FRAKTUR FEMUR
A.
Pengertian
Fraktur femur
dapat terjadi pada beberapa tempat
: bagian kaput, kolum atau trochanter, batang femur dan daerah lutut
/suprakondiler.
B. Etiologi Fraktur
Fraktur dapat disebabkan
oleh beberapa hal, yaitu :
1.Trauma Langsung
: Kecelakaan lalu lintas
2.Trauma tidak langsung: Jatuh dari ketinggian dengan
berdiri atau duduk sehingga terjadi fraktur
tulang belakang.
3.Proses
penyakit (osteoporosis yang menyebabkan fraktur yang patologis).Menurut Oswari
E (1993), fraktur terjadi karena adanya :
a. Kekerasan
langsung Terkena pada bagian langsung trauma.
b. Kekerasan tidak
langsung Terkena bukan pada bagian yang terkena trauma.
c. Kekerasan
akibat tarikan otot.
Sedangkan.MenurutBarbaraCLong(1996),
fraktur terjadi karena adanya:
a.
Benturan & cedera (jatuh, kecelakaan)
b. Fraktur
patofisiologi (oleh karena patogen, kelainan)
c. Patah
karena letih
C. Patofisiologi
Tulang bersifat rapuh namun cukup mempunyai kekuatan
dan gaya pegas untuk menahan tekanan (Apley, A. Graham, 1993). Tapi apabila
tekanan eksternal yang datang lebih besar dari yang dapat diserap tulang, maka
terjadilah trauma pada tulang yang mengakibatkan rusaknya atau terputusnya
kontinuitas tulang (Carpnito, Lynda Juall, 1995). Setelah terjadi fraktur,
periosteum dan pembuluh darah serta saraf dalam korteks, marrow, dan jaringan
lunak yang membungkus tulang rusak.
Perdarahan terjadi karena kerusakan
tersebut dan terbentuklah hematoma di rongga medula tulang. Jaringan
tulang segera berdekatan ke bagian tulang yang patah. Jaringan yang mengalami
nekrosis ini menstimulasi terjadinya respon inflamasi yang ditandai denagn
vasodilatasi, eksudasi plasma dan leukosit, dan infiltrasi sel darah putih.
Kejadian inilah yang merupakan dasar dari proses penyembuhan tulang
nantinya (Black, J.M, et al, 1993).
Faktor-faktor
yang mempengaruhi fraktur :
1.
Faktor Ekstrinsik
Adanya tekanan dari luar yang bereaksi pada tulang
yang tergantung terhadap besar, waktu, dan arah tekanan yang dapat menyebabkan
fraktur.
2. Faktor Intrinsik
Beberapa sifat yang terpenting dari tulang yang
menentukan daya tahan untuk timbulnya fraktur seperti kapasitas absorbsi dari
tekanan, elastisitas, kelelahan, dan kepadatan atau kekerasan tulang.(
Ignatavicius, Donna D, 1995 )
D. TANDA
DAN GEJALA
Kemerahan, bengkak disekitar
fraktur.Kesemutan, kelemahan,
laserasi kulit, perdarahan, perubahan warna, pembengkakan
lokal.
E.
PENGKAJIAN PRIMER
1. Airway
Adanya sumbatan/obstruksi jalan napas oleh adanya
penumpukan sekret akibat kelemahan reflek batuk
2. Breathing
Kelemahan menelan/ batuk/ melindungi jalan napas, timbulnya pernapasan yang sulit dan tak teratur, suara nafas terdengar ronchi /aspirasi
Kelemahan menelan/ batuk/ melindungi jalan napas, timbulnya pernapasan yang sulit dan tak teratur, suara nafas terdengar ronchi /aspirasi
3. Circulation
TD dapat normal atau meningkat , hipotensi terjadi pada tahap lanjut, takikardi, bunyi jantung normal pada tahap dini, disritmia, kulit dan membran mukosa pucat, dingin, sianosis pada tahap lanjut
TD dapat normal atau meningkat , hipotensi terjadi pada tahap lanjut, takikardi, bunyi jantung normal pada tahap dini, disritmia, kulit dan membran mukosa pucat, dingin, sianosis pada tahap lanjut
F.
PENGKAJIAN SEKUNDER
1.
Aktivitas/istirahat
a. Kehilangan fungsi pada bagian yang terkena
b. Keterbatasan mobilitas
2. Sirkulasi
a. Hipertensi ( kadang terlihat sebagai respon
nyeri/ansietas)
b. Hipotensi ( respon terhadap kehilangan darah)
c. Tachikardi
d. Cailary refil melambat
e. Pucat pada bagian yang terkena
f. Masa hematoma pada sisi cedera
3. Neurosensori
a. Kesemutan
b. Kelemahan
4. Kenyamanan
a. Nyeri tiba-tiba saat cidera
b. Spasme/ kram otot
5. Keamanan
a. Laserasi kulit
b. Perdarahan
c. Perubahan warna
d. Pembengkakan lokal
G.
PENATALAKSANAAN MEDIS
1.
Pemeriksaan foto radiologi
dari fraktur : menentukan lokasi, luasnya
2. Pemeriksaan jumlah darah lengkap
3. Arteriografi
:
dilakukan
bila
kerusakan
vaskuler
dicurigai
4. Kreatinin :
trauma otot meningkatkanbeban kreatinin untuk klirens ginjal
Bila dicurigai adanya
fraktur penting untuk mengimobilisasi bagian tubuh segera sebelum pasien
dipindahkan bila pasien yang mengalami cidera harus dipindahkan dari kendaraan
sebelum dapat dilakukan pembidaian, ekstrimitas harus disangga diatas dan di
bawah tempat fraktur untuk mencegah gerakan rotasi/angulasi. Gerakan frgmen
patahan tulang dapat menyebabkan nyeri, kerusakan jaringan lunak, dan
perdarahan lebih lanjut. Nyeri dapt dikurangi dengan menghindari gerakan
fragmnen tulang dan sendi sekitar fraktur. Pembidaian sangat penting untuk
mencegah kerusakan jaringan lunak oleh fragmen tulang.
Imobilisasi tulang
panjang ekstrimitas bawah juga dapat dilakkan dengan membebat kedua tungkai
bersama, dengan ekstrimitas yang sehat sebagai bidai bagi ekstrimitas yang
cidera.
Pada
ekstrimitas atas lengan dapat dibebatkan pada dada atau lengan bawah yang
cidera digantung pada sling. Pada fraktur terbuka luka ditutup dengan pembalut bersih atau steril untuk mencegah
kontaminasi jaringan yang lebih dalam, jangan sekali-kali melakukan reduksi
fraktur bahkan jika ada fragmen tulang melalui luka.
H. Prinsip Penanganan Reduksi
Fraktur
- Reduksi fraktur, mengembalikan fragmen tulang pada kesejajarannya dan rotasi anatomis.Reduksi tertutup, traksi, atau reduksi terbuka dapat dilakukan untuk mereduksi fraktur. Sebelum reduksi dan imobilisasi fraktur pasien harus dipersiapkan: ijin melakukan prosedur, analgetik sesuai ketentuan, dan persetujuan anestasi.Reduksi tertutup dilakukan dengan mengembalikan fragmen tulang ke posisiya dengan manipulasi dan trksi manual.
- Traksi , digunakan utuk mendapatkan efek reduksi dan imobilisasi yang disesuaikan denganspsme otot yang terjadi.
- Reduksi terbuka, alat fiksasi internal dalam bentuk pin, kawat, sekrup, plat, paku, atau batangan logam dapat digunakan untuk mempertahankan fragmen tulang dalam posisinya.
- Imobilisasi Fraktur, setelah direduksi fragmen tulang harus di imobilisasi dan dipertahankan dalam posisi dan kesejajaran yang benar sampai terjadi penyatuan. Imobilisasi dapat dilakukan dengan fiksasi eksternal (gips,pembalutan, bidai, traksi kontinyu, pin dan teknik gips atau fiksator eksternal) dan interna ( implant logam ).
- Mempertahankan dan mengembalikan fungsi, segala upaya diarahkan pada penyembuhan tulang dan jaringan lunak. Reduksi dam imoblisasi harus dipertahankan sesuai kebutuhan.
I. Klasifikasi Fraktur Femur
Ada 2 tipe
utama fraktur pinggul :
- fraktur kolum femur : intra kapsuler
- fraktur trokhenter : ekstrakapsuler.
Fraktur kolum femur : penyembuhan akan lebih sulit dibandingkan dengan fraktur trokhenter, karena system pembuluh
darah yang memasok darah kekaput dan kolum femur mengalami kerusakan karena
fraktur.
J.
Manifestasi Klinik
1. Ttungkai
mengalami pemendekan
2. Adduksi dan
rotasi eksterna
3. Nyeri ringan
selangkangan atau sisi medial lutut
K.
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul:
1. Nyeri akut
berhubungan dengan agen injuri fisik (fraktur)
2. Resiko
terhadap cidera berhubungan dengan kerusakan neuromuskuler, tekanan dan disuse
3. Sindrom kurang perawatan diri berhubungan
dengan hilangnya kemampuan menjalankan aktivitas.
4. Resiko
infeksi berhubungan dengan trauma, imunitas tubuh primer menurun, prosedur
invasive
5. Kerusakan
mobilitas fisik berhubungan dengan patah tulang
6. Kurang
pengetahuan tentang penyakit dan perawatannya b/d kurang paparan terhadap
informasi, terbatasnya kognitif
L.
RENCANA PERAWATAN FRAKTUR
No
|
Diagnosa
|
Tujuan
|
Intervensi
|
1
|
Nyeri akut b/d agen injuri fisik, fraktur
|
Setelah dilakukan Asuhan keperawatan …. jam tingkat kenyamanan klien meningkat, tingkat nyeri terkontrol dg KH:
· Klien melaporkan nyeri berkurang dg scala 2-3
· Ekspresi wajah tenang
· klien dapat istirahat dan tidur
· v/s dbn
|
Manajemen
nyeri :
· Kaji nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi.
· Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan.
· Gunakan teknik komunikasi
terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri klien sebelumnya.
· Kontrol faktor lingkungan yang
mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan.
· Kurangi faktor presipitasi nyeri.
· Pilih dan lakukan penanganan nyeri
(farmakologis/non farmakologis).
· Ajarkan teknik non farmakologis
(relaksasi, distraksi dll) untuk mengetasi nyeri..
· Berikan analgetik untuk mengurangi
nyeri.
· Evaluasi tindakan pengurang
nyeri/kontrol nyeri.
· Kolaborasi dengan dokter bila ada
komplain tentang pemberian analgetik tidak berhasil.
Administrasi
analgetik :.
· Cek program pemberian analgetik;
jenis, dosis, dan frekuensi.
· Cek riwayat alergi.
· Tentukan analgetik pilihan, rute
pemberian dan dosis optimal.
· Monitor TV
· Berikan analgetik tepat waktu
terutama saat nyeri muncul.
· Evaluasi efektifitas analgetik,
tanda dan gejala efek samping.
|
2
|
Resiko terhadap cidera b/d kerusakan neuromuskuler,
tekanan dan disuse
|
Setelah dilakukan askep … jam
terjadi peningkatan Status keselamatan
Injuri fisik Dg KH :
· Bebas dari
cidera
· Pencegahan
Cidera
|
Memberikan
posisi yang nyaman untuk Klien:
· Berikan posisi yang aman untuk
pasien dengan meningkatkan obsevasi pasien, beri pengaman tempat tidur
· Periksa sirkulasi periper dan
status neurologi
· Menilai ROM pasien
· Menilai integritas kulit pasien.
· Libatkan banyak orang dalam memindahkan
pasien, atur posisi
|
3
|
Sindrom defisit self care b/d kelemahan, fraktur
|
Setelah dilakukan akep … jam
kebutuhan ADLs terpenuhi dg KH:
· Pasien
dapat
· Melakukan aktivitas sehari-hari.
· Kebersihan
diri pasien terpenuhi
|
Bantuan
perawatan diri
· Monitor kemampuan pasien terhadap
perawatan diri
· Monitor kebutuhan akan personal
hygiene, berpakaian, toileting dan makan
· Beri bantuan sampai pasien
mempunyai kemapuan untuk merawat diri
· Bantu pasien dalam memenuhi
kebutuhannya.
· Anjurkan pasien untuk melakukan
aktivitas sehari-hari sesuai kemampuannya
· Pertahankan aktivitas perawatan
diri secara rutin
|
4
|
Risiko infeksi b/d imunitas tubuh primer menurun,
prosedur invasive, fraktur
|
Setelah dilakukan asuhan keperawatan … jam tidak
terdapat faktor risiko infeksi dan
infeksi terdeteksi dg KH:
· Tdk ada tanda-tanda infeksi
· AL normal
· V/S dbn
|
Konrol
infeksi :
· Bersihkan lingkungan setelah
dipakai pasien lain.
· Batasi pengunjung bila perlu.
· Intruksikan kepada pengunjung
untuk mencuci tangan saat berkunjung dan sesudahnya.
· Gunakan sabun anti miroba untuk mencuci
tangan.
· Lakukan cuci tangan sebelum dan
sesudah tindakan keperawatan.
· Gunakan baju dan sarung tangan
sebagai alat pelindung.
· Pertahankan lingkungan yang
aseptik selama pemasangan alat.
· Lakukan perawatan luka, dainage,
dresing infus dan dan kateter setiap hari.
· Tingkatkan intake nutrisi dan
cairan
·
berikan
antibiotik sesuai program.
· Jelaskan tanda gejala infeksi dan
anjurkan u/ segera lapor petugas
· Monitor V/S
Proteksi
terhadap infeksi
· Monitor tanda dan gejala infeksi
sistemik dan lokal.
· Monitor hitung granulosit dan WBC.
· Monitor kerentanan terhadap
infeksi..
· Pertahankan teknik aseptik untuk
setiap tindakan.
· Inspeksi kulit dan mebran mukosa
terhadap kemerahan, panas, drainase.
· Inspeksi kondisi luka, insisi
bedah.
· Ambil kultur, dan laporkan bila
hasil positip jika perlu
· Dorong istirahat yang cukup.
· Dorong peningkatan mobilitas dan
latihan sesuai indikasi
|
5
|
Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan patah
tulang
|
Setelah dilakukan askep … jam
terjadi peningkatan Ambulasi :Tingkat
mobilisasi, Perawtan diri Dg KH :
· Peningkatan aktivitas fisik
|
Terapi
ambulasi
· Kaji kemampuan pasien dalam
melakukan ambulasi
· Kolaborasi dg fisioterapi untuk
perencanaan ambulasi
· Latih pasien ROM pasif-aktif
sesuai kemampuan
· Ajarkan pasien berpindah tempat
secara bertahap
· Evaluasi pasien dalam kemampuan
ambulasi
Pendidikan
kesehatan
· Edukasi pada pasien dan keluarga
pentingnya ambulasi dini
· Edukasi pada pasien dan keluarga
tahap ambulasi
· Berikan reinforcement positip atas
usaha yang dilakukan pasien.
|
6
|
Kurang pengetahuan tentang penyakit dan perawatannya
b/d kurang paparan terhadap informasi, keterbatan kognitif
|
Setelah dilakukan askep …. Jam pengetahuan klien
meningkat dg KH:
· Klien dapat mengungkapkan kembali
yg dijelaskan.
· Klien kooperatif saat dilakukan
tindakan
|
Pendidikan
kesehatan : proses penyakit
· Kaji pengetahuan klien.
· Jelaskan proses terjadinya
penyakit, tanda gejala serta komplikasi yang mungkin terjadi
· Berikan informasi pada keluarga
tentang perkembangan klien.
· Berikan informasi pada klien dan
keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan.
· Diskusikan pilihan terapi
· Berikan penjelasan tentang
pentingnya ambulasi dini
· Jelaskan
komplikasi kronik yang mungkin akan muncul
|
M. DAFTAR PUSTAKA
www.nursesblog.askep-askep-fraktur.com
Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar
Keperawatan Medikal Bedah dari Brunner & Suddarth,Edisi 8. EGC :
Jakarta.
Brunner dan Suddarth, 2002, Keperawatan
Medikal Bedah, Edisi 3, EGC, Jakarta
Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku
Diagnosis Keperawatan, edisi 7. EGC : Jakarta.
NANDA NIC & NOC 2007
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN
DENGAN POST ORIF FRAKTUR COLLUM FEMUR Dx
DI RUANG DAHLIA RSUD BATANG
Nama Mahasiswa : Suyanto
NIM :
Tempat Praktek : R. Dahlia RSUD
Batang
Tanggal : 29 s/d 01 Oktober 2015
I.
PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan hari Selasa
tanggal 29 September 2015 diruang
Dahlia Rumah Sakit Batang
secara alloanamnesa atau autoanamnesa.
A. IDENTITAS
1. Identitas
klien
-
Nama : Sdr AR
-
Umur : 18 tahun
-
Jenis kelamin : Laki-laki
-
Agama :
Islam
-
Suku / Bangsa :
Indonesia
-
Status Perkawinan : Belum Kawin
-
Pendidikan terakhir : SLTA
-
Pekerjaan :
Pelajar
-
Alamat : Tombo RT 08/03 Bandar
-
No. RM : 334686
-
Tgl masuk RS : 28
September 2015
Jam : 20.55 WIB
2. Identitas
penanggungjawab
-
Nama : Tn M
-
Umur : 52 tahun
-
Jenis kelamin : Laki-laki
-
Agama : Islam
-
Suku / Bangsa : Indonesia
-
Status Perkawinan : Kawin
-
Pendidikan terakhir : Tidak sekolah
-
Pekerjaan : Supir
-
Alamat : Tombo RT 08/03
Bandar
-
Hubungan dg pasien :
Ayah
B. RIWAYAT
KESEHATAN
1. Keluhan
Utama : Nyeri paha kanan atas
2. Riwayat
Kesehatan Sekarang : Klien datang dengan keluhan nyeri pada
paha kanan atas P : bertambah saat untuk beraktivitas dan berkurang saat
tenang/istirahat, Q : seperti ditusuk, R: Ekstremitas kanan bawah, S: 6 (1-10),T:
sewaktu-waktu, menurut klien 2 minggu yang lalu klien mengalami kecelakaan,
klien terjatuh dengan posisi badan sebelah kanan membentur aspal. Klien
mengeluh sulit berjalan dan nyeri, kemudian dilakukan pemeriksaan radiologi
ternyata klien fraktur collum femur dextra. KU : lemah, Kes : CM, T: 110/70 mmHg, N: 88x/mnt, RR:22x/mnt, S:36,5ºC
Advis dr Orhtoped
:
-
Plan
ORIF besok pagi tgl 29 Sept 2015 jam
08.00
-
Inj
Kalfoxin 2 gr
-
Inj
Torasic 1 amp
-
Infus
RL : Tutofusin 20 tts/mnt
-
Cek
Lab
3. Riwayat
Kesehatan dahulu : Klien tidak pernah menderita penyakit yang serius hanya
batuk pilek biasa
4. Riwayat
Kesehatan keluarga :Dalam keluarga tidak ada yang mempunyai riwayat
penyakit keturunan maupun menular
5. Genogram
:
C. REVIEW
of SISTEM ( ROS )
Keadaan Umum :
lemah
Kesadaran : Compos mentis
Skala Koma Glasgow : E4 V5 M6
TB / BB : cm/ kg
Tanda – Tanda Vital : Nadi
: 84x/mnt Temp : 36,5 ºC
RR : 20 x/mnt Tensi : 110/70 mmHg
1. SISTEM
PERNAFASAN
Gejala ( subyektif ) :
a. Dispnea
: Tidak
b.
Riwayat
penyakit pernafasan : Tidak ada
c.
Pemajaman
terhadap udara berbahaya : Tidak ada
d.
Kebiasaan
merokok : Tidak
e.
Batuk
: Tidak
f. Sputum : Tidak
g. Penggunaan
alat bantu : Tidak
h. Lain
– lain :
TANDA OBYEKTIF :
a. Inspeksi
-
Kelainan tulang belakang :
Tidak
-
Warna kulit : Tidak
sianosis
-
Lesi pada dinding dada : Tidak
-
Clubbing finger : Tidak
-
Dada : Simetris
-
Pergerakan dada : Simetris,Teratur
-
Frekuensi pernafasan :
22 kali/menit
-
irama pernafasan : Reguler
-
Retraksi : Tidak
-
Lain – lain :
b. Palpasi
-
Taktil Fremitus : Normal
-
Nyeri tekan : tidak ada nyeri tekan
-
Massa Abnormal : tidak ada
-
Ekspansi paru :
baik
-
Lain – lain :
c. Perkusi
: sonor
-
Lain – lain :
d. Auskultasi
-
Suara nafas : Vesikuler
-
Friction rub : Tidak
-
Lain – lain :
2. SISTEM
KARDOVASKULER
Gejala
( Subyektif ) :
a. Palpitasi
: tidak
b. Nyeri
dada : tidak
c. Riwayat
pemakaian obat jantung :
Tidak, Obat : -
d. Lain
– lain :
Tanda
( Obyektif ) :
a. Inspeksi
-
Sklera : Tidak
ikterik
-
Konjungtiva : Tidak anemis
-
Ichtus Cordis : Tidak tampak
-
Pulsasi katup : Tidak tampak
-
Lain – lain :
b. Palpasi
-
Heart Rate
Frekuensi : 88 x /menit
Ciri denyutan : Pulsus Anarkot
Irama : Teratur
Isi Nadi : Kuat
-
Arteri Karotis : Teraba Kuat
-
Ictus Cordis
:
Tidak teraba
-
JVP : cmH2O
-
CVP : cmH2O
-
Ekstrimitas :oedema : Tidak
-
Kulit : Hangat
-
Capillary Refill : <2detik
-
Lain – lain :
c. Perkusi
-
Bunyi denyut jantung : Reguler
-
Batas jantung : Normal
-
Lain -lain
d. Auskultasi
-
Bunyi jantung I, II : Teratur
-
Gallop : Tidak
ada
-
Mumur / bising jantung:Tidak Ada
-
Derajad murmur :
-
Lain – lain :
3. SISTEM
GASTROINTESTINAL
Gejala
( Subyektif )
a. Diet
biasa ( tipe ) : Jumlah
makan perhari
b. Pola
diit :
3 x sehari Makan terakhir :
c. Nafsu/selera
makan : selera makan Mual/ muntah : tidak
d. Nyeri
ulu hati : tidak ada
e. Alergi
makanan : tidak ada
f. Masalah
menguyah / menelan : tidak ada
g. Pola
BAB : 1 x sehari
h. Kesulitan
BAB : tidak ada
i.
Penggunaan laksatif : tidak
menggunakan laksatif
j.
BAB terakhir :
sehari sebelum masuk RS
k. Riwayat
perdarahan : tidak ada
l.
Riwayat inkontensia alvi : tidak ada
m. Riwayat
hemoroid : tidak ada
n. Lain
– lain :
Tanda
( Obyektif )
a. Kondisi
mulut : Gigi : Mukosa mulut : lembab
b. Antropometri
-
Berat badan :
-
Tinggi badan :
-
IMT :
-
LILA :
c. Biochemical
-
Hb :
-
Albumin :
-
Protein :
-
Lainnya :
d. Clinikal
Appearance ( penampilan klinik )
e. Diit
( gangguan/kebiasaan pola makan )
: tidak ada
Makanan sebelumnya :
Lain – lain :
f. Inspeksi
:
...............................................................................................................
...................................................................................................................................................................................................................................
g. Auskultasi
-
Bising Usus : 16x/mnt......................................
-
Peristaltik : Normal
h. Palpasi
-
Nyeri tekan, kwadran
:...............................
-
Masa : tidak ada
-
Edema : tidak
-
Ascites : tidak
-
Turgor kulit: baik
-
Lain –lain :
i. Perkusi
: Thympani
j. Hemoroid
: Tidak
ada
4. SISTEM
PERKEMIHAN
Gejala
( Subyektif )
a. Riwayat
penyakit ginjal/ kandung kemih :
tidak ada
b. Riwayat
penggunaan diuritik : tidak ada
c. Rasa
nyeri / rasa terbakar saat kencing : tidak ada
d. Kesulitan
BAK : tidak ada
e. Lain
–lain :
Tanda
( Obyektif )
a. Pola
BAK : Terpasang DC Frekuensi:
4-6 x sehari
Retensi : tidak ada
b. Perubahan
kandung kemih: Distensi
kadung kemih : tidak
c. Karateristik
urine : Warna : kuning Jumlah : ± 1600 cc
Bau : khas urin
d. Lain
–lain :
5. SISTEM
PERSYARAFAN
Gejala
( Subyektif )
a. Rasa
ingin pingsan / pusing : Tidak
terkaji..........................................
b. Sakit
kepala : P :
Q :
R :
S :
T :
c. Kesemutan
/kebas/kelemahan : tidak ada
d. Kesulitan
menelan : tidak ada
e. Gejala
sisa stroke : tidak ada
f. Kejang
-
Urutan kejang :
tidak ada
-
Karakter dari gejala kejang :
tidak ada
-
Faktor pencetus :
tidak ada
-
Riwayat kejang : tidak ada
g. Status
postikal.......................................cara
mengontrol........................
h. Lainnya
Tanda
( obyektif )
a. Pemeriksaan
saraf krania :
b. Pemeriksaan fungsi motorik 5 5
5 5
c. Pemeriksaan
refleks RF ↑ ↑
RP + +
d. Pemeriksaan
saraf otonom
e. Lain
–lain :
6. SISTEM
IMMUNE
Gejala
( Subyektif )
Riwayan Imunisasi :
a. BCG :
b. Hepatitis
A :
c. Hepatitis
B :
d. DPT :
e. Polio
:
f. Hib
:
g. MMR :
h. Tifoid
:
i.
Varicela :
j.
Lainya :
Tanda
( obyektif )
7. SISTEM
REPRODUKSI
PRIA
Gejala
( Subyektif )
a. Rabas
penis :
b. Gangguan
prostat :
c. Sirkumsisi
:
d. Vasektomi :
e. Melakukan
pemeriksaan sendiri
f. Payudara
/ testis :
g. Protoskopi/pemeriksaan
prostat terakhir :
h. Lain
–lain :
Tanda
( obyektif )
a.
Pemeriksaan :
b.
Payudara/testis :
c.
Kutil genital/lesi:
d.
Lain lain :
WANITA
Gejala ( Subyektif
a. Usia
menarche :
b. Lamanya
siklus :
c. Durasi :
d. Periode
menstruasi terakhir :
e. Menopause :
f. Rabas
vagina :
g. Perdarahan :
h. Melakukan
pemeriksaan payudara sendiri :
i.
PAP Smear terakhir :
j.
Lain –lain :
Tanda ( obyektif )
a.
Pemeriksaan payudara :
b. Pemeriksaan
genetalia :
-
Flour albuse :
-
Lesi :
c. Lain
– lain :
8. SISTEM
MUSKULOSKELETAL
Gejala
( Subyektif )
a. Riwayat
cidera kecelakaan : 2 minggu yang lalu
b. Fraktur
/ dislokasi : Fraktur collum femur
c. Arthritis/sendi
tak stabil :
d. Masalah
punggung :
e. Riwayat
penggunaan kortikosteroid :
f. Lain
– lain :
Tanda ( obyektif )
a. Massa
/ tonus otot :
b. Postur :
c. Tremor
:
d. Rentang
gerak : terbatas
pada femur dextra
e. Kekuatan
: berkurang
pada femur dextra
f. Deformitas
:
g. Kelainan
fungsi : Nyeri ketika
untuk berjalan
h. Bengkak :
i.
Kekuatan :
j.
Infeksi :
k. Instabilitas
ligament :
l.
Gait /posisi jalan pasien :
m. Lain
– lain :
9. SISTEM
ENDOKRIN
Gejala
( Subyektif )
a.
Poliura :
b.
Polidipsia :
c.
Polifagia :
d.
Susah tidur :
e.
Sering merasa lemah:
f.
Mudah lemah :
g.
Emosi labil :
h.
Gangguan penglihatan ( mata kabur
):
i.
Perubahan menstruasi/libido:
j.
Sering luka :
k.
Riwayat penggunaan kortikosteroid
jangka panjang :
l.
Riwayat penyakit keturunan dalam
keluarga :
m.
Riwayat trauma kepala :
n.
Riwayat pengangkatan kelenjar
thyroid :
o.
Riwayat defisiensi Iodin :
p.
Lain – lain :
Tanda ( obyektif )
a. Keterlambatan
purbertas :
b. Tubuh
sangat pendek :
c. Luka
sulit sembuh :
d. Peningkatan
suhu tubuh :
e. Penurunan
berat badan :
f. Tremor :
g. Berjerawat
banyak :
h. Moon
Face :
i.
Buffalo Hump ( punuk ) :
j.
Striae pada abdomen :
k. Edema :
l.
Lain – lain :
10. SISTEM
INTEGUMEN
Gejala
( Subyektif )
a. Riwayat
gangguan kulit :
b. Keluhan
klien :
c. Lain
– lain :
Tanda
( obyektif )
a. Penampilan
lesi kulit :
b. Lokasi
lesi kulit
-
Regio :
-
Regio relatif :
c. Jumlah
lesi kulit :
d. Penyebab
lesi kulit :
e. Abnormalitas
kuku :
f. Abnormalitas
rambut :
g. Penyebaran
/ kualitas rambut :
h. Diaforesis
:
i.
Laserasi :
j.
Ulserasi :
k. Ekimosis
:
l.
Luka bakar ( derajad/persen ) :
m. Drainase
n. Ruam
kulit primer
-
Makula :Tidak
ada
-
Eritema :Tidak
ada
-
Papula :Tidak
ada
-
Nodula :Tidak
ada
-
Vesikula :Tidak
ada
-
Bula :Tidak
ada
-
Pustula :Tidak
ada
-
Urtika :Tidak
ada
o. Ruam
kulit sekunder
-
Skuama :Tidak
ada
-
Krusta :Tidak
ada
-
Erosi :Tidak
ada
-
Ekskoriasi :Tidak ada
-
Ulkus :Tidak
ada
-
Rhagaden :Tidak ada
-
Parut :Tidak
ada
-
Keloid :Tidak
ada
-
Abces :Tidak
ada
-
Likenifikasi:Tidak ada
-
Guma :Tidak
ada
-
Hiperpigmentasi :Tidak ada
p. Lain
– lain
11. SISTEM
SENSORI
Gejala
( Subyektif ) :
Tanda
( obyektif ) :
12. SISTEM
HEMATOLOGI
Gejala
( Subyektif )
a. Riwayat
kesehatan keluarga ( anemia, perdarahan )
b. Riwayat
kesehatan klien :
-
Keganasan, kemoterpi :
-
Menyebabkan leukomia dan mielodisplasia
-
Hepatitis : menyebabkan anemia
-
Kehamilan : menyebabkan anemia dan
sindrome HELLP ( hemolysis elevatif liver enzim and low platelet cont)
-
Trombosis vena : menyebabkan trombopilia
c. Lain
–lain
Tanda
( obyektif ) :
a.
Jenis golongan darah :
b.
Tanda –tanda infeksi : tidak ada
c.
Perdarahan :
d.
Warna kulit :
e.
Dipsnea , nyeri dada, urtustasis
f.
Pica ( pada anemia defisiensi besi
):
g.
Perut terasa penuh, mudah kenyang (
menunjukkan splenomegali ) :
h.
Alkoholik, kekurangan gizi,
vegetarian ( pada anemia megaloblastik )
i.
Pruritus ( pada poisitemia dan
penyakit HODGKIN)
j.
Sakit kepala dan gangguan
neuralogis ( pada trombositopenia )
k.
Glositis
l.
Limpadenopati
m.
Nyeri tulang/tenderness : pada
myeloma multiple
n.
Lain – lain :
D. DATA
PENUNJANG
1.
Pemeriksaan laboratorium
Tanggal 29/09/2015
Leukosit :
10,29 mg/dl
Eritrosit : 3,94 mg/dl
Hb :
11,8 G/DL
Hmt :
34,7 %
CT :
3’30’’
BT :
2’30’’
Tgl 30/09/2015
Leukosit : 11,60 mg/dl
Eritrosit : 3,71 mg/dl
Hb : 11,4 g/dl
Hmt : 32,4 %
2.
Pemeriksaan diagnostik
Ro’ Femur dextra
tgl 28 September 2015 : Fraktur Collum Femur Dextra
3.
Terapi Medikasi
No
|
Nama
Obat
|
Dosis
|
Indikasi
|
Tanggal
dan waktu
|
||||||||
Tgl : 5/10/15
|
Tgl : 6/10/15
|
Tgl : 7/10/15
|
||||||||||
P
|
S
|
M
|
P
|
S
|
M
|
P
|
S
|
M
|
||||
1.
|
Kalpoxin
|
3x1g
|
Antibiotik gr +
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
2.
|
Gentamisin
|
2x80 mg
|
Antibiotik gr -
|
√
|
|
√
|
√
|
|
√
|
√
|
|
√
|
3.
|
Ranitidin
|
2x1 amp
|
Mengurangi asam kambung
|
√
|
|
√
|
√
|
|
√
|
√
|
|
√
|
4.
|
Torasic
|
3x30 mg
|
Mengurangi Nyeri
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
5.
|
Infus Tutofusin
|
20 tts/mnt
|
suplemen
|
|
√
|
|
|
√
|
|
|
√
|
|
6.
|
Infus RL
|
20 tts/mnt
|
Terapi cairan
|
√
|
|
√
|
√
|
|
√
|
√
|
|
√
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4.
Tanda - Tanda Vital
No
|
Jenis pemeriksaan
|
Tanggal
dan waktu pemeriksaan
|
||||||||
Tgl
: 29 /09/15
|
Tgl : 30 / 09 / 15
|
Tgl : 1 / 10 / 15
|
||||||||
P
|
S
|
M
|
P
|
S
|
M
|
P
|
S
|
M
|
||
1
|
Tensi
|
|
110/70
|
|
|
120/80
|
|
|
120/70
|
|
2
|
Suhu
|
|
36,5ºC
|
|
|
36,6ºC
|
|
|
36,3 º
|
|
3
|
Nadi
|
|
84x
|
|
|
84x
|
|
|
88x
|
|
4
|
Pernafasan
|
|
20x
|
|
|
20x
|
|
|
22x
|
|
II.
ANALISA DATA
No
Dx
|
Data
(Sign
& Symtom)
|
Interprestasi
(
Etiologi)
|
Masalah
(Problem)
|
1.
2.
3.
4.
5.
|
S
: Klien menyatakan nyeri, P : bertambah saat untuk beraktivitas dan berkurang saat
tenang/istirahat, Q : seperti ditusuk, R: Ekstremitas kanan bawah, S: 6
(1-10),T: sewaktu-waktu
O:
Hasil pemeriksaan Ro’ tgl
28/9/2015 fraktur collum femur dextra, klien tampak kesakitan
S
: Klien mengatakan kaki kanan sakit untuk ber
O: Hasil pemeriksaan Ro’
tgl 28/9/2015 fraktur collum femur dextra, klien tampak kesakitan
S: Klien mengatakan tidak
bisa melakukan aktivitas tertentu secara mandiri
O: Klien post op ORIF, Aktivitas
makan, minum,mandi,BAB dll dibantu petugas dan keluarga
S:
O: Klien post op ORIF
S: Klien mengatakan sulit
dan sakit bila mau melakukan mobilitas seperti duduk di tempat tidur,
memiringkan badan dll
O: Klien post op ORIF,
Mobilitas klien dibantu keluarga
|
agen injuri fisik (fraktur)
kerusakan neuromuskuler,
tekanan dan disuse
hilangnya
kemampuan menjalankan aktivitas.
trauma,
imunitas tubuh primer menurun, prosedur invasive
patah tulang
|
Nyeri akut
Resiko terhadap cidera
Sindrom kurang perawatan diri
. Resiko
infeksi
Kerusakan mobilitas fisik
|
III. Diagnosa
keperawatan yang mungkin muncul:
1. Nyeri akut
berhubungan dengan agen injuri fisik (fraktur)
2. Resiko
terhadap cidera berhubungan dengan kerusakan neuromuskuler, tekanan dan disuse
3. Sindrom kurang perawatan diri
berhubungan dengan hilangnya kemampuan menjalankan aktivitas.
4. Resiko
infeksi berhubungan dengan trauma, imunitas tubuh primer menurun, prosedur
invasive
5. Kerusakan
mobilitas fisik berhubungan dengan patah tulang
IV.
RENCANA
KEPERAWATAN
No
|
Diagnosa
|
Tujuan
|
Intervensi
|
1
|
Nyeri akut b/d agen injuri fisik, fraktur
|
Setelah dilakukan Asuhan keperawatan 1x24 jam tingkat
kenyamanan klien meningkat, tingkat
nyeri terkontrol dg KH:
· Klien melaporkan nyeri berkurang dg scala 2-3
· Ekspresi wajah tenang
· klien dapat istirahat dan tidur
· v/s dbn
|
Manajemen
nyeri :
· Kaji nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi.
· Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan.
· Gunakan teknik komunikasi
terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri klien sebelumnya.
· Kontrol faktor lingkungan yang
mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan.
· Kurangi faktor presipitasi nyeri.
· Pilih dan lakukan penanganan nyeri
(farmakologis/non farmakologis).
· Ajarkan teknik non farmakologis
(relaksasi, distraksi dll) untuk mengetasi nyeri..
· Berikan analgetik untuk mengurangi
nyeri.
· Evaluasi tindakan pengurang
nyeri/kontrol nyeri.
· Kolaborasi dengan dokter bila ada
komplain tentang pemberian analgetik tidak berhasil.
Administrasi
analgetik :.
· Cek program pemberian analgetik;
jenis, dosis, dan frekuensi.
· Cek riwayat alergi.
· Tentukan analgetik pilihan, rute
pemberian dan dosis optimal.
· Monitor TTV
· Berikan analgetik tepat waktu
terutama saat nyeri muncul.
· Evaluasi efektifitas analgetik,
tanda dan gejala efek samping.
|
2
|
Resiko terhadap cidera b/d kerusakan neuromuskuler,
tekanan dan disuse
|
Setelah dilakukan askep 1x1 jam
terjadi peningkatan Status keselamatan
Injuri fisik Dg KH :
· Bebas dari
cidera
· Pencegahan
Cidera
|
Memberikan
posisi yang nyaman untuk Klien:
· Berikan posisi yang aman untuk
pasien dengan meningkatkan obsevasi pasien, beri pengaman tempat tidur
· Periksa sirkulasi periper dan
status neurologi
· Menilai ROM pasien
· Menilai integritas kulit pasien.
· Libatkan banyak orang dalam
memidahkan pasien, atur posisi
|
3
|
Sindrom defisit self care b/d kelemahan, fraktur
|
Setelah dilakukan akep 3x24 jam
kebutuhan ADLs terpenuhi dg KH:
· Pasien
dapat
· Melakukan aktivitas sehari-hari.
· Kebersihan
diri pasien terpenuhi
|
Bantuan
perawatan diri
· Monitor kemampuan pasien terhadap
perawatan diri
· Monitor kebutuhan akan personal
hygiene, berpakaian, toileting dan makan
· Beri bantuan sampai pasien
mempunyai kemapuan untuk merawat diri
· Bantu pasien dalam memenuhi
kebutuhannya.
· Anjurkan pasien untuk melakukan
aktivitas sehari-hari sesuai kemampuannya
· Pertahankan aktivitas perawatan
diri secara rutin
|
4
|
Risiko infeksi b/d imunitas tubuh primer menurun,
prosedur invasive, fraktur
|
Setelah dilakukan asuhan keperawatan 2x24 jam tidak
terdapat faktor risiko infeksi dan
infeksi terdeteksi dg KH:
· Tdk ada tanda-tanda infeksi
· AL normal
· V/S dbn
|
Kontrol infeksi :
· Bersihkan lingkungan setelah
dipakai pasien lain.
· Batasi pengunjung bila perlu.
· Intruksikan kepada pengunjung
untuk mencuci tangan saat berkunjung dan sesudahnya.
· Gunakan sabun anti miroba untuk
mencuci tangan.
· Lakukan cuci tangan sebelum dan
sesudah tindakan keperawatan.
· Gunakan baju dan sarung tangan
sebagai alat pelindung.
· Pertahankan lingkungan yang
aseptik selama pemasangan alat.
· Lakukan perawatan luka, dainage,
dresing infus dan dan kateter setiap hari.
· Tingkatkan intake nutrisi dan
cairan
·
berikan
antibiotik sesuai program.
· Jelaskan tanda gejala infeksi dan
anjurkan u/ segera lapor petugas
· Monitor V/S
Proteksi
terhadap infeksi
· Monitor tanda dan gejala infeksi
sistemik dan lokal.
· Monitor hitung granulosit dan WBC.
· Monitor kerentanan terhadap
infeksi..
· Pertahankan teknik aseptik untuk
setiap tindakan.
· Inspeksi kulit dan mebran mukosa
terhadap kemerahan, panas, drainase.
· Inspeksi kondisi luka, insisi
bedah.
· Ambil kultur, dan laporkan bila
hasil positip jika perlu
· Dorong istirahat yang cukup.
· Dorong peningkatan mobilitas dan
latihan sesuai indikasi
|
5
|
Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan patah
tulang
|
Setelah dilakukan askep 2x24 jam
terjadi peningkatan Ambulasi :Tingkat
mobilisasi, Perawtan diri Dg KH :
· Peningkatan aktivitas fisik
|
Terapi
ambulasi
· Kaji kemampuan pasien dalam
melakukan ambulasi
· Kolaborasi dg fisioterapi untuk
perencanaan ambulasi
· Latih pasien ROM pasif-aktif
sesuai kemampuan
· Ajarkan pasien berpindah tempat
secara bertahap
· Evaluasi pasien dalam kemampuan ambulasi
Pendidikan
kesehatan
· Edukasi pada pasien dan keluarga
pentingnya ambulasi dini
· Edukasi pada pasien dan keluarga
tahap ambulasi
· Berikan reinforcement positip atas
usaha yang dilakukan pasien.
|
V.
CATATAN KEPERAWATAN
NO DP
|
HARI & TANGGAL
PUKUL
|
IMPLEMENTASI
|
RESPON PASIEN
|
TANDA TANGAN
|
1.
2.
3.
3.
4.
5.
3.
1.
4.
5.
1.
3.
4.
3.
1.
4.
1.
4.
3
3.
1.
4.
|
Selasa, 29 Sept 2015
Jam 14.00
Jam 16.00
Jam 18.00
Rabo, 30 Sept 2015
Jam 15.30
Jam 16.00
Jam 18.00
Kamis, 1 Okt 2015
Jam 14.30
Jam 16.00
Jam 18.00
|
· Mengkaji nyeri secara komprehensif
termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor
presipitasi.
· Mengajarkan teknik
non farmakologis (relaksasi, distraksi dll) untuk mengetasi nyeri..
· Memberikan
posisi yang aman untuk pasien dengan meningkatkan obsevasi pasien, beri
pengaman tempat tidur
· Memonitor kemampuan pasien terhadap
perawatan diri
· Memonitor kebutuhan akan personal
hygiene, berpakaian, toileting dan makan
· Memberi
bantuan sampai pasien mempunyai kemapuan untuk merawat diri
· Membantu dan menyiapkan pasien .
· Menganjurkan
pasien untuk melakukan aktivitas sehari-hari sesuai kemampuannya
· Membantu dan menyiapkan pasien untuk mandi
· Memonitor tanda dan gejala infeksi
sistemik dan lokal.
· Memonitor hitung granulosit dan WBC.
· Mengkaji
kemampuan pasien dalam melakukan ambulasi
· Melatih
pasien ROM pasif-aktif sesuai kemampuan
· Mengevaluasi
pasien dalam kemampuan ambulasi
· Memberi edukasi
pada pasien dan keluarga pentingnya ambulasi dini
·
Membantu klien untuk makan
· Memberikan
analgetik inj Torasic 1 amp untuk
mengurangi nyeri.
·
Memberikan inj Kalfoxin 1gr untuk mencegah infeksi
· Mengevaluasi
pasien dalam kemampuan ambulasi
· Mengkaji nyeri
secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas dan faktor presipitasi.
· Menyiapkan dan membantu klien mandi
· Memonitor tanda dan gejala infeksi
sistemik dan lokal.
· Memonitor hitung granulosit dan WBC.
·
Membantu klien untuk makan
· Memberikan
analgetik inj Torasic 1 amp untuk
mengurangi nyeri.
·
Memberikan inj Kalfoxin 1gr untuk mencegah infeksi
· Mengkaji nyeri
secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas
dan faktor presipitasi.
· Memonitor tanda dan gejala infeksi
sistemik dan lokal.
· Menyiapkan dan membantu klien mandi
·
Membantu klien untuk makan
· Memberikan
analgetik inj Torasic 1 amp untuk
mengurangi nyeri.
·
Memberikan inj Kalfoxin 1gr untuk mencegah infeksi
|
·
Klien tampak kesakitan
·
Skala nyeri 6
· Klien mengatakan nyeri berkurang
· Klien masih membutuhkan bantuan dalam melakukan perawatan dirinya,
seprti berpakaian,mandi,makan dll
Klien
tampak segar
·
S:36,5ºC, Tidak ada tanda &gejala infeksi
·
AL: 10,29 mg/dl
· Pasien masih takut melakukan ambulasi
· Pasien mencoba melakukan ROM menggerakan jari2 kaki
· Pasien dan keluarga memahami pentingnya ambulasi dini
· Makan diit bubur habis 1 porsi
· Inj Torasic 1 amp masuk, tdk ada alergi
· Inj Kalfoxin 1 gr masuk, tdk ada alergi
· Pasien mulai mencoba miring kanan-kiri
·
Pasien mengatakan
nyeri berkurang
·
Skala nyeri 4
· Klien tampak segar
·
S:36,6ºC, Tidak ada tanda &gejala infeksi
·
AL: 11,6 mg/dl
·
Makan diit bubur habis 1 porsi
· Inj Torasic 1 amp masuk, tdk ada alergi
· Inj Kalfoxin 1 gr masuk, tdk ada alergi
·
Pasien mengatakan
nyeri berkurang
·
Skala nyeri 3
· S:36,3ºC, Tidak ada tanda &gejala infeksi
· Klien tampak segar
· Makan diit bubur habis 1 porsi
· Inj Torasic 1 amp masuk, tdk ada alergi
· Inj Kalfoxin 1 gr masuk, tdk ada alergi
|
|
VI.
CATATAN PERKEMBANGAN
NO DP
|
HARI TANGGAL PUKUL
|
RESPON PERKEMBANGAN
|
TANDA TANGAN
|
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
4.
5.
1.
.2.
3..
4.
5.
|
Selasa, 29 Sept 2015
Jam 21.00
Rabo, 30 Sept 2015
Jam 21.00
Kamis, 1 Okt 2015
Jam 21.00
|
S: Klien
mengatakan nyeri
O: Klien tampak kesakitan, Skala nyeri 6
A: Masalah
belum teratasi
P :
Lanjutkan NIC 1 dan NIC 2
S: -
O: Tidak ada tanda-tanda terjadi cidera
A:
Masalah teratasi
P :
Pertahankan NIC
S: Klien
mengatakan kebutuhan hidupnya dibantu keluarga dan petugas
O: Klien tampak segar
A:
Masalah belum teratasi
P :
Lanjutkan NIC 1 dan NIC 2
S: -
O: Tidak tampak adanya tanda-tanda infeksi, S:36,5ºC
A:
Masalah teratasi
P : Pertahankan NIC 1 dan NIC 2
S: Klien
mengatakan masih takut melakukan ROM
O: Klien mengerti pentinya ROM dan mau mencoba melakukan ROM dengan
menggerakkan jari-jari kaki
A:
Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan NIC 1 dan NIC 2
S: Klien
mengatakan masih nyeri
O: Klien tampak kesakitan, Skala nyeri 4
A:
Masalah belum teratasi
P :
Lanjutkan NIC 1 dan NIC 2
S: -
O: Tidak ada tanda-tanda terjadi cidera
A:
Masalah teratasi
P :
Pertahankan NIC
S: Klien
mengatakan kebutuhan hidupnya dibantu keluarga dan petugas
O: Klien tampak segar,
A:
Masalah belum teratasi
P :
Lanjutkan NIC 1 dan NIC 2
S: -
O: Tidak tampak adanya tanda-tanda infeksi, S:36,6ºC
A:
Masalah teratasi
P : Pertahankan NIC 1 dan NIC 2
S: Klien
mengatakan sudah bisa melakukan ROM
O: Klien mengerti pentinya ROM dan mau mencoba melakukan ROM dengan
menggerakkan jari-jari kaki
A:
Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan NIC 1 dan NIC 2
S: Klien
mengatakan nyeri
O: Klien tampak kesakitan, Skala nyeri 6
A:
Masalah belum teratasi
P :
Lanjutkan NIC 1 dan NIC 2
S: -
O: Tidak ada tanda-tanda terjadi cidera
A:
Masalah teratasi
P :
Pertahankan NIC
S: Klien
mengatakan kebutuhan hidupnya dibantu keluarga dan petugas
O: Klien tampak segar,
A:
Masalah belum teratasi
P :
Lanjutkan NIC 1 dan NIC 2
S: -
O: Tidak tampak adanya tanda-tanda infeksi, S:36,3ºC
A:
Masalah teratasi
P : Pertahankan NIC 1 dan NIC 2
S: Klien
mengatakan sudah bisa melakukan ROM
O: Klien mengerti pentinya ROM dan mau mencoba melakukan ROM dengan
menggerakkan jari-jari kaki
A:
Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan NIC 1 dan NIC 2
|
|
No comments:
Post a Comment