RESUME
PADA Tn D DENGAN DIAGNOSA RETENSI URIN DAN OBSERVASI DYSPNEU DI IGD RSUD BATANG
A. IDENTITAS
IDENTITAS
PASIEN
Nama : Tn D
Usia : 80 Thn
Jenis
kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Tidak bekerja
Suku
/ bangsa : Jawa
Tanggal
Masuk : 28 Agustus 2017 Pukul : 15.10
No
RM : 388639
Diagnosa
Medis : Retensi Urin , Observasi
Dyspneu
IDENTITAS
PENANGGUNG JAWAB
Nama : Tn A
Jenis
kelamin : Laki -
laki
Pekerjaan : Buruh
Hubungan
dengan pasien : Anak
B. KEADAAN
PASIEN SECARA UMUM
-
Pasien mengatakan sesak
nafas dan batuk batuk
-
Pasien tampak tidak
nyaman karena menahan sakit pada perut yang tidak bisa BAK.
C. KELUHAN
UTAMA / ALASAN MASUK RS
Pasien
mengeluh tidak bisa BAK sejak tadi sore. Kurang lebih 7 hari sebelumnya pasien
dipasang DC, dan baru dilepas tadi pagi di puskesmas Warungasem.
D. PENGKAJIAN
PRIMER
a. AIRWAY
Pasien mengalami batuk
b. BREATHING
Pasien mengalami sesak nafas, suara nafas rochi, RR : 32x/menit
Pasien mengalami sesak nafas, suara nafas rochi, RR : 32x/menit
c. CIRCULATION
Td : 140/90 mmHg
Bunyi jantung normal, oedem pada
ektremitas bawah (kaki kanan dan kiri)
d. DISABILITY
Kesadaran Umum : Sadar
Kesadaran : Composmentis
e. EKSPOSURE
/ ENVIRONMENT / EVENT
Tidak ada cidera dileher maupun
tulang belakang.
E. PENGKAJIAN
SEKUNDER
a. Riwayat
Kesehatan Sekarang
Pasien datang ke IGD pada tanggal
21 Agustus 2017 sekitar pukul 15.10 diantar keluarga. Paisen mengeluh tidak
bisa BAK sejak tadi sore. Kurang lebih 7 hari sebelumnya pasien dipasang DC,
dan baru dilepas tadi pagi di puskesmas Warungasem.
Pasien mengatakan sesak nafas.
b. Riwayat
Kesehatan Dahulu
Keluarga mengatakan bahwa pasien merupakan perokok aktif. Kurang lebih 5 hari sebelumnya pasien dipasang DC, dan baru dilepas tadi siang di puskesmas Subah. Namun riwayat gangguan BAK sebelumnya disangkal.
Keluarga mengatakan bahwa pasien merupakan perokok aktif. Kurang lebih 5 hari sebelumnya pasien dipasang DC, dan baru dilepas tadi siang di puskesmas Subah. Namun riwayat gangguan BAK sebelumnya disangkal.
c. Riwayat
Kesehatan Keluarga
Keluarga mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mempunyai darah tinggi, dan penyakit DM
Keluarga mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mempunyai darah tinggi, dan penyakit DM
d. Anamnesa
Singkat (AMPLE : Allergi, Medikasi, Nyeri, Terakhir Kali Makan, Event of Injury
/ Penyebab Injury)
Alergi : pasien tidak memiliki
alergi terhadap obat maupun makanan
Medikasi : tidak ada
Nyeri : nyeri pada abdomen karena
tidak bisa BAK
Terakhir kali makan : terakir kali
makan sore hari dengan porsi setengah
Event of injury : tidak ada
e. Pemeriksaan
Head To Toe
o Kepala
: bentuk mesocepal
o Mata
: konjungtiva pucat
o Thorax
: suara paru ronchi, RR : 32x/menit,
bunyi jantung normal
o Abdomen
:
§ Inspeksi
: abdomen tampak cembung, tidak ada jaringan parut
§ Auskultasi
: bising usus terdengar
§ Perkusi
: pekak
§ Palpasi
: perabaan terasa keras dibagian hipogastrik, distensi vesika urinaria
o Ekstremitas
: oedem pada kaki kanan dan kiri
F. PEMERIKSAAN
PENUNJANG (radiologi, laboratorium, dll)
Tidak
ada
G. TERAPI
MEDIS (obat, cairan infuse, tranfusi, dll)
NO
|
Hari / tanggal
|
Terapi Medis
|
Indikasi
|
1
|
28 Agustus 2017
|
Terapi O2
|
3-4 Liter/menit
|
2
|
28 Agustus 2017
|
Infuse RL
|
20 tpm
|
3
|
28 Agustus 2017
|
ceftriaxon
|
2 x 1 gr
|
4
|
28 Agustus 2017
|
furosemid
|
1 Amp
|
5
|
28 Agustus 2017
|
salbutamol
|
2 x 2 gr
|
6
|
28 Agustus 2017
|
Pemasangan DC
|
|
H. ANALISA
DATA
NO
|
TGL / JAM
|
SYMPTOM
|
ETIOLOGI
|
PROBLEM
|
1
|
28-8-2017
|
DS :
- Pasien
mengeluh tidak bisa BAK sejak tadi sore. Kurang lebih 5 hari sebelumnya
pasien dipasang DC, dan baru dilepas tadi siang di puskesmas Subah
DO
:
- Pasien
tampak tidak nyaman karena menahan sakit pada perut yang tidak bisa BAK.
- Td
: 140/90 mmHg
- Oedem
pada ektremitas bawah (kaki kanan dan kiri)
- Inspeksi
: abdomen tampak cembung, tidak ada jaringan parut
- Auskultasi
abdomen : bising usus terdengar
- Perkusi
abdomen : pekak
- Palpasi
abdomen : perabaan terasa keras dibagian hipogastrik, distensi vesika
urinaria
|
Ketidakmampuan kandung kemih untuk berkontraksi
dengan adekuat, infeksi bladder, gangguan neurology
|
Retensi urine
|
2
|
28-8-2017
|
DS :
- Pasien
mengatakan sesak nafas dan batuk batuk
- Keluarga
mengatakan bahwa pasien merupakan perokok aktif.
DO :
- Pasien
mengalami sesak nafas, suara nafas rochi, RR : 32x/menit
|
Penurunan kemampuan paru
|
Pola nafas tidak efektif ,dyspnea
|
I. DIAGNOSA
KEPERAWATAN DAN PRIORITAS DIAGNOSA
NO
|
TGL/JAM
|
DIAGNOSA
|
PRIORITAS
|
1
|
28 Agustus 2017
|
Retensi urine
berhubungan dengan Ketidakmampuan kandung kemih untuk berkontraksi dengan adekuat, infeksi bladder, gangguan neurology
|
II
|
2
|
28 Agustus 2017
|
Pola nafas tidak efektif ,dyspnea berhubungan dengan Penurunan kemampuan paru
|
I
|
J. RENCANA
KEPERAWATAN
NO DX
|
TGL/JAM
|
TUJUAN & KRITERIA
HASIL
|
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
1
|
28/8/2017
|
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan selama 1x 15 menit pola nafas efektif dengan kriteria
hasil :
1. RR
dalam rentang normal (16-24x/menit)
2. Pasien
tidak sesak nafas
|
1.
Monitor RR
2.
Berikan posisi nyaman yaitu semi fowler
3.
Berikan oksigen melalui kanul
|
1. Untuk
memonitor frekuensi pernafasan
2. Untuk
memudahkan klien bernafas
3. Memaksimalkan pernafasan dan menurunkan kerja nafas
|
2
|
28/8/2017
|
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan selama 1x 15 menit retensi urin dapat diatasi dengan
kriteria hasil :
1. Tidak teraba distensi kandung
kemih
2. Kandung kemih kosong secara
penuh
3. Tidak ada residu 100-200 cc
4. Bebas dari ISK
5. Urine dapat keluar
6. Tidak
ada spasme bladder
|
1. Pasang
kateter
2. Monitor
intake dan output
3. Monitor
penggunaan obat antikolinergik
4. Ajarkan
klien dan keluarga untuk menjaga posisi urine bag
5. Monitor
tanda dan gejala ISK
|
1. Untuk
membantu pengeluaran urin
2. Untuk
mengetahui jumlah cairan yang masuk dan keluar
3. Obat
antikolinergik adalah obat yang mempengaruhi fungsi persarafan. Sel saraf
satu dengan yang lainnya berkomunikasi melalui zat yang disebut sebagai
neurotransmitter. Salah satu neurotransmitter utama di tubuh kita adalah
asetilkolin. Asetilkolin bekerja pada saraf parasimpatis, yakni saraf yang
memiliki efek relaksasi tubuh dan melemaskan otot . obat ini digunakanan
salah satunya pada kelainan pada saluran kencing, seperti radang kantung
kemih, radang saluran kencing;
4. Supaya
tidak terjadi refluks abdomen
5. Untuk
memberikan pengobatan lebih awal dari ISK
|
K. IMPLEMENTASI
DAN EVALUASI
NO DX
|
TGL/JAM
|
IMPLEMENTASI
|
EVALUASI
|
TTD
|
1
|
28-8-2017
|
- Memberikan
oksigen melalui kanul dengan aliran 3-4 L/menit
- Memberikan
posisi semi fowler
|
S :
- klien
mengatakan sesak nafas berkurang
O :
- 02
dengan aliran 3-4L/menit
- Posisi
semifowler
- RR
: 26 x/menit
A :
Masalah belum teratasi
P :
Lanjutkan intrevensi
NIC : memberikan
terapi O2
|
|
2
|
28-8-2017
|
- Memasang
kateter
- Mengajarkan
klien dan keluarga untuk menjaga posisi urine bag
- Memonitor
intake dan output
- Memonitor
penggunaan obat antikolinergik
- Memonitor
tanda dan gejala ISK
|
S :
- Klien
mengatakan sakit perut sedikit berkurang karena urin sudah keluar
- Keluarga
mengatakan sudah paham
O :
- Memasang
kateter
- Klien
tampak lebih nyaman
- Setelah
dipasang DC keluar urine ± 550 cc, kuning jernih.
- Injeksi
ceftriaxon 1gr, injeksi furosemid 1 ampul
A :
Masalah teratasi
P : Pertahankan intervensi
- Memonitor
intake dan output
- Memonitor
tanda dan gejala ISK
|
|
No comments:
Post a Comment