Thursday, February 2, 2017

ASKEP FRAKTUR FEMUR



LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN FRAKTUR FEMUR

A.    Pengertian
Fraktur femur  dapat terjadi pada beberapa tempat  : bagian kaput, kolum atau trochanter, batang femur dan daerah lutut /suprakondiler. 

B.     Etiologi Fraktur
Fraktur dapat disebabkan oleh beberapa hal, yaitu :
          1.Trauma Langsung : Kecelakaan lalu lintas
       2.Trauma tidak langsung: Jatuh dari ketinggian dengan berdiri atau duduk sehingga terjadi  fraktur tulang belakang.
  3.Proses penyakit (osteoporosis yang menyebabkan fraktur yang patologis).Menurut Oswari E (1993), fraktur terjadi karena adanya :
a.       Kekerasan langsung Terkena pada bagian langsung trauma.
b.      Kekerasan tidak langsung Terkena bukan pada bagian yang terkena trauma.
c.       Kekerasan akibat tarikan otot.
  Sedangkan.MenurutBarbaraCLong(1996), fraktur terjadi karena adanya:
  a.       Benturan & cedera (jatuh, kecelakaan)
  b.      Fraktur patofisiologi (oleh karena patogen, kelainan)
  c.       Patah karena letih

C.   Patofisiologi
Tulang bersifat rapuh namun cukup mempunyai kekuatan dan gaya pegas untuk menahan tekanan (Apley, A. Graham, 1993). Tapi apabila tekanan eksternal yang datang lebih besar dari yang dapat diserap tulang, maka terjadilah trauma pada tulang yang mengakibatkan rusaknya atau terputusnya kontinuitas tulang (Carpnito, Lynda Juall, 1995). Setelah terjadi fraktur, periosteum dan pembuluh darah serta saraf dalam korteks, marrow, dan jaringan lunak yang membungkus tulang rusak.
     Perdarahan terjadi karena kerusakan tersebut dan  terbentuklah hematoma di rongga medula tulang. Jaringan tulang segera berdekatan ke bagian tulang yang patah. Jaringan yang mengalami nekrosis ini menstimulasi terjadinya respon inflamasi yang ditandai denagn vasodilatasi, eksudasi plasma dan leukosit, dan infiltrasi sel darah putih. Kejadian inilah yang merupakan dasar dari proses penyembuhan tulang nantinya  (Black, J.M, et al, 1993).
Faktor-faktor yang mempengaruhi fraktur :
             1.     Faktor Ekstrinsik
Adanya tekanan dari luar yang bereaksi pada tulang yang tergantung terhadap besar, waktu, dan arah tekanan yang dapat menyebabkan fraktur.
2.     Faktor Intrinsik
Beberapa sifat yang terpenting dari tulang yang menentukan daya tahan untuk timbulnya fraktur seperti kapasitas absorbsi dari tekanan, elastisitas, kelelahan, dan kepadatan atau kekerasan tulang.( Ignatavicius, Donna D, 1995 )    
D.    TANDA DAN GEJALA
        Kemerahan, bengkak disekitar fraktur.Kesemutan, kelemahan, laserasi kulit, perdarahan,  perubahan warna, pembengkakan  lokal.

E.     PENGKAJIAN PRIMER
1. Airway
Adanya sumbatan/obstruksi jalan napas oleh adanya penumpukan sekret akibat kelemahan reflek batuk
2. Breathing
Kelemahan menelan/ batuk/ melindungi jalan napas, timbulnya pernapasan yang sulit dan  tak teratur, suara nafas terdengar ronchi /aspirasi
3.  Circulation
TD dapat normal atau meningkat , hipotensi terjadi pada tahap lanjut, takikardi, bunyi jantung normal pada tahap dini, disritmia, kulit dan membran mukosa pucat, dingin, sianosis pada tahap lanjut


F.     PENGKAJIAN SEKUNDER
1.       Aktivitas/istirahat
a. Kehilangan fungsi pada bagian yang terkena
b.  Keterbatasan mobilitas
2.      Sirkulasi
a.  Hipertensi ( kadang terlihat sebagai respon nyeri/ansietas)
b.  Hipotensi ( respon terhadap kehilangan darah)
c.  Tachikardi
d.  Cailary refil melambat
e.  Pucat pada bagian yang terkena 
f.  Masa hematoma pada sisi cedera
3.    Neurosensori
a.  Kesemutan  
b.  Kelemahan
4.      Kenyamanan
a. Nyeri tiba-tiba saat cidera  
b.  Spasme/ kram  otot
5.       Keamanan
a.  Laserasi kulit
b.  Perdarahan
c.  Perubahan warna   
d.  Pembengkakan  lokal

G.    PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Pemeriksaan foto radiologi dari fraktur : menentukan lokasi, luasnya
2. Pemeriksaan jumlah darah lengkap
3. Arteriografi : dilakukan bila kerusakan vaskuler dicurigai
4. Kreatinin : trauma otot meningkatkanbeban kreatinin untuk klirens ginjal
Bila dicurigai adanya fraktur penting untuk mengimobilisasi bagian tubuh segera sebelum pasien dipindahkan bila pasien yang mengalami cidera harus dipindahkan dari kendaraan sebelum dapat dilakukan pembidaian, ekstrimitas harus disangga diatas dan di bawah tempat fraktur untuk mencegah gerakan rotasi/angulasi. Gerakan frgmen patahan tulang dapat menyebabkan nyeri, kerusakan jaringan lunak, dan perdarahan lebih lanjut. Nyeri dapt dikurangi dengan menghindari gerakan fragmnen tulang dan sendi sekitar fraktur. Pembidaian sangat penting untuk mencegah kerusakan jaringan lunak oleh fragmen tulang.
                        Imobilisasi tulang panjang ekstrimitas bawah juga dapat dilakkan dengan membebat kedua tungkai bersama, dengan ekstrimitas yang sehat sebagai bidai bagi ekstrimitas yang cidera.
                      Pada ekstrimitas atas lengan dapat dibebatkan pada dada atau  lengan bawah yang cidera digantung pada sling. Pada fraktur terbuka luka ditutup dengan pembalut bersih atau steril untuk mencegah kontaminasi jaringan yang lebih dalam, jangan sekali-kali melakukan reduksi fraktur bahkan jika ada fragmen tulang melalui luka.


H. Prinsip Penanganan Reduksi Fraktur
  1. Reduksi fraktur, mengembalikan fragmen tulang  pada kesejajarannya dan rotasi anatomis.Reduksi tertutup, traksi, atau reduksi terbuka dapat dilakukan untuk mereduksi fraktur. Sebelum reduksi dan imobilisasi fraktur pasien harus dipersiapkan: ijin melakukan prosedur, analgetik sesuai ketentuan, dan persetujuan anestasi.Reduksi tertutup dilakukan dengan mengembalikan fragmen tulang ke posisiya dengan manipulasi dan trksi manual.
  2.  Traksi , digunakan utuk mendapatkan efek reduksi dan imobilisasi yang disesuaikan denganspsme otot yang terjadi.
  3. Reduksi terbuka, alat fiksasi internal dalam bentuk pin, kawat, sekrup, plat, paku, atau batangan logam dapat digunakan untuk mempertahankan fragmen tulang dalam posisinya.
  4. Imobilisasi Fraktur, setelah direduksi fragmen tulang harus di imobilisasi dan dipertahankan dalam posisi dan kesejajaran yang benar sampai terjadi penyatuan. Imobilisasi dapat dilakukan dengan fiksasi eksternal (gips,pembalutan, bidai, traksi kontinyu, pin dan teknik gips atau fiksator eksternal) dan interna ( implant logam ).
  5. Mempertahankan dan mengembalikan fungsi, segala upaya diarahkan pada penyembuhan tulang dan jaringan lunak. Reduksi dam imoblisasi harus dipertahankan sesuai kebutuhan.
I. Klasifikasi Fraktur Femur
Ada 2 tipe utama fraktur pinggul :
  1. fraktur kolum femur : intra kapsuler
  2. fraktur trokhenter : ekstrakapsuler.
Fraktur kolum femur : penyembuhan akan lebih sulit dibandingkan dengan  fraktur trokhenter, karena system pembuluh darah yang memasok darah kekaput dan kolum femur mengalami kerusakan karena fraktur.


J.         Manifestasi Klinik
  1. Ttungkai mengalami pemendekan
2. Adduksi dan rotasi eksterna
3. Nyeri ringan selangkangan atau sisi medial lutut

K.      Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul:
1.      Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik (fraktur)
2.      Resiko terhadap cidera berhubungan dengan kerusakan neuromuskuler, tekanan dan disuse
3.  Sindrom kurang perawatan diri berhubungan dengan hilangnya kemampuan menjalankan aktivitas.
4.      Resiko infeksi berhubungan dengan trauma, imunitas tubuh primer menurun, prosedur invasive
5.      Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan patah tulang
6.      Kurang pengetahuan tentang penyakit dan perawatannya b/d kurang paparan terhadap informasi, terbatasnya kognitif


L.       RENCANA PERAWATAN FRAKTUR
No
Diagnosa
Tujuan
Intervensi
1
Nyeri akut b/d agen injuri fisik, fraktur
Setelah dilakukan Asuhan keperawatan …. jam tingkat kenyamanan klien meningkat, tingkat nyeri terkontrol dg KH:
 ·  Klien melaporkan nyeri berkurang dg scala 2-3
 ·  Ekspresi wajah tenang
 ·  klien dapat istirahat dan tidur
 ·  v/s dbn
Manajemen nyeri :
·  Kaji nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi.
· Observasi  reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan.
· Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri klien sebelumnya.
· Kontrol faktor lingkungan yang mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan.
· Kurangi faktor presipitasi nyeri.
· Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologis/non farmakologis).
· Ajarkan teknik non farmakologis (relaksasi, distraksi dll) untuk mengetasi nyeri..
· Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri.
· Evaluasi tindakan pengurang nyeri/kontrol nyeri.
· Kolaborasi dengan dokter bila ada komplain tentang pemberian analgetik tidak berhasil.

Administrasi analgetik :.
· Cek program pemberian analgetik; jenis, dosis, dan frekuensi.
· Cek riwayat alergi.
· Tentukan analgetik pilihan, rute pemberian dan dosis optimal.
· Monitor TV
· Berikan analgetik tepat waktu terutama saat nyeri muncul.
· Evaluasi efektifitas analgetik, tanda dan gejala efek samping.
2
Resiko terhadap cidera b/d kerusakan neuromuskuler, tekanan dan disuse
Setelah dilakukan askep … jam terjadi peningkatan Status keselamatan Injuri fisik Dg KH :
 ·   Bebas dari cidera
 ·   Pencegahan Cidera
Memberikan posisi yang nyaman untuk Klien:
· Berikan posisi yang aman untuk pasien dengan meningkatkan obsevasi pasien, beri pengaman tempat tidur
· Periksa sirkulasi periper dan status neurologi
· Menilai ROM pasien
· Menilai integritas kulit pasien.
· Libatkan banyak orang dalam memindahkan pasien, atur posisi
3
Sindrom defisit self care b/d kelemahan, fraktur
Setelah dilakukan akep … jam kebutuhan ADLs terpenuhi dg KH:
 ·   Pasien dapat

 · Melakukan aktivitas sehari-hari.
 · Kebersihan diri pasien terpenuhi
Bantuan perawatan diri
· Monitor kemampuan pasien terhadap perawatan diri
· Monitor kebutuhan akan personal hygiene, berpakaian, toileting dan makan
· Beri bantuan sampai pasien mempunyai kemapuan untuk merawat diri
· Bantu pasien dalam memenuhi kebutuhannya.
· Anjurkan pasien untuk melakukan aktivitas sehari-hari sesuai kemampuannya
· Pertahankan aktivitas perawatan diri secara rutin
4
Risiko infeksi b/d imunitas tubuh primer menurun, prosedur invasive, fraktur
Setelah dilakukan asuhan keperawatan … jam tidak terdapat faktor risiko infeksi dan infeksi terdeteksi dg KH:
· Tdk ada tanda-tanda infeksi
· AL normal
·  V/S dbn
Konrol infeksi :
· Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain.
· Batasi pengunjung bila perlu.
· Intruksikan kepada pengunjung untuk mencuci tangan saat berkunjung dan sesudahnya.
· Gunakan sabun anti miroba untuk mencuci tangan.
· Lakukan cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan keperawatan.
· Gunakan baju dan sarung tangan sebagai alat pelindung.
· Pertahankan lingkungan yang aseptik selama pemasangan alat.
· Lakukan perawatan luka, dainage, dresing infus dan dan kateter setiap hari.
· Tingkatkan intake nutrisi dan cairan
·         berikan antibiotik sesuai program.
· Jelaskan tanda gejala infeksi dan anjurkan u/ segera lapor petugas
· Monitor V/S
Proteksi terhadap infeksi
· Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal.
· Monitor hitung granulosit dan WBC.
· Monitor kerentanan terhadap infeksi..
· Pertahankan teknik aseptik untuk setiap tindakan.
· Inspeksi kulit dan mebran mukosa terhadap kemerahan, panas, drainase.
· Inspeksi kondisi luka, insisi bedah.
· Ambil kultur, dan laporkan bila hasil positip jika perlu
· Dorong istirahat yang cukup.
· Dorong peningkatan mobilitas dan latihan sesuai indikasi
5
Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan patah tulang
Setelah dilakukan askep … jam terjadi peningkatan Ambulasi :Tingkat mobilisasi, Perawtan diri Dg KH :
· Peningkatan aktivitas fisik
Terapi ambulasi
· Kaji kemampuan pasien dalam melakukan ambulasi
· Kolaborasi dg fisioterapi untuk perencanaan ambulasi
· Latih pasien ROM pasif-aktif sesuai kemampuan
· Ajarkan pasien berpindah tempat secara bertahap
· Evaluasi pasien dalam kemampuan ambulasi

Pendidikan kesehatan
· Edukasi pada pasien dan keluarga pentingnya ambulasi dini
· Edukasi pada pasien dan keluarga tahap ambulasi
· Berikan reinforcement positip atas usaha yang dilakukan pasien.
6
Kurang pengetahuan tentang penyakit dan perawatannya b/d kurang paparan terhadap informasi, keterbatan kognitif
Setelah dilakukan askep …. Jam pengetahuan klien meningkat dg KH:
· Klien dapat mengungkapkan kembali yg dijelaskan.
· Klien kooperatif saat dilakukan tindakan
Pendidikan kesehatan : proses penyakit
· Kaji pengetahuan klien.
· Jelaskan proses terjadinya penyakit, tanda gejala serta komplikasi yang mungkin terjadi
· Berikan informasi pada keluarga tentang perkembangan klien.
· Berikan informasi pada klien dan keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan.
· Diskusikan pilihan terapi
· Berikan penjelasan tentang pentingnya ambulasi dini
· Jelaskan komplikasi kronik yang mungkin akan muncul




















M.     DAFTAR PUSTAKA
www.nursesblog.askep-askep-fraktur.com
Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah dari Brunner & Suddarth,Edisi 8. EGC : Jakarta.
Brunner dan Suddarth, 2002, Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 3, EGC, Jakarta
Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan, edisi 7. EGC : Jakarta.
NANDA NIC & NOC 2007






























ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN
DENGAN POST ORIF FRAKTUR COLLUM FEMUR Dx
DI RUANG DAHLIA RSUD BATANG


Nama Mahasiswa        : Suyanto
NIM                            :
Tempat Praktek           : R. Dahlia  RSUD Batang
Tanggal                       : 29 s/d 01 Oktober 2015
I.                   PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan hari    Selasa   tanggal  29 September 2015   diruang  Dahlia                           Rumah Sakit Batang secara alloanamnesa atau autoanamnesa.
A.    IDENTITAS
1.      Identitas klien
-          Nama                           : Sdr AR
-          Umur                           : 18 tahun
-          Jenis kelamin               : Laki-laki
-          Agama                         : Islam          
-          Suku / Bangsa             : Indonesia
-          Status Perkawinan      : Belum Kawin                                           
-          Pendidikan terakhir     : SLTA      
-          Pekerjaan                     : Pelajar
-          Alamat                        : Tombo RT 08/03 Bandar
-          No. RM                       : 334686
-          Tgl masuk RS              : 28 September 2015                 Jam  : 20.55 WIB
2.      Identitas penanggungjawab
-          Nama                           : Tn M
-          Umur                           : 52 tahun
-          Jenis kelamin               :  Laki-laki         
-          Agama                         :  Islam          
-          Suku / Bangsa             :  Indonesia
-          Status Perkawinan      :  Kawin       
-          Pendidikan terakhir     :  Tidak sekolah
-          Pekerjaan                     :  Supir
-          Alamat                        :  Tombo RT 08/03 Bandar
-          Hubungan dg pasien   :  Ayah


B.     RIWAYAT KESEHATAN
1.      Keluhan Utama                             : Nyeri paha kanan atas
2.      Riwayat Kesehatan Sekarang       : Klien datang dengan keluhan nyeri pada paha kanan atas P : bertambah saat untuk beraktivitas dan berkurang saat tenang/istirahat, Q : seperti ditusuk, R: Ekstremitas kanan bawah, S: 6 (1-10),T: sewaktu-waktu, menurut klien 2 minggu yang lalu klien mengalami kecelakaan, klien terjatuh dengan posisi badan sebelah kanan membentur aspal. Klien mengeluh sulit berjalan dan nyeri, kemudian dilakukan pemeriksaan radiologi ternyata klien fraktur collum femur dextra. KU : lemah, Kes : CM,  T: 110/70 mmHg,  N: 88x/mnt, RR:22x/mnt, S:36,5ºC
Advis dr Orhtoped  :
-          Plan ORIF  besok pagi tgl 29 Sept 2015 jam 08.00
-          Inj Kalfoxin 2 gr
-          Inj Torasic 1 amp
-          Infus RL : Tutofusin 20 tts/mnt
-          Cek Lab
3.      Riwayat Kesehatan dahulu           : Klien tidak pernah menderita penyakit yang serius hanya batuk pilek biasa
4.      Riwayat Kesehatan keluarga        :Dalam keluarga tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit keturunan maupun menular

5.      Genogram                                     :
                                                                 










C.     REVIEW of SISTEM ( ROS )
Keadaan Umum          : lemah

Kesadaran                   : Compos mentis
Skala Koma Glasgow : E4 V5 M6
TB / BB                       :                    cm/                     kg
Tanda – Tanda Vital   : Nadi  : 84x/mnt         Temp   : 36,5 ºC
                                      RR     : 20 x/mnt        Tensi    : 110/70 mmHg

1.      SISTEM PERNAFASAN
Gejala ( subyektif )                       :
a.     Dispnea                                   : Tidak
b.     Riwayat penyakit pernafasan  : Tidak ada      

c.     Pemajaman terhadap udara berbahaya : Tidak ada

d.    Kebiasaan merokok                 :  Tidak

e.     Batuk                                      :  Tidak
f.      Sputum                                    :  Tidak
g.     Penggunaan alat bantu            :  Tidak
h.     Lain – lain                               :

TANDA OBYEKTIF :
a.       Inspeksi
-          Kelainan tulang belakang        :  Tidak
-          Warna kulit                             :  Tidak sianosis
-          Lesi pada dinding dada          :  Tidak
-          Clubbing finger                       :  Tidak
-          Dada                                       :  Simetris       
-          Pergerakan dada                     :  Simetris,Teratur                   
-          Frekuensi pernafasan              :   22   kali/menit
-           irama pernafasan                    :   Reguler                       
-          Retraksi                                   :  Tidak
-          Lain – lain                               :

b.      Palpasi
-          Taktil Fremitus            : Normal
-          Nyeri tekan                 : tidak ada nyeri tekan
-          Massa Abnormal         : tidak ada
-          Ekspansi paru              : baik
-          Lain – lain                   :

c.       Perkusi                              :  sonor                       
-          Lain – lain                   :
d.      Auskultasi
-          Suara nafas                  :  Vesikuler     
-          Friction rub                 :  Tidak
-          Lain – lain                   :

2.      SISTEM KARDOVASKULER
Gejala  ( Subyektif )          :
a.       Palpitasi                       : tidak
b.      Nyeri dada                  : tidak
c.       Riwayat pemakaian obat jantung : Tidak,      Obat : -
d.      Lain – lain                   :
Tanda ( Obyektif )                        :
a.       Inspeksi
-          Sklera                          :  Tidak ikterik
-          Konjungtiva                :  Tidak anemis
-          Ichtus Cordis              :  Tidak tampak
-          Pulsasi katup               :  Tidak tampak
-          Lain – lain                   :

b.      Palpasi
-          Heart Rate
Frekuensi                     :   88 x /menit
Ciri denyutan              :    Pulsus Anarkot      
Irama                           :    Teratur                               
Isi Nadi                       :    Kuat                      
-          Arteri Karotis              :    Teraba Kuat                                  
-          Ictus Cordis                 :    Tidak teraba
-          JVP                             :                   cmH2O
-          CVP                            :                   cmH2O
-          Ekstrimitas :oedema    :   Tidak
-          Kulit                            :    Hangat      
-          Capillary Refill            :    <2detik      
-          Lain – lain                   :
           
c.       Perkusi
-          Bunyi denyut jantung :  Reguler
-          Batas jantung              :   Normal       
-          Lain -lain        
d.      Auskultasi
-          Bunyi jantung I, II      :  Teratur                     
-          Gallop                         :   Tidak ada
-          Mumur / bising jantung:Tidak Ada
-          Derajad murmur          :
-          Lain – lain                   :

3.      SISTEM GASTROINTESTINAL
Gejala ( Subyektif )
a.       Diet biasa ( tipe )         :                                              Jumlah makan perhari
b.      Pola diit                       : 3 x sehari                              Makan terakhir :
c.       Nafsu/selera makan    :  selera makan             Mual/ muntah : tidak
d.      Nyeri ulu hati              : tidak ada
e.       Alergi makanan           : tidak ada
f.       Masalah menguyah / menelan : tidak ada
g.      Pola BAB                    : 1 x sehari
h.      Kesulitan BAB            : tidak ada
i.        Penggunaan laksatif    : tidak menggunakan laksatif
j.        BAB terakhir              : sehari sebelum masuk RS
k.      Riwayat perdarahan    : tidak ada
l.        Riwayat inkontensia alvi : tidak ada
m.    Riwayat hemoroid      : tidak ada
n.      Lain – lain                   :
Tanda ( Obyektif )
a.     Kondisi mulut : Gigi   :                                   Mukosa mulut : lembab
b.     Antropometri
-       Berat badan            :
-       Tinggi badan           :
-       IMT                         :
-       LILA                      :
c.     Biochemical
-       Hb                           :
-       Albumin                  :
-       Protein                    :
-       Lainnya                   :
d.    Clinikal Appearance ( penampilan klinik )
e.     Diit ( gangguan/kebiasaan pola makan ) : tidak ada
Makanan sebelumnya :
Lain – lain                    :
f.      Inspeksi                       :
...............................................................................................................
...................................................................................................................................................................................................................................
g.     Auskultasi
-       Bising Usus : 16x/mnt......................................
-       Peristaltik :  Normal           
h.     Palpasi
-       Nyeri tekan, kwadran :...............................
-       Masa           : tidak ada
-       Edema         : tidak
-       Ascites        : tidak
-       Turgor kulit: baik
-       Lain –lain    :
i.       Perkusi            : Thympani     
j.       Hemoroid        :  Tidak ada
4.      SISTEM PERKEMIHAN
Gejala ( Subyektif )
a.       Riwayat penyakit ginjal/ kandung kemih : tidak ada
b.      Riwayat penggunaan diuritik        : tidak ada
c.       Rasa nyeri / rasa terbakar saat kencing : tidak ada
d.      Kesulitan BAK : tidak ada
e.       Lain –lain  :

Tanda ( Obyektif )
a.       Pola BAK       : Terpasang DC           Frekuensi: 4-6 x sehari
Retensi : tidak ada
b.      Perubahan kandung kemih: Distensi kadung kemih : tidak
c.       Karateristik urine : Warna : kuning                 Jumlah :  ± 1600 cc
       Bau     : khas urin
d.      Lain –lain        :

5.      SISTEM PERSYARAFAN
Gejala ( Subyektif )

a.       Rasa ingin pingsan / pusing : Tidak terkaji..........................................
b.      Sakit kepala     :           P :       
Q :
R :
S :
T :
c.       Kesemutan /kebas/kelemahan : tidak ada
d.      Kesulitan menelan                   : tidak ada
e.       Gejala sisa stroke                    : tidak ada
f.       Kejang
-       Urutan kejang                     : tidak ada
-       Karakter dari gejala kejang : tidak ada
-       Faktor pencetus                  : tidak ada
-       Riwayat kejang                   :  tidak ada
g.      Status postikal.......................................cara mengontrol........................
h.      Lainnya
Tanda ( obyektif )
a.       Pemeriksaan saraf krania                     :
b.      Pemeriksaan fungsi motorik                            5          5
5          5
c.       Pemeriksaan refleks                                        RF    
RP    +  +
d.      Pemeriksaan saraf otonom
e.       Lain –lain :

6.      SISTEM IMMUNE
Gejala ( Subyektif )
Riwayan Imunisasi            :
a.       BCG                :
b.      Hepatitis A      :
c.       Hepatitis B      :
d.      DPT                 :
e.       Polio                :
f.       Hib                  :
g.      MMR              :
h.      Tifoid              :
i.        Varicela           :
j.        Lainya             :

Tanda ( obyektif )
7.      SISTEM REPRODUKSI
PRIA
Gejala ( Subyektif )
a.       Rabas penis                 :
b.      Gangguan prostat        :
c.       Sirkumsisi                    :
d.      Vasektomi                   :
e.       Melakukan pemeriksaan sendiri
f.       Payudara / testis          :
g.      Protoskopi/pemeriksaan prostat terakhir :
h.      Lain –lain                    :

Tanda ( obyektif )
a.         Pemeriksaan     :
b.        Payudara/testis :
c.         Kutil genital/lesi:
d.        Lain lain           :
WANITA
Gejala ( Subyektif
a.       Usia menarche              :
b.      Lamanya siklus             :
c.       Durasi                           :
d.      Periode menstruasi terakhir      :
e.       Menopause                    :
f.       Rabas vagina                 :
g.      Perdarahan                    :
h.      Melakukan pemeriksaan payudara sendiri :
i.        PAP Smear terakhir      :
j.        Lain –lain                      :

Tanda ( obyektif )
a.       Pemeriksaan payudara      :

b.      Pemeriksaan genetalia       :
-          Flour albuse                 :
-          Lesi                             :
c.       Lain – lain                         :
8.      SISTEM MUSKULOSKELETAL
Gejala ( Subyektif )
a.       Riwayat cidera kecelakaan     : 2 minggu yang lalu
b.      Fraktur / dislokasi                   : Fraktur collum femur
c.       Arthritis/sendi tak stabil          :
d.      Masalah punggung                  :
e.       Riwayat penggunaan kortikosteroid   :
f.       Lain – lain :

Tanda ( obyektif )
a.       Massa / tonus otot         :
b.      Postur                            :
c.       Tremor                          :
d.      Rentang gerak               :     terbatas pada femur dextra
e.       Kekuatan                      :     berkurang pada femur dextra 
f.       Deformitas                    :
g.      Kelainan fungsi             :    Nyeri ketika untuk berjalan
h.      Bengkak                        :
i.        Kekuatan                      :
j.        Infeksi                           :
k.      Instabilitas ligament      :
l.        Gait /posisi jalan pasien :
m.    Lain – lain                     :
9.      SISTEM ENDOKRIN
Gejala ( Subyektif )
a.      Poliura              :
b.      Polidipsia        :
c.       Polifagia          :
d.      Susah tidur      :
e.       Sering merasa lemah:
f.       Mudah lemah  :
g.      Emosi labil      :
h.      Gangguan penglihatan ( mata kabur ):
i.        Perubahan menstruasi/libido:
j.        Sering luka      :
k.      Riwayat penggunaan kortikosteroid jangka panjang :
l.        Riwayat penyakit keturunan dalam keluarga :
m.    Riwayat trauma kepala :
n.      Riwayat pengangkatan kelenjar thyroid :
o.      Riwayat defisiensi Iodin         :
p.      Lain – lain :
Tanda ( obyektif )
a.       Keterlambatan purbertas :
b.      Tubuh sangat pendek  :
c.       Luka sulit sembuh       :
d.      Peningkatan suhu tubuh :
e.       Penurunan berat badan :
f.       Tremor                         :
g.      Berjerawat banyak      :
h.      Moon Face                  :
i.        Buffalo Hump ( punuk ) :
j.        Striae pada abdomen  :
k.      Edema                         :
l.        Lain – lain                   :

10.  SISTEM INTEGUMEN
Gejala ( Subyektif )
a.     Riwayat gangguan kulit          :
b.     Keluhan klien              :
c.     Lain – lain                   :
Tanda ( obyektif )
a.       Penampilan lesi kulit   :
b.      Lokasi lesi kulit
-            Regio                    :
-            Regio relatif          :
c.       Jumlah lesi kulit          :
d.      Penyebab lesi kulit      :
e.       Abnormalitas kuku      :
f.       Abnormalitas rambut  :
g.      Penyebaran / kualitas rambut :
h.      Diaforesis                    :
i.        Laserasi                       :
j.        Ulserasi                       :
k.      Ekimosis                      :
l.        Luka bakar ( derajad/persen ) :
m.    Drainase
n.      Ruam kulit primer
-            Makula                  :Tidak ada
-            Eritema                 :Tidak ada
-            Papula                   :Tidak ada
-            Nodula                  :Tidak ada
-            Vesikula                :Tidak ada
-            Bula                      :Tidak ada
-            Pustula                  :Tidak ada
-            Urtika                   :Tidak ada
o.      Ruam kulit sekunder
-            Skuama     :Tidak ada
-            Krusta       :Tidak ada
-            Erosi         :Tidak ada
-            Ekskoriasi :Tidak ada
-            Ulkus        :Tidak ada
-            Rhagaden :Tidak ada
-            Parut         :Tidak ada
-            Keloid       :Tidak ada
-            Abces        :Tidak ada
-            Likenifikasi:Tidak ada
-            Guma        :Tidak ada
-            Hiperpigmentasi   :Tidak ada
p.      Lain – lain

11. SISTEM SENSORI
Gejala ( Subyektif )         :

Tanda ( obyektif )           :

12.  SISTEM HEMATOLOGI
Gejala ( Subyektif )
a.       Riwayat kesehatan keluarga ( anemia, perdarahan )
b.      Riwayat kesehatan klien         :
-            Keganasan, kemoterpi      :
-            Menyebabkan leukomia dan mielodisplasia
-            Hepatitis   : menyebabkan anemia
-            Kehamilan : menyebabkan anemia dan sindrome HELLP ( hemolysis elevatif liver enzim and low platelet cont)
-            Trombosis vena : menyebabkan trombopilia
c.       Lain –lain
Tanda ( obyektif )     :
a.      Jenis golongan darah         :
b.      Tanda –tanda infeksi        : tidak ada
c.       Perdarahan                        :
d.      Warna kulit                       :
e.       Dipsnea , nyeri dada, urtustasis
f.       Pica ( pada anemia defisiensi besi ):
g.      Perut terasa penuh, mudah kenyang ( menunjukkan splenomegali ) :
h.      Alkoholik, kekurangan gizi, vegetarian ( pada anemia megaloblastik )
i.        Pruritus ( pada poisitemia dan penyakit HODGKIN)
j.        Sakit kepala dan gangguan neuralogis ( pada trombositopenia )
k.      Glositis
l.        Limpadenopati
m.    Nyeri tulang/tenderness : pada myeloma multiple
n.      Lain – lain :

D.    DATA PENUNJANG
1.             Pemeriksaan laboratorium
Tanggal 29/09/2015
Leukosit                         : 10,29 mg/dl
Eritrosit                          :  3,94 mg/dl
Hb                                  : 11,8 G/DL
Hmt                                : 34,7 %
CT                                  : 3’30’’
BT                                  : 2’30’’

Tgl  30/09/2015
Leukosit                         : 11,60 mg/dl
Eritrosit                          : 3,71 mg/dl
Hb                                  : 11,4 g/dl
Hmt                                : 32,4 %

2.             Pemeriksaan diagnostik
Ro’ Femur dextra  tgl 28 September 2015 : Fraktur Collum Femur Dextra

3.             Terapi Medikasi

No

Nama Obat

Dosis

Indikasi
Tanggal dan waktu
Tgl : 5/10/15
Tgl : 6/10/15
Tgl : 7/10/15
P
S
M
P
S
M
P
S
M
1.
Kalpoxin
3x1g
Antibiotik gr +
2.
Gentamisin
2x80 mg
Antibiotik gr -



3.
Ranitidin
2x1 amp
Mengurangi asam kambung



4.
Torasic
3x30 mg
Mengurangi Nyeri
  
5.
Infus Tutofusin
20 tts/mnt
suplemen






6.
Infus RL
20 tts/mnt
Terapi cairan

















4.  Tanda - Tanda Vital

No

Jenis pemeriksaan
Tanggal dan waktu pemeriksaan
Tgl : 29 /09/15
Tgl : 30 / 09 / 15
Tgl : 1 / 10 / 15
P
S
M
P
S
M
P
S
M
1
Tensi

110/70


120/80


120/70

2
Suhu

36,5ºC


36,6ºC


36,3 º

3
Nadi

84x


84x


88x

4
Pernafasan

20x


20x


22x











II.                ANALISA DATA
No Dx
Data
(Sign & Symtom)
Interprestasi
( Etiologi)
Masalah
(Problem)
1.







2.




3.





4.


5.
S : Klien menyatakan nyeri, P : bertambah saat untuk beraktivitas dan berkurang saat tenang/istirahat, Q : seperti ditusuk, R: Ekstremitas kanan bawah, S: 6 (1-10),T: sewaktu-waktu
O: Hasil pemeriksaan Ro’ tgl 28/9/2015 fraktur collum femur dextra, klien tampak kesakitan

S : Klien mengatakan kaki kanan sakit untuk ber
O: Hasil pemeriksaan Ro’ tgl 28/9/2015 fraktur collum femur dextra, klien tampak kesakitan

S: Klien mengatakan tidak bisa melakukan aktivitas tertentu secara mandiri
O: Klien post op ORIF, Aktivitas makan, minum,mandi,BAB dll dibantu petugas dan keluarga

S:
O: Klien post op ORIF


S: Klien mengatakan sulit dan sakit bila mau melakukan mobilitas seperti duduk di tempat tidur, memiringkan badan dll
O: Klien post op ORIF, Mobilitas klien dibantu keluarga

agen injuri fisik (fraktur)








kerusakan neuromuskuler, tekanan dan disuse




hilangnya kemampuan menjalankan aktivitas.





trauma, imunitas tubuh primer menurun, prosedur invasive

patah tulang





Nyeri akut








Resiko terhadap cidera




Sindrom kurang perawatan diri





.      Resiko infeksi



Kerusakan mobilitas fisik







III. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul:
1.      Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik (fraktur)
2.      Resiko terhadap cidera berhubungan dengan kerusakan neuromuskuler, tekanan dan disuse
3.  Sindrom kurang perawatan diri berhubungan dengan hilangnya kemampuan menjalankan aktivitas.
4.      Resiko infeksi berhubungan dengan trauma, imunitas tubuh primer menurun, prosedur invasive
5.      Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan patah tulang

IV.             RENCANA KEPERAWATAN
No
Diagnosa
Tujuan
Intervensi
1
Nyeri akut b/d agen injuri fisik, fraktur
Setelah dilakukan Asuhan keperawatan 1x24  jam tingkat kenyamanan klien meningkat, tingkat nyeri terkontrol dg KH:
 ·  Klien melaporkan nyeri berkurang dg scala 2-3
 ·  Ekspresi wajah tenang
 ·  klien dapat istirahat dan tidur
 ·  v/s dbn
Manajemen nyeri :
·  Kaji nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi.
· Observasi  reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan.
· Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri klien sebelumnya.
· Kontrol faktor lingkungan yang mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan.
· Kurangi faktor presipitasi nyeri.
· Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologis/non farmakologis).
· Ajarkan teknik non farmakologis (relaksasi, distraksi dll) untuk mengetasi nyeri..
· Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri.
· Evaluasi tindakan pengurang nyeri/kontrol nyeri.
· Kolaborasi dengan dokter bila ada komplain tentang pemberian analgetik tidak berhasil.

Administrasi analgetik :.
· Cek program pemberian analgetik; jenis, dosis, dan frekuensi.
· Cek riwayat alergi.
· Tentukan analgetik pilihan, rute pemberian dan dosis optimal.
· Monitor TTV
· Berikan analgetik tepat waktu terutama saat nyeri muncul.
· Evaluasi efektifitas analgetik, tanda dan gejala efek samping.
2
Resiko terhadap cidera b/d kerusakan neuromuskuler, tekanan dan disuse
Setelah dilakukan askep 1x1 jam terjadi peningkatan Status keselamatan Injuri fisik Dg KH :
 ·   Bebas dari cidera
 ·   Pencegahan Cidera
Memberikan posisi yang nyaman untuk Klien:
· Berikan posisi yang aman untuk pasien dengan meningkatkan obsevasi pasien, beri pengaman tempat tidur
· Periksa sirkulasi periper dan status neurologi
· Menilai ROM pasien
· Menilai integritas kulit pasien.
· Libatkan banyak orang dalam memidahkan pasien, atur posisi
3
Sindrom defisit self care b/d kelemahan, fraktur
Setelah dilakukan akep 3x24 jam kebutuhan ADLs terpenuhi dg KH:
 ·   Pasien dapat

 · Melakukan aktivitas sehari-hari.
 · Kebersihan diri pasien terpenuhi
Bantuan perawatan diri
· Monitor kemampuan pasien terhadap perawatan diri
· Monitor kebutuhan akan personal hygiene, berpakaian, toileting dan makan
· Beri bantuan sampai pasien mempunyai kemapuan untuk merawat diri
· Bantu pasien dalam memenuhi kebutuhannya.
· Anjurkan pasien untuk melakukan aktivitas sehari-hari sesuai kemampuannya
· Pertahankan aktivitas perawatan diri secara rutin
4
Risiko infeksi b/d imunitas tubuh primer menurun, prosedur invasive, fraktur
Setelah dilakukan asuhan keperawatan 2x24 jam tidak terdapat faktor risiko infeksi dan infeksi terdeteksi dg KH:
· Tdk ada tanda-tanda infeksi
· AL normal
·  V/S dbn
Kontrol infeksi :
· Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain.
· Batasi pengunjung bila perlu.
· Intruksikan kepada pengunjung untuk mencuci tangan saat berkunjung dan sesudahnya.
· Gunakan sabun anti miroba untuk mencuci tangan.
· Lakukan cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan keperawatan.
· Gunakan baju dan sarung tangan sebagai alat pelindung.
· Pertahankan lingkungan yang aseptik selama pemasangan alat.
· Lakukan perawatan luka, dainage, dresing infus dan dan kateter setiap hari.
· Tingkatkan intake nutrisi dan cairan
·         berikan antibiotik sesuai program.
· Jelaskan tanda gejala infeksi dan anjurkan u/ segera lapor petugas
· Monitor V/S
Proteksi terhadap infeksi
· Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal.
· Monitor hitung granulosit dan WBC.
· Monitor kerentanan terhadap infeksi..
· Pertahankan teknik aseptik untuk setiap tindakan.
· Inspeksi kulit dan mebran mukosa terhadap kemerahan, panas, drainase.
· Inspeksi kondisi luka, insisi bedah.
· Ambil kultur, dan laporkan bila hasil positip jika perlu
· Dorong istirahat yang cukup.
· Dorong peningkatan mobilitas dan latihan sesuai indikasi

5
Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan patah tulang
Setelah dilakukan askep 2x24 jam terjadi peningkatan Ambulasi :Tingkat mobilisasi, Perawtan diri Dg KH :
· Peningkatan aktivitas fisik
Terapi ambulasi
· Kaji kemampuan pasien dalam melakukan ambulasi
· Kolaborasi dg fisioterapi untuk perencanaan ambulasi
· Latih pasien ROM pasif-aktif sesuai kemampuan
· Ajarkan pasien berpindah tempat secara bertahap
· Evaluasi pasien dalam kemampuan ambulasi

Pendidikan kesehatan
· Edukasi pada pasien dan keluarga pentingnya ambulasi dini
· Edukasi pada pasien dan keluarga tahap ambulasi
· Berikan reinforcement positip atas usaha yang dilakukan pasien.




V.               CATATAN KEPERAWATAN
NO DP
HARI & TANGGAL PUKUL
IMPLEMENTASI
RESPON PASIEN
TANDA TANGAN
1.





2.



3.









3.



4.


5.







3.

1.

4.


5.


1.



3.

4.



3.


1.


4.


1.




4.

3



3.
1.

4.

Selasa, 29 Sept 2015
Jam 14.00

















Jam 16.00













Jam 18.00










Rabo, 30 Sept 2015
Jam 15.30

Jam 16.00





Jam 18.00








Kamis, 1 Okt 2015
Jam 14.30




Jam 16.00


Jam 18.00



·  Mengkaji nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi.
· Mengajarkan teknik non farmakologis (relaksasi, distraksi dll) untuk mengetasi nyeri..

· Memberikan posisi yang aman untuk pasien dengan meningkatkan obsevasi pasien, beri pengaman tempat tidur

· Memonitor kemampuan pasien terhadap perawatan diri
· Memonitor kebutuhan akan personal hygiene, berpakaian, toileting dan makan
· Memberi bantuan sampai pasien mempunyai kemapuan untuk merawat diri
· Membantu dan menyiapkan pasien .
· Menganjurkan pasien untuk melakukan aktivitas sehari-hari sesuai kemampuannya

· Membantu dan menyiapkan pasien untuk mandi



· Memonitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal.
· Memonitor hitung granulosit dan WBC.

· Mengkaji kemampuan pasien dalam melakukan ambulasi
· Melatih pasien ROM pasif-aktif sesuai kemampuan
· Mengevaluasi pasien dalam kemampuan ambulasi
· Memberi edukasi pada pasien dan keluarga pentingnya ambulasi dini



· Membantu klien untuk makan

· Memberikan analgetik inj Torasic 1 amp untuk mengurangi nyeri.

· Memberikan  inj Kalfoxin 1gr untuk mencegah infeksi

· Mengevaluasi pasien dalam kemampuan ambulasi


· Mengkaji nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi.

· Menyiapkan dan membantu klien mandi
· Memonitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal.
· Memonitor hitung granulosit dan WBC.


· Membantu klien untuk makan

· Memberikan analgetik inj Torasic 1 amp untuk mengurangi nyeri.

· Memberikan  inj Kalfoxin 1gr untuk mencegah infeksi



· Mengkaji nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi.

· Memonitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal.

· Menyiapkan dan membantu klien mandi


· Membantu klien untuk makan
· Memberikan analgetik inj Torasic 1 amp untuk mengurangi nyeri.

· Memberikan  inj Kalfoxin 1gr untuk mencegah infeksi
· Klien tampak kesakitan
· Skala nyeri 6




· Klien mengatakan nyeri berkurang









· Klien masih membutuhkan bantuan dalam melakukan perawatan dirinya, seprti berpakaian,mandi,makan dll











Klien tampak segar




· S:36,5ºC, Tidak ada tanda &gejala infeksi
· AL: 10,29 mg/dl

· Pasien masih takut melakukan ambulasi
· Pasien mencoba melakukan ROM menggerakan jari2 kaki

· Pasien dan keluarga memahami pentingnya ambulasi dini




· Makan diit bubur habis 1 porsi

· Inj Torasic 1 amp masuk, tdk ada alergi


· Inj Kalfoxin 1 gr masuk, tdk ada alergi

· Pasien mulai mencoba miring kanan-kiri



· Pasien mengatakan  nyeri berkurang
· Skala nyeri 4




· Klien tampak segar


· S:36,6ºC, Tidak ada tanda &gejala infeksi
· AL: 11,6 mg/dl

· Makan diit bubur habis 1 porsi
· Inj Torasic 1 amp masuk, tdk ada alergi


· Inj Kalfoxin 1 gr masuk, tdk ada alergi





· Pasien mengatakan  nyeri berkurang
· Skala nyeri 3





· S:36,3ºC, Tidak ada tanda &gejala infeksi

· Klien tampak segar






· Makan diit bubur habis 1 porsi

· Inj Torasic 1 amp masuk, tdk ada alergi

· Inj Kalfoxin 1 gr masuk, tdk ada alergi









VI.            CATATAN PERKEMBANGAN
NO DP
HARI TANGGAL PUKUL
RESPON PERKEMBANGAN
TANDA TANGAN
1.




2.



3.



4.




5.




1.



2.




3.




4.




5.





1.




.2.





3..




4.




5.


Selasa, 29 Sept 2015
Jam 21.00




















Rabo, 30 Sept 2015
Jam 21.00






















Kamis, 1 Okt 2015
Jam 21.00




















S: Klien mengatakan nyeri
O: Klien tampak kesakitan, Skala nyeri 6
A: Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan NIC 1 dan NIC 2

S: -
O: Tidak ada tanda-tanda terjadi cidera
A: Masalah teratasi
P : Pertahankan NIC

S: Klien mengatakan kebutuhan hidupnya dibantu keluarga dan petugas
O: Klien tampak segar
A: Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan NIC 1 dan NIC 2

S: -
O: Tidak tampak adanya tanda-tanda infeksi, S:36,5ºC
A: Masalah  teratasi
P : Pertahankan NIC 1 dan NIC 2

S: Klien mengatakan masih takut melakukan ROM
O: Klien mengerti pentinya ROM dan mau mencoba melakukan ROM dengan menggerakkan jari-jari kaki
A: Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan NIC 1 dan NIC 2

S: Klien mengatakan masih nyeri
O: Klien tampak kesakitan, Skala nyeri 4
A: Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan NIC 1 dan NIC 2

S: -
O: Tidak ada tanda-tanda terjadi cidera
A: Masalah teratasi
P : Pertahankan NIC

S: Klien mengatakan kebutuhan hidupnya dibantu keluarga dan petugas
O: Klien tampak segar,
A: Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan NIC 1 dan NIC 2

S: -
O: Tidak tampak adanya tanda-tanda infeksi, S:36,6ºC
A: Masalah  teratasi
P : Pertahankan NIC 1 dan NIC 2


S: Klien mengatakan sudah bisa melakukan ROM
O: Klien mengerti pentinya ROM dan mau mencoba melakukan ROM dengan menggerakkan jari-jari kaki
A: Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan NIC 1 dan NIC 2


S: Klien mengatakan nyeri
O: Klien tampak kesakitan, Skala nyeri 6
A: Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan NIC 1 dan NIC 2

S: -
O: Tidak ada tanda-tanda terjadi cidera
A: Masalah teratasi
P : Pertahankan NIC


S: Klien mengatakan kebutuhan hidupnya dibantu keluarga dan petugas
O: Klien tampak segar,
A: Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan NIC 1 dan NIC 2

S: -
O: Tidak tampak adanya tanda-tanda infeksi, S:36,3ºC
A: Masalah  teratasi
P : Pertahankan NIC 1 dan NIC 2

S: Klien mengatakan sudah bisa melakukan ROM
O: Klien mengerti pentinya ROM dan mau mencoba melakukan ROM dengan menggerakkan jari-jari kaki
A: Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan NIC 1 dan NIC 2



No comments:

Post a Comment